Kampanye Dibantu Warga, Ini Kisah Tukang Becak Terpilih Jadi Kepala Desa di Cirebon
Perasaan bahagia tampak di wajah Kasmin (49), seorang tukang becak yang baru saja memenangi pemilihan Kepala Desa Junjang, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Perasaan bahagia tampak di wajah Kasmin (49), seorang tukang becak yang baru saja memenangi pemilihan Kepala Desa Junjang, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam pemilihan yang digelar pada Minggu (21/11/2021) itu, ia berhasil mengalahkan lima kandidat lain, termasuk petahana di desa tersebut dengan perolehan suara sebanyak 2.072.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Kasmin pun menceritakan sejumlah kisah unik selama dirinya mencalonkan diri sebagai kepala desa, salah satunya saat masa kampanye di mana dirinya benar-benar dibantu oleh masyarakat secara swadaya.
“Di mana ada kemauan untuk kemajuan, di situ pasti ada jalan untuk ke sana” kata Kasmin seperti dilansir dari YouTube Odang Denok (23/11).
Tetap Maju di Tengah Isu Mahar Politik
©2021 YouTube Odang Denok/Merdeka.com
Meski tak bergelimang harta, Kasmin tak gentar untuk maju mencalonkan diri sebagai kepala desa. Bahkan ia juga tak terpengaruh walau isu mahar politik menyeruak saat masa pemilihan umum itu.
Menurutnya, ia rela bekerja sambilan sebagai kuli panggul sayur dan penggali kubur demi menambah penghasilan untuk mencalonkan diri sebagai kades. Termasuk untuk menambah ongkos angkutan umum saat tes akademik di salah satu kampus swasta sebagai persyaratan.
“Saya rela panggul-panggul barang untuk tambah ongkos angkot saat tes akademik persyaratan, asal desa saya bisa maju dan lebih transparan untuk masyarakat,” katanya.
Berkampanye Sembari Menarik Becak
©2021 Instagram @teraswarga/Merdeka.com
Putra asli Blok Karanganyar, Junjang itu mengatakan, pekerjaannya sebagai tukang becak membuatnya bisa dekat dengan masyarakat. Dari situ dirinya kerap menjadi tempat curhat warga, terkait keluhan dan aspirasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar.
Bahkan ia tidak melakukan kampanye seperti pada umumnya. Ia hanya bersilaturahmi ke rumah-rumah warga dengan tangan kosong yang kemudian justru ia banyak diberi sumbangan umbul-umbul dan promosi dari warga.
“kalo di rumah-rumah warga itu mereka banyak bercerita soal keadaan desa, atau sekedar bersilaturahmi, saya ketika ke sana juga tidak membawa apa-apa,” ungkap pria lulusan SMP itu.
Belajar Komputer Pakai Kertas
©2021 Instagram @teraswarga/Merdeka.com
Kasmin mengaku, selama ini dirinya tidak memiliki persiapan khusus saat mengikuti pemilihan kepala desa tersebut. Bahkan ia juga mengaku masih gagap teknologi ketika mendaftar sebagai calon kepala desa.
Untuk mengatasi hal itu, berbagai cara pun dilakoninya. Termasuk meminta belajar komputer di sekolah yang tak jauh dari kediamannya sampai membuat perangkat tiruan monitor, keyboard, hingga mouse dari kertas untuk belajar di rumah.
“Supaya pas tes itu saya tidak salah pencet, saya akhirnya belajar di rumah sama anak saya yang kebetulan sekolah di jurusan komputer,” jelasnya.