Potret Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Tingginya 5 Meter dan Diduga Peninggalan Bangsa Portugis
Perkakas kapal itu merupakan peninggalan bangsa Portugis yang datang di awal abad ke-16.
Jangkar ini memiliki berat hingga 3 ton.
Potret Jangkar Raksasa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Tingginya 5 Meter dan Diduga Peninggalan Bangsa Portugis
Dikenal sebagai daerah pelabuhan, menjadikan Kota Cirebon sebagai daerah yang strategis didatangi oleh penjajah.
Mereka melakukan berbagai politik kekuasaan mulai dari militer sampai perekonomian di wilayah pesisir.
-
Apa itu Jenang Krasikan? Di daerah Purworejo, Jawa Tengah, ada sebuah kuliner unik bernama Jenang Krasikan. Makanan ini terbuat dari beras ketan dan gula merah. Selain dua bahan utama tersebut, jenang krasikan juga dibuat dengan menambahkan santan dan sedikit garam. Hasilnya kudapan itu menjadi agak bertekstur di bagian luar. Sementara di bagian dalam terasa lembut dan lumer di mulut.
-
Dimana monumen Hargorejo dibangun? Di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, terdapat sebuah tugu monumen peringatan.
-
Siapa Raja Jenggala? Kerajaan Jenggala dipimpin Mapanji Garasakan.
-
Dimana patung pria raksasa ditemukan? Patung ini ditemukan di kuil tertua di dunia yang ada di Turki.
-
Siapa yang menemukan kerangka raksasa itu? Pada 1911, para penambang yang mencari guano kelelawar, bahan penting untuk pupuk, menemukan barang-barang aneh di sebuah gua dekat Lovelock, Nevada.
-
Apa bentuk Piramida Pugung Raharjo? Piramida yang ditemukan di lokasi diketahui berbeda dari struktur yang mengerucut seperti di Timur Tengah.
Jejak-jejak masa silam itu salah satunya bisa dilihat di Vihara Dewi Welas Asih yang berlokasi di Jalan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, berupa sebuah jangkar raksasa setinggi 5 meter.
Kisah jangkar ini masih belum terpecahkan secara utuh, namun diduga perkakas kapal itu merupakan peninggalan bangsa Portugis yang datang di awal abad ke-16. Berikut selengkapnya.
Terbuat dari baja
Seperti terlihat di unggahan Instagram Cirebon History yang dikutip Merdeka, Kamis (14/9), jangkar besar itu terbuat dari bahan baja.
Warnanya cenderung kehitaman, dengan kondisi yang mulai lapuk di beberapa sisinya. Walau begitu, bentuknya masih tetap utuh.
Jangkar ini diketahui berada di salah satu ruang dari Vihara Dewi Welas Asih dan bisa disaksikan oleh masyarakat.
Ditemukan terkubur di dalam tanah
Berdasarkan informasi dari pengelola vihara, jangkar ini ditemukan bukan dari dasar laut melainkan terkubur di dalam tanah.
Saat ditemukan, tengah dilakukan perluasan di sekitar vihara. Namun ternyata ketika masuk tahap penggalian ditemukan bongkahan baja berbentuk jangkar tersebut.
Agar kondisinya tetap terjaga, pengelolan vihara kemudian menempatkannya di Kelenteng Dewi Welas Asih.
Dilakukan perawatan dengan minyak goreng
Agar kondisinya tetap terjaga, pihak pengelola terus melakukan perawatan terhadap benda bernilai sejarah tinggi itu.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan melumuri jangkar menggunakan minyak goreng agar tidak terjadi pelapukan.
Ditemukan jangkar ini juga masih misterius, namun diperkirakan jangkar ini sudah ditemukan sejak abad ke-15.
Asal muasalnya masih misterius
Merujuk kanal YouTube Fahmina Institute, asal muasal jangkar ini disebut masih misterius. Terdapat perdebatan di kalangan peneliti karena jangkar ini mengarah ke kapal besar yang digunakan Laksamana Cheng Ho saat melakukan ekspedisi di Pulau Jawa.
Namun peneliti lainnya sepakat bahwa jangkar ini memiliki bentuk khas dari kapal-kapal bangsa Eropa di masa silam. Ini semakin meyakinkan bahwa jangkar raksasa tersebut merupakan peninggalan bangsa Portugis saat berlabuh di Cirebon abad ke-15.
“Konon katanya jangkar ini punya Laksamana Cheng Ho, tapi pernah ada yang meneliti bahwa jangkar ini lebih mirip punya bangsa Eropa,” kata pengelola.
Punya filosofi khusus
Ditambahkan pengelola bahwa ditempatkannya jangkar tersebut di Vihara Dewi Welas Asih agar sebagai pengingat kepada manusia.
Menurutnya, dalam menjalani kehidupan, manusia harus memiliki jangkar karena sejatinya kehidupan itu seperti kondisi lautan lepas.
“Ketika ada jangkar, sebuah perahu bisa tenang ketika diterjang ombak, dan ketika kita punya jangkar, kita tidak terombang ambing,” tambahnya.