Fakta Menarik Monumen Lingga di Sumedang, Dibuat untuk Mengenang Jasa Bupati Suria Atmaja
Monumen Lingga menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja
Monumen Lingga ini menggambarkan kebesaran hati dan kepemimpinan Pangeran Suria Atmaja
Fakta Menarik Monumen Lingga di Sumedang, Dibuat untuk Mengenang Jasa Bupati Suria Atmaja
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki monumen Lingga sebagai ikon kota. Letaknya persis di tengah alun-alun, dan bisa diakses oleh semua orang.
-
Kapan Mayjen Sungkono dan Panglima Besar Sudirman bertemu dan berkenalan? Sungkono dan Panglima Besar Sudirman sama-sama lahir di Purbalingga. Namun, keduanya baru bertemu dan berkenalan pada masa perang kemerdekaan di Kediri.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
-
Apa yang ditemukan di Desa Medalem, Senori, Tuban selain makam Sunan Kalijaga? Makam Sunan Kalijaga di Tuban berdampingan dengan sanak famili serta sejumlah ulama lain. Di sebelah barat Makam Sunan Kalijaga, ada makam Syeikh Badawi, Kyai Abdurrahman, Dewi Amirah (Istri Sunan Kalijaga), Abdul Aziz Abdul Basith (Saudara Syeikh Abdul Jabbar Nglirip), Mpu Supo (Adik Ipar Sunan Kalijaga yang juga pembuat keris), Patih Wonosalam dan Abdul Qadir (Putera Raden Patah).
-
Apa yang unik dari Sedekah Bumi di Desa Surodadi? Gunungan di Desa Surodadi terbilang cukup unik. Hal ini dikarenakan di sana ada hasil tangkapan laut seperti kerang, ikan tengiri, kepiting, hingga ikan bandeng.
-
Mengapa Hajat Uar dilakukan di Sumedang? Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
-
Apa saja tempat wisata yang bisa dikunjungi di Sumedang? Sumedang, sebuah kabupaten di Jawa Barat yang terkenal dengan tahu dan sambalnya, ternyata memiliki banyak tempat wisata yang menarik dan populer. Mulai dari wisata alam, budaya, hingga religi, Sumedang menawarkan berbagai pilihan destinasi yang bisa Anda kunjungi bersama keluarga, teman, atau pasangan.
Jika dilihat, bangunan monumen memiliki bentuk bujur sangkar yang memanjang ke atas dan memiliki kubah di puncaknya. Di empat sisinya, lingga ini juga memiliki tangga kecil yang sudah ada sejak dulu.
Seperti apa kisah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Bupati Sumedang ke-29, Pangeran Soeria Atmadja (Suria Atmaja) ini? Berikut informasi selengkapnya.
Dibangun pada 1922
Mengutip laman sisemar.sumedangkab.go.id, bangunan Lingga ini pertama dibangun pada awal 1922, atau satu tahun pasca meninggalnya Bupati Sumedang Pangeran Suria Atmaja.
Di salah satu sisinya terdapat tulisan berbahasa Sunda berbunyi “Urang sadaya sami tunggal kaulaning Allah, saasal satekad keneh. Upami dikapalaan ku anu pangsampurnana wening galih sareng linuhung ajem tengtrem sadajana”.
Tulisan tersebut memiliki arti “kita semua sama-sama menghadap ke sosok tunggal yakni Allah, ketika memiliki tekad yang sama. Karena dikepalai oleh yang maha paling sempurna, bening, lembut, tak terbatas, tentram dan semuanya”
Untuk menghargai jasa bupati
Monumen Lingga merepresentasikan sosok bupati semasa hidup yang memiliki banyak program untuk mensejahterakan rakyat.
Karena pengabdiannya yang besar, Suria Atmaja dianugerahi sejumlah gelar mulai dari De Groote Goulden Star (21 Agustus 1891), Ridder der Orde van den Nederlandschen Leeuw (17 September 1918), Songsong Kuning (payung kuning) (26 Agustus 1905) dan Officer van de Orde van Oranje Nassau (27 Agustus 1903).
Suria Atmaja dikenal memiliki program penting, mulai dari bidang pertanian, sosial, kemasyarakatan sampai pendidikan.
- Fakta dan Perjuangan 18 Tahun Bu Sri Surhayati Melawan Penyakit: Istri Letnan Jendral Sayidiman Suryohadiprojo
- Pemimpin Ponpes di Semarang Diduga Lecehkan Santriwati, Kemenag Temukan Fakta Ini
- Fakta Menarik Rumah Pocong Sumi Kotagede, Pernah Dihuni Menteri RI
- 8 Fakta Mahasiswa UI Tewas Dibunuh oleh Senior, Tersangka Iri dan Terjerat Pinjol
Dikenal sosok yang suka blusukan
Sementara itu, sosok bupati ini dikenal dekat dengan rakyat. Ia tak segan untuk blusukan agar mengetahui kondisi sebenarnya warga yang ia pimpin dari sana Suria Atmaja memiliki sejumlah program unggulan.
Di bidang ekonomi, ia membangun bank bernama Bank Prijaji (priyayi) dan bank desa agar warga miskin tidak terjerat lintah darat.
Kemudian ia juga memperhatikan keamanan warganya, dengan dibangunnya pos-pos keamanan lingkungan. Dalam bidang infrastruktur, dia berhasil membuat tembusan menuju Bandung dan daerah priangan timur lainnya bernama Cadas Pangeran.
Ketika wabah cacar muncul, Suria Atmaja memimpin langsung vaksinasi ke pelosok desa, dan meminta warganya menanam tanaman obat.
Terakhir, dia juga membantu peternak miskin, dengan memberikan hewan sapi gratis yang didatangkan dari pulau Madura, Jawa Timur.
Meramalkan Kesuksesan Tahu Sumedang
Sisi menarik lain dari sosok bupati Sumedang, Suria Atmaja adalah ketika dirinya meramalkan kesuksesan tahu Sumedang.
Momen ini bermula saat ia hendak melakukan kunjungan kerja ke wilayah Situraja, dan mencium aroma lezat dari tahu yang digoreng oleh pendatang asal Tiongkok. Ia lantas menghentikan keretanya dan mencicipi tahu tersebut.
Setelah dimakan, dirinya meminta agar tahu tersebut dipasarkan seluas-luasnya dan dijamin akan sangat laku.
Ini terbukti setelah sang pemilik menjualnya secara luas, tahu ini banyak yang mencari.
Dikenal sebagai Pangeran Mekkah
Penghargaan yang diperoleh Suria merupakan hasil kerjanya yang dianggap sempurna oleh pemerintah Hindia Belanda. Ini karena sosoknya yang berjiwa sosial besar.
Pangeran Suria Atmaja diketahui pertama menjabat pada 1882 dan berakhir pada 1919. Ia mengabdi selama 32 tahun, sebelum akhirnya meminta pensiun lantaran sudah tua. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh sang adik.
Setelah pensiun Suria Atmaja sempat pergi haji ke Mekkah.
Namun karena kondisinya sudah tua, dan kesehatannya menurun Pangeran Suria Atmaja kemudian meninggal di kota suci itu. Ini yang kemudian membuatnya dikenal sebagai Pangeran Mekkah.