Keraton Kasepuhan Cirebon Mendadak Disegel Sekelompok Orang, Begini Faktanya
Berdasarkan pantauan di lapangan, penyegelan sendiri dilakukan oleh kelompok orang yang menamakan diri Santana Kesultanan Cirebon. Kelompok tersebut meminta agar keduanya bisa mengadakan mediasi terkait posisi tahta di keraton.
Gerbang Keraton Kasepuhan di Cirebon Jawa Barat, baru-baru ini mendadak digembok dan terpasang spanduk bertuliskan segel pada Selasa (17/08) kemarin.
Berdasarkan pantauan di lapangan yang dimuat di Liputan6, penyegelan sendiri dilakukan oleh kelompok orang yang menamakan diri Santana Kesultanan Cirebon. Namun tak lama, salah seorang di lokasi menurunkan spanduk tersebut namun kondisi gembok masih terpasang.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Bagaimana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan,” kata pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat.
-
Di mana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata lebih dulu dibacakan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pembacaannya dilakukan oleh tokoh penting bernama Soedarsono di Simpang Kejaksan, yang kini lebih dikenal dengan Tugu Pensil.
-
Kapan teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon dua hari lebih awal dari yang dilakukan oleh Soekarno, yakni pada 15 Agustus 1945.
-
Siapa yang membacakan teks proklamasi di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
"Saat ini Keraton Kasepuhan tidak memiliki sultan, dan dalam proses audit terkait penyalahgunaan aset Keraton Kasepuhan di bawah pengawasan Santana Kesultanan Cirebon" tulisan pesan dalam spanduk tersebut.
Adapun beberapa fakta turut diperoleh terkait penyegelan tersebut. Berikut informasinya
Penyegel Minta Keraton Dibenahi
Saat ditemui wartawan, Ketua Buhun Santana Kesultanan Cirebon, Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja di Keraton Kaprabonan Cirebon kemarin membenarkan jika penyegelan dilakukan oleh pihaknya.
Pangeran Heru mengatakan jika penyegelan merupakan upayanya untuk menyampaikan aspirasi, termasuk memediasi terkait pihak yang saat ini memegang tahta kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon. Ia pun meminta agar unsur di keraton tersebut dibenahi
"Kami segel agar keraton dibenahi. Kami meminta agar ada mediasi. Pemerintah juga mau melakukan apa yang menjadi keinginan kami," kata dia, Selasa (17/8) kemarin kepada wartawan.
Meminta Kekuasaan Dibekukan Terlebih Dahulu
Pria yang akrab disapa Pangeran Kuda Putih itu juga meminta agar kekuasaan di keraton yang kesohor di kota udang tersebut untuk dihentikan sementara.
Menurutnya, pembekuan aktivitas kekeratonan di sana terkait aktivitas keluarga sultan yang saat ini menduduki tahta bukan bagian dari pewaris kerajaan.
"Hingga sekarang tidak ada satu pun pernyataan saya yang menyebut saya berhak menjadi sultan. Saya hanya ingin dirapikan," kata Heru.
Mengklaim Keturunan Gunung Jati
©2021 Liputan6/ Merdeka.com
Heru mengatakan, pihaknya dari Santana Kesultanan Cirebon merupakan keturunan atau keluarga sah dari Sunan Gunung Jati sehingga ingin melakukan mediasi.
"Kami ingin bicara dengan mereka. Mungkin mereka menganggap bahwa kami ingin merebut tahta," kata Heru.
Polemik antara Santana Kesultanan Cirebon dengan Keraton Kasepuhan ini telah terjadi sejak tahun lalu. Namun demikian, upaya media menghubungi pihak Keraton Kasepuhan untuk memberikan keterangan resmi hingga saat ini belum tercapai.