Fase Demam Berdarah pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Penting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Fase-fase demam berdarah melibatkan perkembangan gejala yang dapat berubah seiring waktu.
Fase Demam Berdarah pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang sering muncul, terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang berat dan bahkan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
-
Apa saja tanda-tanda demam berdarah pada anak? Tanda-tanda demam berdarah pada anak biasanya ditandai dengan demam tinggi 3 hingga 14 hari. Awalnya, kondisi ini tidak menunjukkan tanda-tanda gejala sama sekali. Terutama bagi anak yang sebelumnya belum pernah menderita DBD. Dalam beberapa kasus, tanda-tanda demam berdarah pada anak sama seperti gejala flu biasa. Hal ini yang kemudian cukup sulit membedakan gejala DBD dengan flu biasa. Namun, ada beberapa tanda-tanda berdarah pada anak yang sering dijumpai, antara lain: • Muncul keluhan nyeri pada otot dan pegal linu di seluruh tubuh. • Demam tinggi selama 3-14 hari setelah digigit nyamuk. • Pembengkakan pada kelenjar bening. • Anak mengeluhkan mual dan sakit kepala. • Gejala DBD pada anak yang pertama, yaitu perubahan suhu secara drastis, dari demam menjadi hipotermia. • Anak mengalami mimisan. • Gusi berdarah tanpa sebab. • Anak merasa lelah, gelisah, mudah tersinggung, dan mudah marah. • Mengalami sakit perut terasa nyeri ketika ditekan. • Muntah secara terus-menerus.
-
Apa saja gejala demam pada anak? Gejala demam pada anak adalah peningkatan suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih bila diukur dengan termometer. Gejala lain yang dapat menyertai demam pada anak tergantung pada penyebabnya.
-
Mengapa anak bisa mengalami kejang demam? Kejang demam pada anak dijelaskan berhubungan erat dengan kondisi yang mampu menyebabkan anak mengalami demam tinggi. Misalnya adanya infeksi virus, infeksi bakteri dan kondisi usai imunisasi seperti vaksin DPT dan MMR. Meski begitu, vaksin bukan berarti menjadi penyebab kejang demam pada anak. Melainkan vaksin dapat membuat si kecil mengalami demam tinggi.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Kapan kejang demam biasanya terjadi pada anak? Kejang demam ini biasanya bisa menimpa pada anak usia 3 bulan hingga 5 tahun. Akan tetapi, kondisi ini umumnya lebih sering dialami oleh anak berusia 1 tahun hingga 1,5 tahun.
-
Apa saja masalah bau badan yang dialami anak? Anak-anak kecil juga dapat mengalami masalah bau badan, bukan hanya orang dewasa. Beberapa kondisi kulit atau masalah kesehatan tertentu bisa menjadi penyebabnya.
Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap demam berdarah, karena daya tahan tubuh mereka yang masih lemah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang fase-fase demam berdarah pada anak, dan juga kemungkinan gejala-gejala yang muncul.
Penyebab Demam Berdarah
Penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini juga suka berkembang biak di genangan air yang tenang dan bersih, seperti ban bekas, tempat minum hewan, atau bak mandi.
Virus dengue terdiri dari empat jenis, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Jenis virus yang menginfeksi seseorang diduga mempengaruhi gejala dan tingkat keparahan demam berdarah. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Seseorang yang sembuh dari demam berdarah akibat salah satu jenis virus dengue akan mendapatkan kekebalan seumur hidup terhadap jenis virus tersebut. Namun, jika ia terinfeksi oleh jenis virus dengue yang lain, risiko mengalami gejala yang lebih berat akan meningkat. Oleh karena itu, pencegahan demam berdarah tetap perlu dilakukan meskipun sudah pernah sembuh dari penyakit ini.
Fase-fase Demam Berdarah pada Anak
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa, tetapi gejala dan penanganannya bisa berbeda. Berikut adalah fase-fase demam berdarah pada anak dan penjelasannya:
Fase demam
Fase ini terjadi sekitar 4-15 hari setelah gigitan nyamuk yang membawa virus dengue. Gejala utama yang muncul adalah demam tinggi yang bisa mencapai 40 derajat Celsius. Demam ini biasanya berlangsung 2-7 hari dan sering terjadi saat malam hari. Selain demam, anak juga bisa mengalami nyeri otot, sendi, kepala, dan tenggorokan, serta ruam dan bintik merah di kulit.
Fase ini juga ditandai dengan penurunan jumlah trombosit dan sel darah putih dalam darah. Pada fase ini, anak perlu banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi dan mengonsumsi obat penurun demam yang diresepkan dokter. Hindari obat-obatan yang mengandung aspirin atau ibuprofen karena bisa meningkatkan risiko perdarahan.
