5 Fakta Ribuan Ekor Ikan yang Mati Mendadak di Waduk Jatiluhur, Bukan Kali Pertama
Ribuan ekor ikan yang dibudidayakan di Waduk Jatiluhur, mengalami kematian massal pada Minggu (31/01) lalu. Aroma bangkai ikan mulai mengganggu aktivitas warga. Akibatnya, para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Ribuan ekor ikan yang dibudidayakan di Waduk Jatiluhur, mengalami kematian massal pada Minggu (31/01) lalu. Aroma bangkai ikan mulai mengganggu aktivitas warga. Akibatnya, para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Seperti yang terlihat di video yang diunggah di Kanal Youtube Muhammad Nandri, para petani berbondong-bondong memisahkan ikan mati dari waduk. Ikan yang dikumpulkan itu, lalu dipindahkan ke tempat penampungan.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Apa yang ditawarkan oleh Giri Tirta Kahuripan di Purwakarta? Giri Tirta Kahuripan adalah sebuah resort yang terkenal dengan kolam renang skypool-nya yang menawarkan pemandangan alam Purwakarta dari ketinggian. Resort ini juga menyediakan berbagai wahana permainan seperti water slide, futsal, flying fox, kendaraan ATV, agrowisata manggis, dan sepeda air.
-
Dimana letak Purwakarta? Terletak di jantung Provinsi Jawa Barat, wilayah ini tidak hanya dikenal dengan keindahan budaya Sunda, tetapi juga peradaban masa lampau dan masa kininya.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
Kematian puluhan ton ikan tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, di tahun 2006 dan 2017, para petani juga pernah merugi karena peristiwa serupa. Berikut sederet fakta kematian ribuan ikan di Waduk Jatiluhur:
Sudah Terjadi Sepekan Terakhir
©2021 Kanal Youtube Muhamad Nandri/editorial Merdeka.com
Seperti dilaporkan dalam kanal Youtube tersebut, ikan yang mati hingga 80,5 ton. Menurut Edo Junaedi, petani ikan di Jatiluhur, kematian puluhan ton ikan tersebut sudah terjadi selama sepekan terakhir.
Saat ini ia bersama petani lainnya berusaha memanen dini bangkai ikan tersebut. Ikan yang sudang mati dipindahkan ke tempat lain agar tak mengganggu ekosistem di waduk.
“Kejadian ini sudah berlangsung sekitar lima hari yang lalu lah, rata-rata yang mati atau mabuk di sini adalah ikan mas dan ikan mujair. Di luar itu seperti ikan jambal dan ikan patin masih cukup kuat untuk dibudidayakan,” terang Edo, Senin (01/02).
Akibat Cuaca Buruk
©2021 Kanal Youtube Muhamad Nandri/editorial Merdeka.com
Edo mengatakan penyebab utama matinya ribuan ikan milik para petambak ialah cuaca buruk beberapa hari terakhir di wilayah tersebut. Menurutnya, cuaca mendung memengaruhi oksigen di air, sehingga ikan ikan akan mabuk dan mati.
“Memang empat atau lima hari ini cuacanya tidak bagus, mendung dan tidak ada matahari jadi tidak ada oksigen sampai tidak terhitung ikan yang mati di sini berapa. Kalau ada panas dia akan bagus lagi,” imbunya.
Bukan Kali Pertama Terjadi
©2021 Kanal Youtube Muhamad Nandri/editorial Merdeka.com
Seperti dikutip dari Liputan6.com, kematian ikan di tambak para petani Waduk Jatiluhur bukan kali pertama ini terjadi. Sebelumnya, pada bulan Desember tahun 2017 lalu, ratusan ton ikan juga dikabarkan mati mendadak akibat cuaca ekstrem.
Adi, salah satu petani menjelaskan kematian ikan saat itu diakibatkan oleh cuaca yang memengaruhi endapan lumpur di waduk. Menurutnya, endapan tersebut akan menjadi racun yang menyerang kehidupan ikan.
"Ini diakibatkan endapan lumpur dan pakan menjadi racun dan membuat ikan kekurangan oksigen, sehingga ikan mabuk dan mati massal," terangnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, pada tahun 2006 kejadian serupa juga pernah terjadi. Saat itu, 3.500 ton ikan siap panen jenis mas dan nila siap panen mati mendadak.
Ketika itu, ikan-ikan milik ratusan petani tersebut mati akibat umbalan atau arus balik, dan menyebabkan suhu air turun di atas rata-rata. Akibatnya petani mengalami kerugian hingga Rp3,5 miliar.
Perlu Penataan Pola Tanam Ikan
©2021 Kanal Youtube Muhamad Nandri/editorial Merdeka.com
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengungkapkan jika perlu dilakukan penataan pola tanam ikan baru di area keramba Waduk Jatiluhur.
Menurutnya, pola tersebut harus terstruktur dengan tidak jalan sendiri-sendiri, termasuk konsep pengelolaan penyakit yang diberikan.
“Jadi polanya seperti menanam padi, semua terkelola ada garis instruksinya, tidak jalan sendiri-sendiri, termasuk pencegahan penyakit, Itu bisa dilakukan untuk mengatasi matinya ribuan ekor ikan di Waduk Jatiluhur" ujar mantan Bupati Purwakarta ke-8 tersebut Selasa, 02/02, seperti dilansir dari Antara.
Pakan Ikan Jadi Salah Satu Penyebab Kematian
©2021 Kanal Youtube Muhamad Nandri/editorial Merdeka.com
Lebih lanjut, menurut Dedi, pakan ikan menjadi salah satu penyebab kematian yang didukung cuaca buruk. Ia mengungkapkan, terdapat gas beracun dari sisa pakan yang mengendap di dasar waduk.
Sisa pakan ikan tersebut berubah menjadi gas beracun, seiring curah hujan tinggi. Kemudian arus air dari bawah bergerak ke atas yang selanjutnya mencemari ikan ikan yang hidup.
“Setelah di atas, gas tersebut kemudian dihirup ikan. Lalu ikannya mati," tambahnya.