Misi Rahasia RI Selundupkan Senjata Dalam 2 Kapal Selam Bantu Perjuangan Aljazair
Perang Kemerdekaan Aljazair berkobar dari tahun 1954. Indonesia tidak hanya memberikan dukungan diplomatik. Diam-diam RI juga memberikan dukungan militer.
Perang Kemerdekaan Aljazair berkobar dari tahun 1954. Indonesia tidak hanya memberikan dukungan diplomatik. Diam-diam RI juga memberikan dukungan militer.
Setelah Perang Dunia II usai, negara-negara Asia Afrika berjuang merebut kemerdekaannya. Mereka pun menunjukkan solidaritasnya untuk negara-negara yang belum merdeka. Termasuk untuk Aljazair yang saat itu masih dijajah Prancis.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Presiden Sukarno terang-terangan menunjukkan dukungannya untuk perjuangan rakyat Aljazair. Indonesia berdiri tegak menentang kolonialisme di dunia.
Bung Karno menerima delegasi Front de Liberation Nationale atau Front National Pembebasan Aljazair. Dia mengaku kagum dengan anak-anak muda pemberani yang melawan kolonial Prancis tersebut.
Berkali-kali pula Presiden Sukarno membahas soal perjuangan rakyat Aljazair bersama putranya, Guntur Soekarno. Awalnya Bung Karno tak mau berterus terang soal bantuan apa yang diminta oleh para aktivis kemerdekaan Aljazair.
"Ini top secret kelas A negara. Kamu nggak boleh tahu," kata Bung Karno.
Hal ini dituliskan Guntur dalam buku Bung Karno. Bapakku, Kawanku, Guruku yang terbit tahun 1977.
Bantuan Senjata Dalam Kapal Selam
Baru pada saat Aljazair sudah merdeka tahun 1962, Bung Karno akhirnya mau bercerita soal bantuan dari Indonesia. Bukan uang, tapi kiriman senjata untuk para pejuang.
Guntur yang mendengar hal itu sangat terkejut. Menyelundupkan senjata? Bukankah itu melanggar hukum internasional? Lalu berapa banyak senjata yang dikirim?
Ternyata senjata yang dikirim cukup banyak. "Cukuplah. Lebih kurang dua kapal selam penuh," jawab Bung Karno.
Presiden Sukarno membeberkan saat itu kapal selam pesanan Indonesia yang dipesan guna menghadapi Belanda di Irian Barat, masih belum selesai dikerjakan. Indonesia memesannya dari salah satu negara Blok Timur.
"Setelah selesai, aku beri tugas pertamanya yaitu mengirimkan senjata itu," beber Bung Karno.
Tak Peduli Reaksi Dunia
Bung Karno mengaku tidak takut dengan reaksi dunia jika seandainya ketahuan menyelundupkan senjata ke Aljazair. Menurutnya membantu kemerdekaan suatu Bangsa adalah sebuah kewajiban. Dia pun tak peduli dengan sikap PBB.
"Biar saja geger, aku tidak peduli," tegasnya.
Bung Karno menjelaskan sama seperti Aljazair, Indonesia pun mengalami masa-masa sulit melawan kolonialisme. Karena itu tekadnya sudah bulat membantu mereka.
Delegasi Militer Indonesia Untuk Aljazair
Misi rahasia bantuan militer Indonesia ini juga diungkap oleh Marsekal Madya (Purn) Boediardjo. Perwira Angkatan Udara ini mengungkap pertemuan tersebut digelar di perbatasan Tunisia-Aljazair.
Misi ini dipimpin Kolonel Suwarto. Sementara Boediardjo ikut dalam delegasi tersebut. Hal ini ditulisnya dalam buku biografinya: Siapa Sudi Saya Dongengi yang diterbitkan Sinar Harapan tahun 1995.
"Tujuannya memberikan dukungan konkret kepada Aljazair yang sedang menghadapi revolusi kemerdekaannya," tutur Boediardjo.
Perang Kemerdekaan Aljazair memakan banyak korban jiwa. Lebih dari satu juta warga negara tersebut tewas. Pasukan Legiun Asing Prancis saat itu terkenal ganas.
Delegasi TNI bertemu Kolonel Houari Boumedienne, panglima perang perlawanan Aljazair. Namun Boediardjo tak menceritakan soal pengiriman senjata.
Bertukar Pikiran soal Strategi
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak bertukar pikiran soal strategi. TNI menceritakan strategi mereka saat perang gerilya melawan Belanda.
Kolonel Houari Boumedienne menceritakan strategi perang parit dan terowongan seperti yang dilakukan tentara Vietnam saat mengalahkan Prancis di Dien Bien Phu. Kelak setelah Aljazair merdeka, sang kolonel menjadi presiden.
Boediardjo mengaku sangat menghormati perjuangan rakyat Aljazair. Dukungan misi militer RI menunjukkan kokohnya solidaritas negara-negara Konferensi Asia Afrika.