Fase kritis
Fase ini terjadi ketika demam mulai menurun, biasanya pada hari ke-4 sampai ke-5. Pada fase ini, kondisi anak bisa memburuk karena terjadi kebocoran plasma dari pembuluh darah ke jaringan tubuh. Hal ini bisa menyebabkan syok, perdarahan, dan gagal organ. Gejala yang bisa muncul pada fase ini adalah perut kembung, muntah, sesak napas, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, dan kulit dingin dan lembap.
Fase ini merupakan fase yang paling berbahaya dan membutuhkan penanganan medis segera. Anak perlu dirawat di rumah sakit dan mendapatkan cairan infus, transfusi darah, dan obat-obatan sesuai kebutuhan.
Fase pemulihan
Fase ini terjadi ketika kebocoran plasma berhenti dan cairan kembali ke pembuluh darah. Fase ini biasanya dimulai pada hari ke-6 sampai ke-7. Pada fase ini, kondisi anak mulai membaik dan demam sudah hilang.
Gejala yang bisa muncul pada fase ini adalah gatal, nafsu makan meningkat, dan urine banyak. Fase ini juga ditandai dengan peningkatan jumlah trombosit dan sel darah putih dalam darah. Pada fase ini, anak masih perlu istirahat cukup dan mengonsumsi makanan bergizi. Anak juga perlu kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan kesehatannya.
Kenapa Anak Mudah Terkena Demam Berdarah?
Anak-anak mudah terkena demam berdarah karena beberapa alasan, antara lain:
- Daya tahan tubuh yang lebih rendah. Anak-anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna, sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Selain itu, anak-anak juga lebih sering berada di dalam ruangan, di mana nyamuk Aedes lebih mudah berkembang biak dan menggigit.
- Paparan virus dengue yang beragam. Ada empat jenis virus dengue, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Seseorang yang sembuh dari demam berdarah akibat salah satu jenis virus dengue akan mendapatkan kekebalan seumur hidup terhadap jenis virus tersebut. Namun, jika ia terinfeksi oleh jenis virus dengue yang lain, risiko mengalami gejala yang lebih berat akan meningkat. Anak-anak yang sering bermain di luar rumah atau di sekolah mungkin lebih sering terpapar oleh virus dengue yang berbeda-beda, sehingga lebih mudah terkena demam berdarah.
- Faktor lingkungan. Iklim tropis seperti di Indonesia merupakan kondisi yang ideal bagi nyamuk Aedes untuk berkembang biak dan menularkan virus dengue. Musim hujan yang lama juga meningkatkan jumlah genangan air yang bisa menjadi tempat bersarang bagi nyamuk Aedes. Selain itu, kebiasaan buruk seperti buang sampah sembarangan, jarang menguras bak mandi, atau menumpuk baju kotor di rumah juga bisa menarik nyamuk Aedes untuk datang.
Gejala Demam Berdarah pada Anak
Gejala-gejala demam berdarah pada anak adalah sebagai berikut:
- Demam tinggi. Anak akan mengalami demam yang mencapai 40 derajat Celsius atau lebih, yang biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Demam ini terjadi karena virus dengue menyerang sistem kekebalan tubuh anak.
- Nyeri. Anak akan merasakan nyeri di berbagai bagian tubuh, seperti kepala, belakang mata, otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini disebabkan oleh peradangan yang terjadi akibat infeksi virus dengue.
- Ruam. Anak akan mengalami ruam atau bintik-bintik merah di sebagian besar tubuh, terutama pada hari ketiga atau keempat demam. Ruam ini terjadi karena gangguan pada pembuluh darah kecil akibat virus dengue.
- Pendarahan. Anak akan mengalami pendarahan ringan dari hidung, gusi, atau kulit. Pendarahan ini terjadi karena penurunan jumlah trombosit atau sel darah pembeku akibat virus dengue. Pada kasus yang parah, anak bisa mengalami muntah darah, buang air besar berdarah, atau perdarahan dalam organ.
- Mual dan muntah. Anak akan merasa mual dan muntah, terutama saat demam tinggi. Mual dan muntah ini terjadi karena gangguan pada saluran pencernaan akibat virus dengue. Muntah yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit.
- Tidak nafsu makan. Anak akan kehilangan nafsu makan atau enggan menyusu, terutama saat demam tinggi. Hal ini terjadi karena perubahan selera akibat virus dengue. Kurangnya asupan makanan dan minuman bisa menyebabkan kekurangan gizi dan cairan.