Melihat Keunikan Vihara Hemadhiro Mettavati di Cengkareng, Vibesnya Berasa di Thailand
Selain mengadopsi budaya Thailand, di vihara ini jua terdapat masjid yang diperuntukkan bagi pengunjung Muslim.
Selain mengadopsi budaya Thailand, di vihara ini jua terdapat musala yang diperuntukkan bagi pengunjung Muslim.
Melihat Keunikan Vihara Hemadhiro Mettavati di Cengkareng, Vibesnya Berasa di Thailand
Sebuah vihara yang terletak di Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, terbilang unik. Rumah ibadah yang memiliki nama Hemadhiro Mettavati ini menawarkan vibes ala negara Thailand dengan mayoritas umat Buddhanya.
Di sana, pengunjung bisa menyaksikan ratusan patung Buddha yang berderet dan berlapis cat emas. Nuansa bangunan vihara juga memiliki motif khas negeri gajah putih, dengan ornamen candi dan ukiran kayu yang ikonik.
-
Bagaimana cara pengelola vihara merawat jangkar tersebut? Agar kondisinya tetap terjaga, pengelolan vihara kemudian menempatkannya di Kelenteng Dewi Welas Asih. Dilakukan perawatan dengan minyak goreng Agar kondisinya tetap terjaga, pihak pengelola terus melakukan perawatan terhadap benda bernilai sejarah tinggi itu.Salah satu upaya yang dilakukan dengan melumuri jangkar menggunakan minyak goreng agar tidak terjadi pelapukan.
-
Candi apa yang terkenal dengan corak Buddha dan menjadi destinasi wisata sejarah dan religi favorit di Indonesia? Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus religi favorit di Indonesia.Bahkan saat Hari Raya Waisak tiba, akan ada ribuan umat Buddha yang datang dari penjuru dunia untuk berkumpul dan bersembahyang di sana.
-
Dimana letak situs penemuan arca Buddha raksasa? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
-
Apa yang menjadi keunikan utama Vihara Satya Budhi? Berusia 168 Tahun, Vihara Satya Budhi jadi Kelenteng Tertua di Kota Bandung Vihara ini jadi salah satu bangunan cagar budaya di Kota Bandung. Menurut data dari Pemerintah Kota Bandung, Vihara Satya Budhi yang terletak di Kecamatan Andir merupakan kelenteng tertua di kota kembang.
-
Kapan Kerto Pengalasan menunaikan ibadah haji? Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.
-
Kenapa Vihara Satya Budhi menjadi tempat berkumpul bagi umat di hari Imlek? Menjelang hari raya Imlek, lokasi ini semakin banyak didatangi oleh umat yang hendak beribadah. Di sini juga menjadi tempat berkumpul dan saling menjalin silaturahmi dari umat luar kota lainnya.
Tak sampai di situ, karena pengunjung juga bisa menyaksikan langsung sisi toleransi yang disuguhkan di sana melalui sebuah musala yang masih berada di lingkungan vihara.
Dibangun dengan tiga lantai, Vihara Hemadhiro Mettavati jadi salah satu destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi jika tengah berkunjung ke Jakarta Barat. Yuk kenalan dengan sederet keunikannya.
Adopsi Gaya Thailand
Secara sepintas, sudah dapat ditebak jika gaya bangunan mengadaptasi penuh dari kebudayaan Thailand.
Gambar: Youtube Vihara Hemadhiro Mettavati
Ini tidak terlepas dari sosok guru hingga keanggotaan yang mengadopsi Buddha Sangha yang memang dari negara tersebut.
Bentuk ornamen Thailand juga menggambarkan sisi spiritualisme jemaah di vihara tersebut. Ini sebagai upaya agar mereka lebih dekat dengan sang pencipta.
Sebelumnya vihara ini dimulai pengerjaannya pada 2015 lalu dan diresmikan fungsinya sebagai rumah ibadah pada 2019. Vihara ini kerap jadi destinasi religi bagi penganut kepercayaan Buddha dari berbagai daerah di Indonesia.
Disambut oleh Patung Dewa di Lantai Bawah dan Atas
Mengutip situs Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, para pengunjung akan langsung disambut oleh patung Dewa Yakkha di lantai bawah dan 108 patung Buddha.
Di bagian bawah juga terdapat ruang ibadah serta ruang meditasi yang juga jadi spot favorit para umat yang berkunjung ke sana.
Nuansa Buddha yang kental membawa suasana khidmat bagi para jemaah yang akan melaksanakan ibadah.
Biasanya kebaktian digelar pada hari Minggu dimulai pukul 09:00 WIB pagi hingga tengah hari pukul 12:00 WIB.
Di hari yang sama juga dibuka sekolah bagi masyarakat umum. Kebaktian sendiri diketahui digelar di ruang Baktisala Utama.
- Thailand Gempar, Biksu Ini Sembunyikan 73 Jenazah dan 600 Buaya di Dalam Kuil
- Momen Bhikkhu Thudong Bertemu Cucu Jenderal Gatot Subroto Saat Tiba di Semarang
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Berusia 168 Tahun, Vihara Satya Budhi jadi Kelenteng Tertua di Kota Bandung
Mencoba Tradisi Ramal Memakai Uang Koin
Selain beribadah dan menikmati keindahannya, pengunjung juga biasanya tertarik untuk menjajal tradisi meramal di sana.
Uniknya, peramalan dilakukan dengan menggunakan uang koin yang sudah tersedia di vihara.
Cara menjalankan tradisi ini adalah dengan cara memasukkan uang koin ke dalam mangkuk logam.
Kemudian sisa koin bisa dihitung dan terakhir pengunjung diharuskan mengambil kertas dengan urutan nomor sesuai jumlah sisa uang koin yang dimiliki.
Terdapat Bangunan Musala di Area Vihara
Keunikan lain dari vihara ini adalah adanya pesan toleransi yang dibawa oleh pendiri vihara melalui sebuah bangunan musala yang berada di lingkungan vihara.
Musala bernama Yafat Bin Mustafa ini memang sengaja dibangun untuk umat muslim yang berkunjung dan berada di sekitar lokasi vihara.
Saat jam-jam salat, musala akan mengumandangkan azan dan melaksanakan salat.
Vihara ini pun dibuka secara gratis untuk umum, sebagai salah satu langkah merawat toleransi antar umat beragama sesuai namanya yakni Hemadhiro yang berarti "aura" Mettavati yang berarti "Cinta Kasih"