Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Salah satu ulama besar yang ikut langsung melawan penjajah adalah KH Zainal Mustafa. Ia merupakan pahlawan nasional Indonesia yang memimpin sebuah pesantren di Tasikmalaya dan pejuang Islam pertama dari Jawa Barat. KH Zainal Mustafa melakukan pemberontakan terhadap Pemerintahan Jepang bersama dengan para santri-santrinya yang berada di Jawa Barat. Selain menentang pemerintah kolonial, ia juga mendeklarasikan semangat kebangsaan melalui ceramah dan khotbahnya.
Lantas, seperti apa sosok dari KH Zainal Mustafa? Simak rangkuman informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Masa Kecil
Dirangkum dari beberapa sumber, KH Zainal Mustafa lahir di Bageur, Cimerah, Singaparna, Tasikmalaya pada tahun 1899. Ia dilahirkan dari pasangan Nawapi dan Ny. Ratmah yang bekerja sebagai petani.
Ia memiliki nama kecil Hudaemi. Namanya berubah menjadi KH Zainal Mustafa setelah menunaikan ibadah Haji pada tahun 1927.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa sosok pahlawan dari Tanah Batak yang berjuang melawan kolonialisme Belanda? Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan. Masa kolonialisme Belanda begitu banyak melahirkan pahlawan-pahlawan yang tak gentar membela tanah kelahirannya sekaligus Bangsa Indonesia.
-
Apa yang ditampilkan dalam Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke? Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke adalah sebuah pertunjukan megah dan kolosal yang disajikan dengan cara yang menarik, melibatkan rangkaian musik dari daerah dan nasional. Kolaborasi antara para seniman akan menghiasi keindahan yang akan memperkaya aksi pertunjukan teatrikal, tarian dari berbagai daerah serta tarian kontemporer, parade busana etnik Indonesia, serta 31 lagu daerah dan nasional yang akan dibawakan di atas panggung.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Bagaimana para ahli memastikan bahwa Candi Negeri Baru di Kalimantan Barat merupakan peninggalan Majapahit? “Setelah kami teliti ternyata ini berhubungan dengan pola penempatan situs pada masa Majapahit. Jadi di Majapahit atau Singasari, situs-situs bangunan suci ditempatkan pada titik pertemuan dua sungai atau orang Jawa Timur menyebutnya Supit Urang. Nah yang di Negeri Baru itu juga ada di titik pertemuan dua sungai,” kata Blasuis Suprapta.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
Jenjang Pendidikan
KH Zainal Mustafa mengenyam pendidikan formal di Sekolah Rakyat. Sementara itu, pelajaran yang berkaitan dengan agama Islam ia dapatkan dari guru agama di kampungnya.
Kemudian, ia melanjutkan ilmu agama lebih banyak lagi di Pesantren Gunung Pari di bawah bimbingan Dimyati, atau kakak sepupunya, yang dikenal dengan nama KH Zainal Muhsin.
Setelah mendapatkan pendidikan pesantren untuk pertama kalinya, KH Zainal Mustafa melanjutkan mondok di Pesantren Cilenga, Leuwisari, dan di Pesantren Sukamiskin, Bandung.
Ia sudah mempelajari dan memperdalam ilmu agama Islam selama 17 tahun. Tak heran jika dirinya fasih berbahasa Arab dan pengetahuan agama yang luas.
Melawan Pemerintah Kolonial
Dengan bekal pengetahuan agama yang mumpuni, pada tahun 1940 ia secara terang-terangan mengadakan kegiatan membangkitkan semangat kebangsaan dan sikap melawan terhadap pemerintah kolonial.
Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda. Hal ini membuat dirinya mendapatkan peringatan hingga diturunkan paksa dari mimbar oleh kiai yang pro Belanda.
Tepat pada Perang Dunia II, KH Zainal Mustafa bersama KH Ruhiat, Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dengan tuduhan menghasut rakyat untuk memberontak terhadap pemerintahan Belanda.
Meski sudah tertangkap, perjuangannya masih terus menyala. Sampai pada akhirnya ia bersama Kiai Rukhiyat ditangkap lagi oleh Belanda atas tuduhan yang serupa.
Menolak Membantu Jepang
Ketika zaman penjajahan Jepang, KH Zae=inal Mustafa dibebaskan dari penjara dan diminta untuk membantu Jepang dalam mewujudkan ambisi fasisnya di Tanah Air. Ia menolak keras permintaan untuk membantu mereka.
Ketika berada di pesantren, ia berpidato untuk memperingatkan para santrinya dan pengikutnya untuk tetap percaya pada diri sendiri dan tidak mudah termakan dengan propaganda asing.
- Sosok Mawardi Yahya Cagub Sumatra Selatan, Gandeng Politisi Perempuan Ternama untuk Lawan Cagub Petahana
- Sosok Teuku Chik Mohammad Thayeb, Uleebalang Asal Perlak Pembela Rakyat Zaman Revolusi
- Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru
- Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Dengan semangat juang yang tinggi, ia merencanakan akan melawan Jepang dengan menculik para tokoh pembesarnya dan melakukan sabotase. Selain itu, para santrinya dipersiapkan untuk senjata berupa bambu runcing dan golok serta berlatih pencak silat.
Ia wafat di Jakarta pada 28 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tasikalaya.
Pada 6 November 1972, KH Zainal Mustafa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.