Masjid di Jakarta Ini Ditemukan Oleh Pendeta Tahun 1648, Lokasinya Ada di Dalam Gang
Masjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Banyak fakta menarik tentang masjid kuno ini.
Masjid di Jakarta Ini Ditemukan Oleh Pendeta Tahun 1648, Lokasinya Ada di Dalam Gang
Bangunan masjid ini bernama Al Anshor dan jadi salah satu rumah ibadah umat muslim tertua di Jakarta. Tak ada yang tahu pasti kapan tahun pembangunannya. Namun mulanya masjid tersebut ditemukan oleh seorang pendeta di tahun 1648.
-
Kenapa Masjid Ats Tsauroh disebut Masjid Agung Serang? Penyematan nama Masjid Agung Serang sendiri karena pertimbangan posisi yang berada di tengah pusat kota, dengan kapasitas jemaah yang besar.
-
Di mana Masjid Kuno Kaujon berada? Salah satu di antaranya adalah Masjid Kuno Kaujon yang berlokasi di Kampung Kaujon, Kelurahan Serang.
-
Kapan Masjid Kuno Kaujon dibangun? Mengutip Youtube Mang Dhepi yang biasa memuat soal budaya dan sejarah Banten, di sana tertulis tahun pendiriannya pada 1936.
-
Kapan Masjid Al Anwar Angke dibangun? Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
-
Apa nama lain dari Masjid Kemayoran? Masjid Kemayoran Surabaya memiliki nama Masjid Raudlatul Musyawwarah.
-
Di mana Masjid Al-Jabbar berada? Masjid Al-Jabbar berlokasi di Bandung, Jawa Barat sementara masih ditutup untuk umum.
Tersembunyi di dalam gang
Mengutip buku Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta karya sejarawan Adolf J Heuken, Masjid Al Anshor ini terletak di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat.
Saat ini letaknya sudah tidak lagi seluas zaman dulu, karena terhimpit rumah-rumah warga di dalam gang padat penduduk.
Walau sudah berabad-abad usianya, warga setempat masih memeliharanya dengan baik bahkan terus dilakukan renovasi agar bertahan lama dan makin nyaman dijadikan tempat untuk beribadah.
Lebih mirip rumah
Jika dilihat sepintas, rumah ibadah umat Muslim ini tidak seperti masjid kebanyakan karena tidak memiliki menara atau bahkan kubah.
Selain itu, walau tetap direnovasi, masjid ini jauh dari megah alias tetap dibangun secara sederhana oleh masyarakat. Ini yang membuat sepintas Masjid Al Anshor lebih mirip tempat tinggal daripada lokasi peribadatan.
Sayangnya sebagai bangunan yang mempunyai nilai sejarah, masjid ini hanya bisa diakses melalui jalan kaki. Ini karena jalan masuk menuju masjid hanya berupa gang yang sangat sempit, bahkan untuk sepeda motor.
Jendelanya masih tradisional
Hampir seluruh bangunan Masjid Al Anshor sudah dipugar perlahan oleh warga dan DKM masjid dalam beberapa tahun terakhir.
Namun nuansa sejarahnya bisa dilihat di beberapa titik, salah satunya pada bagian jendela utama masjid.
Terlihat ventilasi udara tersebut tidak memakai kaca, dan masih menggunakan kayu dengan motif kayu yang membentuk garis-garis.
Ini menjadi salah satu ciri dari bangunan yang dibangun sebelum era 2000 an.
Ditemukan oleh seorang pastor
Sebelumnya, masjid ini sudah berdiri di abad ke-17 namun masih dalam bentuk yang amat sederhana.
Berdasarkan sejarahnya, pada 1648, seorang pastor menemukan bangunan peribadatan Muslim dan melaporkannya kepada dewan gereja. Saat itu bangunan juga difungsikan sebagai tempat pembelajaran agama.
Diketahui, bangsa Moor lah yang membangun masjid ini. Dulunya mereka mendirikan ini untuk tempat beribadah, di sela-sela aktivitas berdagang mereka. Bangsa Moor merupakan orang-orang dari kawasan Arab, Afrika sampai Spanyol yang memeluk Agama Islam.
- Potret Masjid yang Tenggelam Akibat Terdampak Pembangunan Waduk di Wonogiri, Penampakannya Bikin Miris
- Masjid di Jakarta Ini Dulu Diduga Dibangun oleh Pasukan Mataram, Ini Fakta di Baliknya
- Gedung Ini Dianggap Paling Tinggi di Jakarta Padahal Hanya 5 Lantai, Intip Kisahnya
- Sejarah Masjid Jamik, Dirancang Bung Karno saat Diasingkan di Bengkulu
Berdiri di atas tanah wakaf orang India
Masih sedikit informasi tentang masjid tersebut, termasuk siapa yang pertama kali mendirikannya.
Namun kembali lagi dalam catatan sejarah kolonial, kawasan ini dulunya merupakan salah satu titik penyebaran Agama Islam di Jakarta.
Ini merujuk ke daerah Pekojan yang mulanya ditinggali orang-orang dari Hadramout, Yaman dan India Muslim.
Diperkirakan mereka menjadi pendiri awal masjid ini, karena menurut arsip pemerintah kepemilikan tanah tercatat berasal dari lahan wakaf yang dipunyai warga India muslim pada saat itu.