Cerita Kampung yang Mulai Tenggelam di Jakarta Barat, Dulunya Asri dan Jadi Tempat Bermain Anak
Dulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Dulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Cerita Kampung yang Mulai Tenggelam di Jakarta Barat, Dulunya Asri dan Jadi Tempat Bermain
Anak
Genangan air terlihat memenuhi kawasan permukiman di Kampung Teko, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Kota Jakarta Barat. Kampung ini disebut jadi salah satu daerah yang hampir tenggelam di wilayah Jakarta.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Siapa yang dimakamkan di kampung Tegalsari? Sebagai sesepuh kampung Tegalsari, jenazah Eyang Kudo Kardono dimakamkan di sini.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana Desa Kemudo terletak? Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berbagi inspirasi. Wilayah tersebut telah berhasil memupuk perekonomian warganya melalui pengolahan limbah industri yang berdiri di sana.
-
Di mana letak Kampung Gandekan? Kampung Gandekan merupakan salah satu wilayah kelurahan yang berada di Kota Solo.
-
Di mana Desa Pelemwatu terletak? Desa Pelemwatu di Kabupaten Gresik, Jawa Timur berhasil mengubah kesan tertinggal menjadi desa mandiri.
Dulunya rumah-rumah warga berada di atas daratan, dengan kondisi lingkungan yang asri dan jadi tempat bermain bagi anak-anak.
Semenjak digenangi air, kampung ini berubah nama menjadi kampung apung di mana sebagian besar penduduknya mendiami bangunan di atas area perairan. Berikut kisah selengkapnya.
Ketinggian air dari daratan awal mencapai 3 meter
Mengutip YouTube Walking Daily, warga setempat menuturkan jika masyarakat di kampung apung ini kerap bersinggungan dengan banjir.
Tinggal di wilayah perairan membuat mereka harus siap siaga melawan banjir, terutama saat memasuki musim penghujan.
Air yang menggenang sendiri saat ini sudah mencapai tiga meter dari daratan asli, dan warga hanya mengandalkan mobilitas dari jembatan yang dibangun membentang di atas air tersebut.
Dulunya merupakan daerah permakaman
Sebelum digenangi air, sebagian wilayah Kampung Teko merupakan area pemakaman. Di sana terdapat banyak kuburan warga yang akhirnya terendam.
Seperti terlihat di lokasi, air tampak hijau dan dalam kondisi yang tenang. Ini menunjukkan kedalaman air yang tinggi.
“Ya ini kan dulunya perkampungan, sebelah sananya kuburan,” kata salah satu warga setempat, Ji’I di kanal YouTube tersebut.
Sempat jadi daerah yang indah
Di tahun 1980-an, kampung ini dikenal indah. Banyak pepohonan yang ditanam di sini mulai dari nangka, mangga sampai pohon rambutan. Di kampung itu juga dulunya terdapat empang untuk bermain anak-anak dan lapangan sepak bola.
Bahkan dahulu kampung ini terbilang maju karena pernah memiliki sebuah bioskop sebagai hiburan masyarakat.
Namun setelah tahun 1988 sampai 1990-an akhir, jika dilanda banjir kampung itu tidak langsung surut hingga berbulan-bulan.
- Kisah Gedung Kesenian Jakarta, Bergaya Romawi dan Jadi Tempat Hiburan Orang Belanda di Masanya
- Potret Adiba Khanza Jelang Pernikahan dengan Eggy Maulana, Cantik Banget di Momen Siraman dan Pengajian
- Masih Muda Dibawa ke Jakarta sama Jenderal Kopassus, Kini Perwira TNI & Anaknya Lulusan Akmil
- Hidup jadi Gelandangan di Ibu Kota dan Pernah Kerja PRT, Kini Sosoknya Terkenal di Indonesia Dipanggilnya Sahabat Anak
Penyerobotan daerah resapan air
Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan.
Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
“Di sini indah bener waktu keringnya dulu, di sebelah sana kan ada kuburan, dekat jembatan,” katanya lagi.
Tak ingin meninggalkan lokasi
Masyarakat di kampung apung disebut tak ingin meninggalkan daerah tersebut karena merupakan tanah kelahiran. Selain itu, alasan lainnya adalah daerah tersebut merupakan tempat mencari nafkah sehingga sulit jika harus pindah ke tempat baru.
Beberapa langkah yang sudah dilakukan di antaranya melakukan penyedotan air untuk dibuang ke sungai, lalu peninggian daratan menggunakan sistem uruk berangkal sampai membuat jembatan.
Ji’I berharap pemerintah menaruh perhatian akan kondisi masyarakat di sini, sehingga air yang menggenang tidak semakin dalam.