Dampak Longsor Sukabumi, Madrasah Rusak Berat dan Satu Keluarga Terpaksa Mengungsi
Berdasarkan pantauan di lokasi, bencana tersebut turut menyebabkan sejumlah kerusakan, salah satunya menimpa bangunan madrasah warga di Kampung Kadupugur, Sukabumi. Selain itu, satu keluarga di Kampung Cimalaka juga terpaksa harus mengungsi lantaran kondisi tanah tebing di sekitar tempat tinggal dikhawatirkan bergerak.
Hujan deras dengan durasi yang cukup lama menimbulkan dampak tanah longsor di sejumlah wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (4/11/2021) kemarin.
Berdasarkan pantauan di lokasi, bencana tersebut turut menyebabkan sejumlah kerusakan, salah satunya menimpa bangunan madrasah warga di Kampung Kadupugur, Sukabumi.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Mengapa serangan harimau di Sukabumi menjadi sorotan media asing? Kasus penyerangan harimau terhadap manusia sendiri kala itu sampai mendapat sorotan koran asing milik Belanda, karena seringkali brutal dan korbannya sulit tertolong.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kenapa Curug Cimarinjung di Sukabumi terkenal? Memotret diri dengan keindahan ngarai dan air terjun akan membuat hasil foto pengunjung semakin istimewa.
Selain itu, satu keluarga di Kampung Cimalaka juga terpaksa harus mengungsi lantaran kondisi tanah tebing di sekitar tempat tinggalnya dikhawatirkan bergerak dan menimbulkan longsor yang menyebabkan korban jiwa. Melansir dari ANTARA, berikut informasinya.
Rusak Tiga Ruang Kelas
©2015 Merdeka.com
Saat dihubungi wartawan, Staf Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi, Ariel Solehudin mengatakan jika Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Wailatul Huda yang terkena longsoran kondisinya memprihatinkan.
Pria yang karib disapa Iding itu menjelaskan jika runtuhan tanah tersebut menyebabkan tiga ruang kelas mengalami kerusakan hingga tak bisa digunakan.
"Bencana yang terjadi di RT 02 RW 01, Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun tiga ruang kelas MDTA Wailatul Huda mengalami rusak parah diterjang material longsoran," terang Iding.
Tanah Bercampur Batu Terjang Bagian Dinding Kelas
Berdasarkan kronologi yang diterima oleh Iding, bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis petang itu diduga dipicu hujan deras yang mengguyur daerah tersebut hingga mengakibatkan tebing tanah di atas madrasah labil.
Kondisi itu menyebabkan material tanah bercampur batu dan lumpur langsung bergeser dan menghantam bagian dinding di tiga ruang kelas MDTA Wailatul Huda.
Sebelumnya, kondisi itu sempat diawali suara gemuruh seperti ledakan yang didengar oleh pengelola madrasa dan langsung menuju lokasi kejadian dan melaporkannya kepada petugas pemerintahan desa setempat dan tidak lama unsur Muspika Cicantayan serta petugas gabungan tiba di lokasi kejadian.
"Saat kejadian ruang kelas tersebut sedang tidak digunakan sehingga tidak ada korban pada peristiwa ini. Hingga malam, personel PMI masih berada di lokasi untuk bersiaga antisipasi terjadinya longsor susulan," tambah Iding.
Satu Keluarga di Kampung Cimalaka Mengungsi
Selain itu, bencana longsor juga melanda di Kampung Cimalaka, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman, bencana ini membuat satu keluarga di sana terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya karena tebing di sekitar kediaman bergeser.
"Bencana tanah longsor ini di RT 11/02, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, sebenarnya belum menimbulkan kerusakan, namun penghuni rumah khawatir longsoran tanah meluas dan rumahnya ikut terbawa sehingga bisa mengancam keselamatannya," terang Dandi.
Tebing Rawan Longsor Berada di Kawasan Pemukiman
Dandi mengungkapkan, dari keterangan tim penanggulangan bencana, tebing tanah yang longsor ini di atasnya berdiri beberapa pemukiman warga. Sehingga saat dihantam curah hujan dengan durasi yang cukup lama bagian tanah di pondasi kian terkikis.
Keadaan tersebut membuat warga lain ikut memperingatkan penghuninya agar mengungsi karena posisi rumah sudah berada di ujung tebing yang khawatir terbawa longsor dan menimbulkan korban jiwa.
Menurut Dandi, meskipun baru satu rumah terancam bencana tanah longsor, pihaknya tetap mengingatkan warga agar selalu waspada dan lebih baik mengungsi ke lokasi yang lebih aman, sebab kondisi tanah semakin labil akibat terus diguyur hujan.
Termasuk Kawasan Rawan Longsor
Dandi menambahkan jika wilayah yang ia evakuasi masuk dalam peta daerah rawan longsor, sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan unsur Muspika Simpenan untuk melakukan berbagai antisipasi.
Kendati demikian, bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun penduduk yang meninggalkan rumahnya itu harus mengalami kerugian yang tidak sedikit.
"Tidak ada korban jiwa pada kejadian bencana alam tanah longsor ini, namun pemilik rumah merugi sekitar Rp200 juta karena harus meninggalkan huniannya tersebut mengantisipasi terjadinya longsor susulan," ujarnya.