Bergaya Kuno, Ini Kisah Gereja Kristen Indramayu yang Usianya Sudah Ratusan Tahun
Gereja ini jadi saksi perkembangan agama Kristen di Indramayu.
Gereja ini jadi saksi perkembangan agama Kristen di Indramayu.
Bergaya Kuno, Ini Kisah Gereja Kristen Indramayu yang Usianya Sudah Ratusan Tahun
Penyebaran agama Kristen di Indonesia tak bisa dilepaskan dari bangsa Eropa dan Tionghoa di masa silam.
Agar kebaikannya bisa dirasakan semua umat, rumah ibadah gereja banyak dibangun sejak 1800-an, salah satunya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
-
Apa yang membuat Sate Gecek khas Indramayu unik? Sate gecek ini memang tidak biasa, lantaran tidak menggunakan bumbu kacang seperti kebanyakan menu serupa. Bentuknya juga tidak umum, lantaran tipis-tipis dengan cita rasa rempah yang autentik.
-
Apa yang unik tentang hutan mangga di Indramayu? Ada berbagai hal unik yang bisa ditemui di hutan mangga Indramayu, salah satunya pohon mangga purba raksasa.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar Pranowo? "Ada bajak laut," kata nelayan.Berdasarkan pengakuannya, nelayan itu menyetor mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta setiap minggunya. "Orang biasa seperti saya, cuma baik keamanannya kalau ada masalah," ujar nelayan.
-
Apa yang unik dari gereja yang ditemukan? Bangunan batu sepanjang 30 meter ini memiliki denah lantai yang sebelumnya tidak pernah diketahui.
-
Apa yang menjadi ciri khas perahu nelayan Indramayu? Perahu buatan nelayan Indramayu dikenal tangguh dan kokoh.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui saat di Indramayu? Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mendengarkan pengakuan mengejutkan saat berdialog dengan dari nelayan Indramayu.
Merujuk laman gkiswjabar.org, bangunan bernama GKI Cimanuk ini berdiri pada 13 Desember 1858, di Jalan Cimanuk, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Indramayu. Walau berusia 165 tahun, kondisi bangunan gereja masih tampak kokoh.
Desain khas Eropa abad pertengahan tampak jelas, mulai dari lengkungan pintu masuk sampai dinding depan yang menjulang tinggi. Secara keseluruhan, kesan kuno dari bangunan gereja ini benar-benar terasa.
Sejarah GKI Indramayu
Adalah inisiatif dari Ang Boen Swie yang merupakan keluarga Tionghoa pertama di Indramayu yang dibaptis oleh Pendeta J.A.W Krol dari Gereja Protestan (Belanda) di Cirebon, untuk menjadikan rumahnya sebagai titik awal lahirnya rumah ibadah bagi kalangan Kristen Protestan di sana.
Ketika itu ia dibaptis diikuti oleh warga Tionghoa lainnya, yakni Lauw Pang, Sam Yan beserta istrinya, Hong Lieng dan Tji Tek. Saat itu J.A.W Krol didatangkan dari Cirebon lantaran jaraknya yang terbilang dekat.
Setelah mereka sah, rumah Ang Boen Swie kemudian dipakai sebagai tempat beribadah dan jadi bagian dari GKI Sinode wilayah Jawa Barat.
Perkembangan Kristen Protestan oleh komunitas Tionghoa
Sebelum ini, upaya pengenalan Kristen Protestan secara luas di Jawa Barat memang sudah dipikirkan oleh hakim Belanda yang pernah menjabat sebagai Ketua Muda Pengadilan Tinggi di Semarang, Mr. F.L. Anthing.
- Cerita Sedih Istri di Maros Tinggalkan Jenazah Suami Demi Ikut Ujian PPPK Kemenag
- Kisah Desa Buluh Awar di Deli Serdang dan Berdirinya Gereja Berusia 134 Tahun, Dulu Pusat Penyebaran Agama Kristen
- Contoh Doa untuk Diri Sendiri Agama Kristen Penuh Rasa Syukur dan Permohonan Sebelum Beraktivitas
- Anggunnya Irawati Adik Ipar Irjen Krishna Murti, Kini jadi Ketua Persit Siliwangi Usai Suami Diangkat jadi Pangdam
Dari sana Mr. F.L. Anthing memikirkan agar agama tersebut bisa turut dikenal oleh kalangan Tionghoa, lantas Persekutuan Pekabaran Injil, Genootschap voor In en Uitwendige Zending (GIUZ) menyerap gagasan bahwa kalangan Tionghoa harus memiliki tenaga penginjilan tersendiri.
Akhirnya Ang Boen Swie dan beberapa orang Tionghoa di Indramayu dibaptis sebagai cikal bakal pengenalan Kristen Protestan dan tenaga penginjilan asal Tiongkok, Amoy, Xiamen didatangkan ke Batavia pada 1856.
Didirikan gedung baru bergaya Eropa
Setelah agama Kristen Protestan mulai dikenal luas, mereka lantas sepakat mendirikan bangunan gereja di luar kediaman Ang Boen Swie pada 1876.
Karena satu dan lain hal, bangunan gereja kembali dipindah ke gedung baru pada 1888. Adanya kolonialisasi turut mempengaruhi tata kota di banyak wilayah Indonesia, tak terkecuali di Indramayu.
Maka pemerintah kolonial berkomunikasi dengan komunitas Kristen Protestan Tionghoa di Indramayu dan membangun ulang gereja dengan gaya Eropa klasik pada 1912.
Hingga saat ini gedung tersebut masih terus berdiri dan dikenal sebagai GKI Cimanuk di Kabupaten Indramayu yang bergaya kuno.
Tak banyak direnovasi
Menurut Pendeta Gereja Kristen Indonesia, Hadi, gereja ini jadi yang tertua di Indramayu dan menjadi pusat penyebaran agama Kristen di wilayah pesisir utara Jawa Barat.
Walau fungsinya yang banyak digunakan, namun gereja ini tak banyak dilakukan renovasi besar-besaran dan hanya dilakukan perawatan rutin. Setiap tahunnya dilakukan perbaikan terhadap unsur-unsur yang rusak agar bangunan tetap aman.
Dirinya bersyukur karena gereja ini masih terus bermanfaat untuk umat kendati sudah berusia di atas seratus tahun.
Persiapan natal di GKI Cimanuk Indramayu
Menjelang perayaan natal, persiapan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari seperti menghias ruang ibadah, mendirikan pohon natal di dalam gereja dan lain-lain.
Mengutip laman resmi GKI Indramayau, sejumlah ibadah natal turut dilaksanakan, seperti kebaktian minggu Adven, ibadah natal pertama oleh Pendeta Markus Hadinata dan ibadah natal kedua yang dilaksanakan pada 25 Desember dengan tema “Yesus Menghadirkan Suka Cita”.
Hiasan bunga, pernak-pernik dan lampu hias makin mempercantik gereja tertua di Indramayu itu.