3 Fakta Warga Blokade Jalan Pakai Kayu Cor di Tangerang, Mengaku Tanah Milik Keluarga
Warga yang membentengi jalan tersebut mengaku sebagai ahli waris, Sidi Dingdik atau H Nisan, mengklaim sebagai pemilik lahan. Lahan tersebut diperkirakan memiliki luas sekitar dua hektare. Berikut fakta di balik blokade jalan yang dilakukan warga:
Rabu (7/4) kemarin, sekelompok warga di Jalan Kemuliaan RW2, Kelurahan Cipondoh, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten melakukan blokade jalan dengan menggunakan kayu papan cor beton. Pemblokiran jalan tersebut merupakan buntut dari upaya pengakuan hak waris pihak keluarga atas tanah di kawasan itu.
Menurut informasi yang dilansir dari Liputan6.com, warga yang membentengi jalan tersebut mengaku sebagai ahli waris, Sidi Dingdik atau H Nisan, mengklaim sebagai pemilik lahan. Lahan tersebut diperkirakan memiliki luas sekitar dua hektare. Berikut fakta di balik blokade jalan yang dilakukan warga:
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
Pihak Pengklaim Mengaku Tak Ada Kesempakatan Jual Beli
©2021 Liputan6/ Merdeka.com
Menurut salah seorang ahli waris bernama Edi, tanah yang dibangun menjadi jalan tersebut merupakan bagian milik keluarganya. Ia menegaskan jika sebelumnya tidak ada kesepakatan jual-beli yang terjadi. Sementara itu, blokade jalan sudah dilakukan sejak Rabu (7/4) pagi dengan memasang sekat papan dan kayu.
"Karena kita sebagai ahli waris tidak memperjualbelikan tanah ini," ujar Edi.
Miliki Dokumen Sah
Edi mengatakan jika pihaknya sebagai ahli waris memiliki dokumen yang sah atas kepemilikan tanah seluas 17.000 meter persegi tersebut.
"Kita punya dokumen yang sah berupa pernyataan dan surat keterangan lainnya. Itu pun kita sudah konfirmasi dengan pihak BPN," katanya lagi.
Pemblokiran jalan yang dilakukan oleh Edi dan anggota keluarga lainnya sudah dilakukan berkali-kali. Pihaknya diketahui sudah mengonfirmasi aksi tersebut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
"Tanggal 30 Juli 2020 itu pemblokadean kedua. Kita sudah konfirmasi ke Pemda, kita tanyakan lagi ke PU, siapa yang ngecor, itu coran pemerintah. Pertanda pemerintah. Tapi PU sendiri bilang tidak tahu alasannya," papar Edi.
Lakukan Mediasi
Edi berharap jika pihak-pihak terkait bisa berupaya melakukan mediasi kepada keluarganya.
"Kita mempertahankan ini. Ya mereka maunya apa, kalo mereka ada itikad baik dengan ahli waris, ya mau enggak mau kita buka dong. Intinya begitu," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Camat dari Cipondoh, Rizal Ridolloh menyampaikan sejumlah upaya yang telah dilakukan pihaknya, termasuk mempertemukan kedua belah pihak yang bersengketa. Ia menyebut, salah satu pihaknya tidak hadir. Ia melanjutkan agar ahli waris menempuh jalur pengadilan, sehingga masalah sengketa tanah tersebut bisa terselesaikan tanpa ada konflik yang berkelanjutan.
“Upaya mempertemukan kedua belah pihak juga sudah kami lakukan. Namun salah satu pihak tidak hadir saat itu, saya sendiri berharap agar tidak terjadi gesekan. Mending ke pengadilan saja," tandasnya.