Apa Itu Turbulensi pada Pesawat? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Turbulensi pada pesawat adalah fenomena yang sering terjadi dan bisa dirasakan sebagai guncangan atau getaran yang tidak teratur saat penerbangan.
Turbulensi pada pesawat adalah gangguan udara yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terutama pola cuaca yang tidak stabil.
Apa Itu Turbulensi pada Pesawat? Berikut Penjelasan Lengkapnya
Setiap orang yang pernah naik pesawat pasti mempunyai cerita mengenai pengalamannya di udara, termasuk momen-momen menegangkan. Salah satu yang mungkin menjadi momen mendebarkan sekaligus mengerikan adalah saat pesawat mengalami turbulensi.
Apa itu turbulensi pada pesawat?
Dalam perjalanan udara, turbulensi adalah suatu hal yang pasti dan merupakan sumber dari rasa cemas bagi semua penumpang.
Oleh karena itu, memahami lebih dalam tentang apa itu turbulensi pada pesawat dapat membuat perjalanan udara lebih nyaman dan dapat membantu menenangkan kegelisahan para penumpang.
-
Apa penyebab utama terjadinya turbulensi di udara? Mengutip The Guardian & Reuters, Rabu (22/5), turbulensi umumnya disebabkan oleh pertemuan udara dengan temperatur, tekanan, atau kecepatan yang berbeda, di mana pola angin yang berbeda bertabrakan.
-
Bagaimana penumpang pesawat bisa terluka saat turbulensi? Ilham menjelaskan bahwa saat turbulensi, banyak benda bisa menjadi terlempar ke udara, seperti alat-alat makan yang dibawa oleh awak kabin. Benda-benda tersebut bisa mengenai penumpang dan awak kabin sehingga menimbulkan luka.
-
Kapan turbulensi bisa terjadi? Ia menegaskan turbulensi bisa terjadi kapan saja dan secara tiba-tiba, meskipun pesawat sedang tidak melewati awan.
-
Apa itu turbulensi yang terjadi di pesawat Singapore Airlines SQ321? Turbulensi yang terjadi pada pesawat Singapore Airlines SQ321 dalam penerbangan dari London menuju Singapura menjadi turbulensi hebat.
-
Bagaimana krisis iklim memengaruhi turbulensi di pesawat? Penelitian menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi akibat krisis iklim menyebabkan peningkatan turbulensi signifikan di seluruh penerbangan transatlantik. Antara 1979 dan 2020, insiden turbulensi parah meningkat sebesar 55% karena perubahan kecepatan angin di ketinggian.
-
Mengapa turbulensi udara jernih sulit diprediksi? Aliran udara bisa berubah cepat, dan prakiraan hanya bisa menunjukkan kemungkinannya.
Apa itu turbulensi?
Turbulensi pada pesawat adalah fenomena yang sering terjadi dan bisa dirasakan sebagai guncangan atau getaran yang tidak teratur saat penerbangan. Ini terjadi karena perubahan mendadak dalam aliran udara yang mengelilingi pesawat.
Turbulensi sendiri dapat dirasakan sebagai guncangan pada tubuh pesawat dan bisa memicu penumpang terluka hingga korban jiwa. Dampaknya juga bisa mencakup kerusakan pesawat hingga kecelakaan fatal.
Apa yang menyebabkan turbulensi pada pesawat?
Turbulensi pada pesawat adalah gangguan udara yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, terutama pola cuaca yang tidak stabil yang memicu badai.
Partikel air yang dihasilkan dari badai dapat terdeteksi oleh radar cuaca. Ada beberapa penyebab utama turbulensi pada pesawat:
merdeka.com
- Tekanan Atmosfer: Perubahan tekanan atmosfer dapat menyebabkan perubahan aliran udara di sekitar pesawat. Ketidakstabilan ini bisa mengakibatkan turbulensi.
- Wilayah Pegunungan (Gelombang Gunung): Ketika pesawat melintasi wilayah pegunungan, aliran udara bisa terganggu oleh topografi permukaan bumi yang tidak rata. Ini dapat menyebabkan turbulensi.
- Front Cuaca Dingin atau Hangat: Pertemuan antara massa udara dingin dan hangat seringkali menciptakan turbulensi. Front cuaca ini bisa terjadi di berbagai ketinggian dan lokasi.
- Badai dan Petir: Badai menghasilkan turbulensi yang kuat karena perubahan mendadak dalam aliran udara. Petir juga dapat memicu turbulensi.
- Aliran Jet (Udara yang Tidak Teratur yang Diasosiasikan dengan Aliran Jet): Ketika pesawat berada di dekat aliran jet, perubahan kecepatan dan arah angin dapat menyebabkan turbulensi.
