Melihat Keunikan Kampung Literasi Pekijing di Serang, Ada Rak Buku Mini di Tiap Rumah
Kampung Pekijing di Kelurahan Kalanganyar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, menjadi daerah yang berhasil mengajak warganya untuk dekat dengan buku. Salah satu keunikan tersebut bisa terlihat dari adanya rak buku kecil yang tersedia di tiap depan rumah warga.
Kampung Pekijing di Kelurahan Kalanganyar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, menjadi daerah yang berhasil mengajak warganya untuk dekat dengan buku. Salah satu keunikan tersebut bisa terlihat dari adanya rak buku kecil yang tersedia di tiap depan rumah warga.
Pustakawan Perpustakaan Pekijing, Bayu mengatakan jika membaca merupakan unsur yang penting dalam membentuk kepribadian masyarakat sejak masa kanak-kanak.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Meningkatkan minat baca di masyarakat itu harus dimulai, terutama bagi anak-anak di usia dini. Dengan membaca, mereka yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dan itu yang menjadi modal bagi mereka di masa depan” terang Bayu, mengutip kanal YouTube Perpustakaan Pekijing, Jumat (4/3).
Buku Diganti Tiap Dua Minggu Sekali
Lapak baca di Kampung Pekijing, Kota Serang, Banten ©2022 YouTube Perpustakaan Pekijing/Merdeka.com
Untuk mendekatkan masyarakat dengan membaca, pihak perpustakaan akan berkeliling setiap dua minggu sekali untuk mengganti buku-buku di rumah warga tersebut.
Biasanya akan ada dua petugas yang berangkat, dan salah satunya mencatat buku apa saja yang ditaruh di rak-rak buku kecil tersebut.
Selain mengganti sirkulasi buku di rak-rak, pihak Perpustakaan Pekijing juga mengadakan sejumlah kegiatan lain seperti membaca bersama anak-anak, mewarnai gambar, hingga pembagian souvenir agar kian meriah.
Buku Disiapkan Sesuai Latar Belakang Keluarga
Sementara itu penggerak Kampung Wisata Pekijing, Aip Rohadi mengatakan jika buku-buku yang disimpan di rak-rak di depan rumah warga tidak asal simpan. Menurutnya buku akan disesuaikan dengan latar belakang keluarga atau pemilik rak tersebut.
Ia mencontohkan, jika keluarga pemilik rumah merupakan kalangan petani pihak perpustakaan akan menaruh buku-buku pertanian, hingga seputar budidaya tanaman.
“Awalnya karena buku di Perpustakaan Pekijing ini banyak, terus saya taruh di tiap-tiap rumah. Dan tiap dua minggu itu buku masuk ke rumahnya dan ngikutin profil keluarganya. Bapaknya petani, ibunya ibu rumah tangga dan anaknya kecil-kecil itu akan ditaruh buku botani, buku tata boga dan buku bacaan anak” kata Aip melansir YouTube Eva & Ridwan.
Dekatkan Warga dengan Membaca
Untuk mendekatkan warga dengan buku memang cukup sulit, terlebih sempat ada salah satu keluarga yang mengatakan jika buku-buku tersebut tidak akan terbaca.
Namun menurutnya dengan memberikan buku-buku sesuai latar belakang keluarga, akhirnya warga tersebut bisa menentukan ruang dan waktunya untuk membaca dari rak-rak buku yang tersedia.
“Saya agak kaget dulu, ini buku nggak akan dibaca katanya. Tapi setelah ada buku dan rak di rumah, mereka bisa pilih sendiri waktu membacanya, seperti saat pulang kerja, hari Minggu atau malam hari. Mereka yang tentuin ruang dan waktunya” katanya.
Tersedia Rak-Rak Buku di Pinggir Jalan
Keunikan lain dari Kampung Pekijing adalah terdapatnya rak-rak buku yang berada di sepanjang jalan kawasan tersebut.
Sebagai salah satu destinasi wisata, di Kampung Pekijing terdapat beberapa spot seperti panggung literasi, area camping keluarga dan lain-lain. Rak-rak buku tersebut turut ditempatkan di area-area publik space tadi.
“Dan di jalan-jalan sini juga ada rak-rak buku, seperti di tempat camping misalnya itu ada rak buku” terang Aip.
Selain bisa diakses secara offline, buku-buku tersebut juga tersedia versi ebook yang bisa diakses oleh masyarakat setempat agar semakin dekat dengan kegiatan membaca dan berliterasi.
“Jadi kalo buka website Perpustakaan Pekijing, dia bisa buka buku-buku digital” katanya.
Alasan Buku Didatangkan ke Rumah
Aip menambahkan, jika buku didatangkan ke rumah karena sebelumnya warga sempat terdistraksi dengan game dan media sosial terlebih saat masa pandemi Covid-19. Akhirnya agar keluarga tersebut bisa menjangkau dan membaca buku, tim perpus berkeliling ke rumah-rumah warga.
Menurutnya, minat baca khususnya bagi anak-anak itu ditentukan oleh orang tua dan keluarganya
“Dan yang nentukan minat baca itu bukan sekolah, perpustakaan, karena saat itu kan tutup semua dan akhirnya pilihan saya koleksi datang ke rumah” lanjutnya.
Selain rak-rak buku kecil, di beberapa spot juga terdapat kutipan kata-kata inspiratif terkait keliterasian serta semangat membaca yang dituliskan di papan-papan kecil.
Kampung Pekijing sendiri begitu tertata rapi, dan banyak terdapat spot-spot menarik untuk selfie. Saat ini kampung tersebut masuk ke dalam kampung wisata inklusi sosial di Kota Serang, Banten.
(mdk/nrd)