Intip Suasana Jadul Bandung Tahun 1971, Banyak Bemo di Kota hingga Azan Masjid Masih Manual dari Jendela
Di tahun 1971, Bandung masih dipenuhi Bemo dan masjid-masjid masih belum memakai teknologi pengeras suara.
Di tahun 1971, Bandung masih dipenuhi Bemo dan masjid-masjid masih belum memakai teknologi pengeras suara.
Intip Suasana Jadul Bandung Tahun 1971, Banyak Bemo di Kota hingga Azan Masjid Masih Manual dari Jendela
Wilayah Bandung, Jawa Barat, sejak dulu memang tidak pernah kehilangan pesonannya. Hal ini terus berlangsung saat dekade tahun 1970-an, di mana kota ini belum sepadat sekarang.
Di masa itu, banyak hal unik yang bisa ditemukan, seperti transportasi perkotaan yang masih didominasi oleh Bemo, hingga banyak masjid yang belum menggunakan teknologi pengeras suara.
-
Bagaimana perubahan daratan terjadi di Bandung pada masa Miosen Tengah? Perubahan daratan kemudian terjadi pada masa Miosen Tengah, berkisar 25 juta tahun silam. Ketika itu, bumi mengalami aktivitas geologi seperti bergeser, menekuk hingga terangkat menjadi sebuah daratan.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Dimana letak Bandungan? Bandungan adalah kawasan wisata yang terletak di Semarang, menawarkan keindahan alam yang memikat dan udara sejuk pegunungan yang menyegarkan.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
Untuk panggilan azan misalnya, masjid-masjid di seputar Bandung masih mengandalkan para muazin yang berkumandang dari jendela.
Fenomena unik ini agaknya tidak ditemukan di masa sekarang.
Suasana zaman dulu di wilayah Bandung seolah membawa kenangan tersendiri bagi yang pernah merasakannya.
Suasana Kota Bandung
Mengutip kanal Youtube Warganet62, tampak suasana Bandung yang hiruk pikuk.
Gambar: Youtube Warganet62
Banyak kendaraan yang melintas seperti bus besar, becak dan kendaraan roda empat sedan.
Suasana kotanya memang sudah cukup ramai, namun tidak seperti sekarang yang penuh dengan kendaraan roda. Kemudian, banyak juga warga yang berjalan kaki di trotoar, karena masih nyaman dan bersih.
Namun yang jelas, wilayah perkotaan Bandung kala itu masih belum tinggi tingkat polusinya sehingga nyaman untuk beraktivitas
Banyak Becak dan Bemo
Di tahun 1971, kawasan perkotaan Bandung masih tampak khas. Hal yang unik tampak dari moda transportasinya yang masih belum menggunakan angkot seperti sekarang.
Ketika itu, hanya dua jenis kendaraan umum yang mengaspal di jalanan kota kembang, yakni becak dan Bemo.
Menurut catatan Perpustakaan Nasional, Bemo jadi kendaraan umum yang banyak ditemukan di kota-kota besar termasuk Bandung.
Saat itu, Bemo jadi andalan moda transportasi yang murah dan cepat karena memakai tenaga mesin. Keunggulan Bemo juga bisa mengantarkan penumpang ke rute-rute kampung yang tidak dijangkau bus kota.
Hal yang sama juga terjadi pada becak, sebagai transportasi unggulan yang mampu menjangkau gang-gang sempit
- Bagaimana Cara Menjaga Adab di Dalam Masjid Beserta Doanya
- Bagaimana Cara Menjaga Adab di Dalam Masjid? Simak Penjelasannya
- Penuh Semangat, Begini Cara Santri Difabel Netra Belajar Al Quran di Ponpes Sam'an Bandung
- JK Dukung Kemenag soal Aturan Larangan Speaker Luar Masjid saat Ramadan: Supaya Syahdu
Suasana Kampung Masih Dipenuhi Sawah dan Hutan
Fenomena unik dan sederhana juga ditemukan di wilayah Bandung pinggiran, seperti Cangkuang dan Rancaekek.
Merujuk video di kanal Youtube Awwal The Journey, dua wilayah yang saat ini masuk Kabupaten Bandung itu menawarkan suasana yang masih asri dengan dipenuhi sawah dan pepohonan rindang (hutan).
Di masa itu, suasana perkampungan masih benar-benar tradisional. Para perempuannya mayoritas masih mengenakan pakaian kebaya. Sementara laki-lakinya juga memakai sarung serta batik.
Sehari-hari, mereka beraktivitas di sawah dan kebun-kebun sekitar sebagai petani dan pedagang hasil bumi.
Tidak Ada Ojek dan Hanya Ada Delman
Berbeda dengan di kota, wilayah perkampungan Bandung masih banyak ditemukan transportasi delman.
Gambar: Youtube Awwal The Journey
Kendaraan ini jadi moda satu-satunya untuk membawa warga melintasi antar kampung, hingga menuju kawasan kota.
Delman merupakan transportasi tradisional yang memakai kabin berbahan kayu dengan dua deret kursi penumpang dan satu deret untuk kusir.
Delman memakai dua roda besar, dengan tenaga utama dari hewan kuda. Untuk delman, biasanya memakai satu ekor kuda sebagai penariknya.
Masjid-masjid Masih Belum Memakai Pengeras Suara
Terakhir, hal lumrah yang banyak terjadi di wilayah perkampungan dan sebagai perkotaan Bandung adalah terdapatnya masjid yang masih belum menggunakan pengeras suara.
Di era 1970-an, para muazin di sana masih mengumandangkan azan melalui jendela masjid. Ini jadi hal unik karena para muazin menyuarakannya ke arah luar dari lantai atas menara.
Suara azan yang lantang akan terdengar cukup keras oleh masyarakat, dan sebagian dari mereka akan datang ke masjid untuk melaksanakan salat berjemaah.