Seberapa Sering Pesawat Mengalami Turbulensi?
Berdasarkan catatan dari Aminarno Budi Pradana, seorang dosen di salah satu sekolah penerbangan di Indonesia, turbulensi termasuk kejadian yang paling sering dialami oleh para penerbang. Faktor meteorologi, termasuk turbulensi, menyumbang sekitar 74,2% dari total keseluruhan faktor yang memengaruhi penerbangan.
Meskipun turbulensi sering terjadi, kecelakaan fatal akibat turbulensi sangat jarang terjadi. Insiden terakhir yang tercatat dalam database Cirium Ascend terjadi pada tahun 1997 dengan pesawat United Airlines Boeing 747.
Tingkat turbulensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan intensitas kekuatannya:
- Turbulensi Ringan: Perubahan ketinggian atau posisi pesawat yang sedikit tidak menentu.
- Turbulensi Sedang: Perubahan ketinggian, tetapi pesawat tetap berada dalam kendali penerbang sepanjang waktu.
- Turbulensi Hebat: Perubahan ketinggian yang cukup besar dan tiba-tiba, diiringi pesawat yang mungkin lepas kendali untuk sementara waktu.
- Turbulensi Sangat Hebat: Dapat menyebabkan pesawat tidak bisa dikendalikan dan mengakibatkan kerusakan fatal pada struktur pesawat terbang.
Turbulensi adalah Normal
Ya, turbulensi adalah situasi normal dalam penerbangan. Meskipun terasa menakutkan, pesawat komersial modern dirancang untuk menahan gaya yang jauh lebih besar daripada yang dialami selama penerbangan.
Pilot biasanya akan mengetahui kapan mereka akan mengalami turbulensi berdasarkan laporan cuaca dan radar. Mereka mengirimkan radio ke kontrol lalu lintas udara dan pilot yang sedang terbang dengan rute serupa ketika mereka menghadapi udara berombak. Kemudian pilot akan merespons dengan memperingatkan penumpang dan memperlambat pesawat hingga “kecepatan penetrasi turbulensi”, sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan pada pesawat.
Jadi, meski turbulensi bisa terasa tidak nyaman, dengan perencanaan yang baik dan tanggapan cepat dari pilot, risiko yang terkait dengan turbulensi dapat diminimalisir.
Apa yang Harus Dilakukan Penumpang?
Ketika pesawat mengalami turbulensi, penumpang disarankan untuk mengikuti langkah-langkah berikut untuk memastikan keselamatan mereka:
- Tetap Tenang: Usahakan untuk tidak panik dan tetap tenang selama turbulensi terjadi.
- Dengarkan Arahan Awak Pesawat: Mendengarkan arahan yang akan diberikan oleh pihak awak pesawat dan tidak melakukan tindakan yang gegabah.
- Kencangkan Sabuk Pengaman: Memakai sabuk pengaman yang dipasang dengan benar dan nyaman. Pastikan bahwa sabuk pengaman terpasang sepanjang waktu, terutama ketika tanda sabuk pengaman menyala.
- Jangan Berdiri atau Berjalan: Jika Anda sedang berdiri, segera duduk di kursi terdekat. Hindari berjalan atau menggunakan toilet selama turbulensi karena hal tersebut juga dapat menyebabkan cedera.
- Ikuti Teknik Pernapasan: Mengambil napas dalam-dalam dengan metode pernapasan 4-4-8, yaitu 4 detik mengambil nafas, 4 detik menahannya, dan 8 detik mengembuskannya keluar. Ini dapat membantu menenangkan diri.
- Pilot dan awak kabin dilatih untuk menangani situasi turbulensi dan akan memberikan instruksi yang perlu diikuti. Selalu perhatikan pengumuman dan instruksi dari awak kabin untuk keselamatan bersama.
Keselamatan dan Pentingnya Sabuk Pengaman
Dampak turbulensi ringan dan sedang umumnya tidak berbahaya dan masih bisa dikendalikan oleh penerbang. Kendati demikian, turbulensi hebat atau severe turbulence bisa mengakibatkan penerbang kehilangan kendali pesawat sesaat.
Tidak hanya itu, insiden turbulensi ekstrem juga bisa mengakibatkan kerusakan fatal pada struktur pesawat terbang. Itulah mengapa pesawat yang baru saja mengalami turbulensi hebat harus diperiksa kondisinya saat mendarat.
Selalu penting bagi penumpang untuk menggunakan sabuk pengaman saat menghadapi turbulensi agar terhindar dari cedera.