Cara Unik Petani Pangandaran Usir Hama di Sawah, Gunakan Topeng Hewan Buas
Kesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah.
Kesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah.
Cara Unik Petani Pangandaran Usir Hama di Sawah, Gunakan Topeng Hewan Buas
Ketukan angklung dan kendang bambu tradisional jadi pengiring Badud. Di daerah asalanya Kabupaten Pangandaran, kesenian Sunda ini menggambarkan cara petani untuk mengusir hama di sawah. Uniknya, para pelakon menggunakan topeng hewan buas sembari menari mengikuti irama musik.
-
Apa saja jenis pantun bahasa Sunda? Pantun merupakan sebuah karya sastra lama yang terikat oleh aturan jumlah bait, baris dan rima akhir. Di Indonesia sendiri, pantun cukup beragam. Terutama dalam hal bahasa. Hal ini karena disesuaikan dengan daerah masing-masing. Salah satunya adalah pantun bahasa Sunda.
-
Apa isi pesan yang disampaikan dalam sisindiran Sunda "Aya roda na tanjakan Katinggang ku pangpung jengkol Aya randa gogoakan Katinggang ku pohpor banpol."? "Aya roda na tanjakanKatinggang ku pangpung jengkolAya randa gogoakanKatinggang ku pohpor banpol." Sisindiran Sunda ini menggambarkan sebuah nasihat. Seseorang yang sedang dalam kesulitan, atau melewati masa-masa sulit, pasti akan melewati fase tersebut dan mendapatkan kebahagiaan di kemudian hari, seperti halnya roda yang bisa menanjak meskipun terhalang oleh batu.
-
Kapan makam Ki Pandanaran dipindah? Konon sebelum dipindah ke daerah Mugas, makam Ki Pandanaran berada di Bergota. Makam itu kemudian dipindah sekitar tahun 1980.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
Pertunjukan Badud
Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kamis (19/10), Badud merupakan kesenian teater rakyat tradisional.
Ini karena adanya unsur musikal, memakai kostum hewan-hewan buas dan menirukan gerakannya saat berada di ladang.
Kesenian Badud berhasil dilestarikan oleh warga di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
Menggunakan kostum hewan buas untuk usir hama
Penggunaan kostum hewan buas dalam pertunjukan Badud dilakukan untuk melakukan pengusiran terhadap hama.
Kostum hewan yang digunakan menggambarkan peran hewan-hewan yang biasa berinteraksi dengan tumbuhan yang ditanam petani.
Beberapa hewan tadi di antaranya harimau yang berfungsi sebagai pelindung dan raja hutan. Celeng dan monyet, pemakan buah dan sayur petani. Serta hewan-hewan lainnya.
Harimau mengusir celeng dan monyet
Menurut salah satu pelaku seni Badud, Haji Adwid di Pangandaran. Hewan-hewan yang ditampilkan di kesenian tersebut merupakan hewan yang biasanya menjadi perusak pertanian.
Sedangkan harimau, justru menjadi penolong, karena ketika harimau muncul, kawanan monyet dan celeng atau babi hutan tak berani menyentuh padi.
“Dulunya banyak sekali hama di sawah, ada celeng, ada monyet dan perusak lainnya. Sedangkan adanya macan yang biasa disebut raja hutan. Setelah dibantu leluhur, macan itu akan mengusir hama-hama tadi,” katanya, mengutip YouTube Andi Sukmayandi.
Hiburan para petani
Seni Badud sebelumnya muncul atas inisiatif dari para petani di Pangandaran yakni Aki Ardasim dan keturunannya Aki Ajot di tahun 1800-an.
Mereka memainkan ini untuk mengusir lelah, lantaran menunggu sawah di hutan agar tak diserang hama.
Lama kelamaan, kesenian ini terus dikembangkan melalui penambahan angklung agar lebih harmonis.
Seni Badud di era sekarang
Untuk saat ini seni Badud masih dipertahankan oleh para pegiat seni di Pangandaran, khususnya Desa Margacinta.
Fungsinya kini bertambah sebagai media hiburan di musim panen oleh para petani setempat.
Pementasan biasanya digelar sembari mengiringi pemilik sawah mengantarkan padi ke Leuit atau rumah penyimpanan tani tradisional.
Sepanjang pengangkutan berlangsung, kesenian ini tidak berhenti ditabuh. Bahkan, pemain yang memakai kostum hewan tak jarang kesurupan. Untuk itu di sana turut dilibatkan tokoh agama.
Upaya pelestarian
Sayangnya kesenian Badud sempat hampir punah di paruh tahun 2013, karena warga mulai menggesernya dengan kesenian modern.
Agar bisa tetap lestari, warga Margacinta mulai berinisiatif menghidupkannya lagi dengan mendirikan padepokan bernama Padepokan Seni Badud Rukun Sawargi. Penamaan ini terkait dari asal-usul nama Badud yakni Budaya Asli Urang Deukeut Jeung Dulur.
Kesenian Badud juga sudah mulai dijadikan sebagai ekstrakurikuler dari sekolah-sekolah yang ada di Margacinta.