4 Fakta Warga Cikakak Hampir Setahun Ngungsi Akibat Tanah Bergerak, Pilih Tak Pulang
Sudah hampir satu tahun, sejumlah warga di Kampung Sukawayana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memilih mengungsi akibat bencana pergerakan tanah yang melanda pemukimannya.
Sudah hampir satu tahun, sejumlah warga di Kampung Sukawayana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memilih mengungsi akibat bencana pergerakan tanah yang melanda pemukimannya.
Sebelumnya bencana tersebut terjadi pada bulan Maret 2022 lalu, hingga menyebabkan sejumlah bangunan rusak dan tidak layak untuk ditinggali. Saat ini terdapat setidaknya enam kepala keluarga yang tetap ingin berada di pengungsian, dan tidak ingin kembali ke tempat tinggal sebelumnya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Ada enam kepala keluarga yang memilih mengungsi, baik ke rumah kerabatnya maupun mengontrak.” Kata Ketua RT 02/07, Desa Cikakak Bayu di Sukabumi pada Sabtu, (24/9) lalu, dikutip dari ANTARA.
Alami Trauma
Pergerakan Tanah di Sukabumi ©2021 YouTube Asep Has/Merdeka.com
Diungkapkan Bayu, faktor para penyintas bencana itu tidak ingin kembali ke tempat asal lantaran mengalami trauma. Para warga takut kejadian serupa terulang kembali.
Walaupun demikian, kata dia, kondisi bencana serupa belum terjadi lagi termasuk pasokan air sudah kembali pulih usai diperbaiki.
“Mereka belum berani pulang karena masih trauma dan takut bencana pergeseran tanah masih terjadi di Desa/Kecamatan Cikakak," katanya.
Tempat Tinggal Lama Memprihatinkan
Kemudian, di luar faktor trauma dan takut terulangnya bencana serupa, sejumlah warganya itu memilih bertahan di pengungsian lantaran kondisi rumah mereka memprihatinkan.
Setelah ditinggal hampir satu tahun, rumput-rumput liar memenuhi rumah. Sehingga memperparah kondisi tempat tinggal, yang juga sudah nyaris roboh.
Diakui Bayu, faktor ekonomi turut menjadi pertimbangan beberapa warganya itu tidak kembali pulang. Hal ini membuat mereka tidak memiliki uang untuk memperbaiki tempat tinggalnya secara layak.
Bantuan Tak Kunjung Datang
Terkini, para penyintas bencana alam tersebut juga alami kebingungan lantaran bantuan perbaikan rumah belum datang dari pemerintah setempat.
Untuk menyelesaikan kondisi ini, Bayu pun sudah mengirimkan surat permohonan perbaikan ke instansi terkait.
"Warga yang terdampak masih menunggu realisasi bantuan pasca-bencana pergeseran tanah. Kami pun sudah mengirimkan surat permohonan perbaikan rumah ke instansi terkait," ujarnya.
Membutuhkan Bantuan Perbaikan Rumah
Untuk saat ini, lanjut Bayu, dirinya bersama warga terus berharap ada perhatian dari pemerintah setempat terkait bantuan untuk perbaikan rumah. Karena saat ini kondisi para pengungsi mengalami kesulitan ekonomi.
Dihubungi terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara mengatakan jika pihaknya meminta kepada Pemkab Sukabumi untuk mempercepat proses pencairan biaya tak terduga (BTT) untuk bantuan kepada korban terdampak bencana.
Sebelumnya peristiwa itu terjadi pada tanggal 2 Maret 2022, malam usai terjadi hujan deras. Usai terjadi pergerakan tanah, warga langsung mengungsi ke rumah kerabat mereka yang aman, sehingga kondisi kampung sepi layaknya desa mati.