Kisah Satu Desa Nyaris 100 Persen Pilih PKI Saat Pemilu, Terungkap Ini Alasannya
Kenapa semua masyarakat bisa memilih PKI? Apakah mereka mengetahui apa itu PKI? Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut?
Pemilihan Umum tahun 1955 adalah Pemilu pertama di Indonesia. Di era demokrasi liberal, masyarakat tak cuma memilih anggota DPR, tetapi juga anggota konstituante yang bertugas menyusun undang-undang dasar.
Pesertanya pun tak hanya dari partai politik, tapi juga ormas dan perseorangan atau calon independen.
-
Apa itu Pemilu? Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat pemilu adalah suatu proses atau mekanisme demokratis yang digunakan untuk menentukan wakil-wakil rakyat atau pemimpin pemerintahan dengan cara memberikan suara kepada calon-calon yang bersaing.
-
Apa yang dimaksud dengan Pemilu? Pemilu adalah proses pemilihan umum yang dilakukan secara periodik untuk memilih para pemimpin dan wakil rakyat dalam sistem demokrasi.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa saja yang menjadi tugas PPK dalam Pemilu? Tugas PPK dalam pemilu adalah berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022. Dalam penyelenggaraan tahapan Pemilu, PPK bertugas untuk melakukan penerimaan daftar pemilih, melakukan rekapitulasi penghitungan suara, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tahapan Pemilu, dan juga melakukan sosialisasi terkait dengan tahapan-tahapan Pemilu kepada masyarakat di kecamatan.
Dalam Naskah Sumber Arsip Jejak Demokrasi Pemilu 1955 yang diterbitkan ANRI tercatat, Pemilu 1955 diikuti 39 Partai Politik, 23 Organisasi Massa dan 48 calon perorangan.
Partai Komunis Indonesia termasuk di dalamnya. Saat itu PKI belum menjadi partai terlarang. Partai berlambang palu arit ini tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di tanah air.
Hampir 100 Persen Pilih PKI
Ada kisah unik soal pemilihan umum pertama ini. Menjelang Pemilu 1955, para perwira polisi lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) disebar untuk melakukan penelitian ke berbagai daerah. Termasuk Komisaris Polisi Awaloedin Djamin yang dikirim ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka ditugaskan meneliti kondisi masyarakat sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah Pemilu 1955.
Awaloedin menjadikan sebuah desa terpencil sebagai tempat penelitiannya. Kondisi Gunung Kidul saat itu masih memprihatinkan. Kondisinya tandus dan gersang. Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan tidak ada akses untuk kendaraan bermotor.
Karena lokasinya yang terpencil, tak ada satu pun anggota partai politik yang pernah berkunjung apalagi berkampanye di desa itu. Tanda gambar Parpol atau Ormas pun tak pernah terpasang jelang pencoblosan.
"Namun anehnya, saat pemilihan dan suara selesai dihitung, ternyata hampir 100 persen warga desa memilih PKI," kata Awaloedin.
Hal ini ditulis mantan Kapolri tersebut dalam biografinya, Awaloedin Djamin, Pengalaman Perwira Polisi, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan 1955.
Alasan di Balik Pilih PKI
Awaloedin tentu heran. Kenapa semua masyarakat bisa memilih PKI. Dia pun bertanya pada beberapa warga desa. Apakah mereka mengetahui apa itu PKI? Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut? Ternyata mereka juga sama sekali tidak paham.
"Semua mengatakan tidak mengetahui apa itu PKI," bebernya.
Lalu kenapa semua bisa memilih PKI? Ternyata ada seorang mantan lurah yang sangat berpengaruh di desa tersebut. Warga yang bingung soal Pemilu pun bertanya pada pria itu, mana yang dicoblos?
Dijawab mantan lurah bahwa rakyat bebas memilih partai apa saja. Namun warga kembali mendesak, gambar apa yang bakal dicoblos olehnya?
"Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Dan… pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa."
Jadilah semua warga desa mencari lambang palu arit dalam kertas suara, yang ternyata lambang PKI dan mencoblosnya.
Dalam Pemilu 1955, Partai Nasional Indonesia menjadi urutan pertama. PNI mendapat suara 8.434.653 (22,32 persen) dengan perolehan 57 kursi. Disusul Partai Masyumi yang mendapat suara 7.903.886 (20,92 persen) dengan 57 kursi.
Ketiga, Partai Nahdlatul Ulama (NU) mendapat 6.955.141 suara (18,41 persen) dengan perolehan 45 kursi. Lalu Keempat Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendapat 6.179.914 suara (16,36 persen) dengan perolehan 39 kursi.