Mencicipi Nikmatnya Toge Goreng, Kuliner Khas Bogor yang Ternyata Masaknya Direbus Bukan Digoreng
Akhirnya terpecahkan, begini asal usul nama toge goreng padahal masaknya direbus.
Akhirnya terpecahkan, begini asal usul nama toge goreng padahal masaknya direbus.
Mencicipi Nikmatnya Toge Goreng, Kuliner Khas Bogor yang Ternyata Masaknya Direbus Bukan Digoreng
Sreeng… sreeng… sreeng! Begitu suara spatula saat mengaduk tumpukan tauge di atas wajan. Nantinya sayuran mini berwarna putih itu akan dijadikan satu porsi kuliner toge goreng. Aroma gurih pemantik nafsu makan pun seketika menyeruak di sekitar lapak para pedagang.
Tak berapa lama, satu porsi toge goreng, lengkap dengan isian tahu, mi kuning, ketupat serta siraman kuah oncom bercampur tauco tersaji panas di atas piring. Rasanya sudah tentu nikmat, dengan perpaduan rasa asam manis dan pedas yang ringan.
-
Kenapa kuliner Bogor patut dicoba? Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor. Tetapi, apabila kamu bingung harus mencicipi mulai dari mana dulu, mungkin rekomendasi kuliner satu ini akan dapat membantu kamu. Yuk, intip apa saja makanan enak di Bogor yang wajib dicoba!
-
Apa menu andalan Gudeg Jogja Bu Iin? Kedai angkringan dengan menu andalan gudeg berserta masakan Jawa ini bernama Gudeg Jogja Bu Iin.
-
Apa yang dimaksud tahu goreng kopong? Sebelum digoreng, tahu putih direndam terlebih dahulu dalam air larutan bumbu dan baking soda agar hasilnya bisa mengembang dan kopong setelah digoreng.
-
Di mana kamu bisa menemukan makanan khas Bogor? Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor.
-
Apa itu Kue Goreng Gadong? Salah satu sajian tersebut adalah Kue Goreng Gadong. Makanan ini wajib dijajal ketika sedang berada di Medan dan sekitarnya.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari ayam goreng di warung makan Mbah Karto? Ayam goreng yang disajikan di warung makan ini punya ciri khas yaitu rasanya yang teramat gurih dan legit.
Di balik kelezatan kuliner yang kesohor dari Bogor ini pernah kah terpikir bagaimana asal usulnya? Pasalnya, menu ini menggunakan istilah goreng di namanya, namun cara memasaknya direbus alias tidak ada unsur goreng menggoreng.
Setelah ditelusuri, ternyata istilah goreng dalam penamaan kuliner tersebut memiliki makna khusus yang tidak terpikirkan oleh kalangan masyarakat kebanyakan.
Penasaran dengan asal usulnya? Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
Makanan Khas Bogor
Sebelumnya perlu diketahui jika toge goreng merupakan kuliner khas Bogor, Jawa Barat. Ada banyak spot menyantap toge goreng di Kota Hujan tersebut.
Mengutip YouTube Street Foods Village, salah satu tempat yang menyediakan menu toge goreng adalah di Warung Ibu Rum Berkah, kawasan rest area Gunung Mas, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Lalu tempat lainnya terdapat lapak milik Haji Gebro di Pasar Anyar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Menu toge goreng selalu jadi andalan bagi warga di sana untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam. Toge goreng sendiri dipilih karena isiannya lengkap dan mengenyangkan.
Disajikan di Atas Daun Patat
Jika kuliner tradisional kebanyakan memakai alas daun pisang, lain halnya dengan toge goreng. Di setiap lapak pedagang, rata-rata mereka menggunakan daun patat sebagai alas di piring.
Alas daun patat sendiri akan memberikan aroma gurih yang khas dari satu porsi sajian toge goreng. Daun tersebut menampilkan sisi ketradisionalan dari kuliner yang mulai langka ini.
- Mencicipi Sego Tonjok, Kuliner Unik Khas Perdesaan Semarang Bekal Buat Orang yang Bepergian
- Mencicipi Nasi Goreng Lava Pijar Khas Magelang, Rasa Pedasnya Sampai ke Ubun-Ubun
- Gurihnya Menjes Goreng, Makanan Berbahan Dasar Kedelai di Jawa Timur
- Mencicipi Nasi Gegok, Kuliner Khas Trenggalek yang Cara Penyajiannya Unik
Dalam laman Zero Waste disebutkan bahwa daun patat memiliki ukuran yang cukup lebar, namun tebal dan membuat makanan tersaji dengan aman. Lalu daun patat disebut merupakan wadah anti bakteri sehingga mampu menjaga kualitas makanan termasuk toge goreng yang berkuah.
Penyajian kuah oncom dan tauco dalam toge goreng membuat kuliner ini otentik. Tauco dan oncom merupakan hasil fermentasi dari kacang kedelai yang diberi rempah.
Saat sudah jadi campuran untuk kuah toge goreng, oncom dan tauco akan berwarna merah kecokelatan. Rasanya sedikit masam, gurih, asin, pedas, dan manis.
Kuah atau bumbu tauco dan oncom sangat pas menjadi campuran menu tersebut, karena mampu menciptakan rasa lezat yang menghangatkan tubuh siapapun yang mengonsumsinya.
Terinspirasi Spaghetti
Merujuk jurnal yang ditulis Nurul Sukma Lestari dalam jurnal budaya Universitas Pelita Harapan berjudul “Mengeksplorasi Keunikan dan Kelezatan Toge Goreng yang Menggugah Selera” disebutkan jika toge goreng sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Kala itu sekitar abad ke-18, warga Tionghoa banyak yang berdatangan ke Indonesia, termasuk Bogor. Mereka membawa kebudayaan asli, salah satunya kuliner berbahan sayuran.
Mulanya tauge disajikan sebagai menu berkuah, namun lambat laun mulai dilakukan berbagai kreasi sehingga menu ini jadi lebih istimewa. Dipilihnya tauco dan oncom karena keberadaannya yang melimpah sebagai sumber protein kala itu. Ketika dicampurkan berbagai rempah, maka jadilah kuah oncom yang menjadi toping toge goreng.
Nurul di dalam jurnalnya juga menyebut jika toge goreng terinspirasi dari spaghetti yang saat itu mulai populer dibawa penjajah Eropa. Karena hanya memiliki tauge, maka sayur tersebut yang dijadikan pengganti mi. Kemudian diberi toping kuah oncom kental di atasnya. Toge goreng lambat laun disukai masyarakat luas.
Namanya Toge Goreng namun Masaknya Direbus
Sisi menarik toge goreng adalah di namanya, karena di proses memasaknya tidak ada unsur goreng menggoreng sama sekali.
Usut punya usut, penamaan goreng berasal dari alat masak yang digunakan yakni wajan besar dan spatula. Proses mengaduknya juga di atas wajan yang sudah diberi air sedikit, layaknya minyak goreng. Penamaan goreng ini juga berasal dari suara spatula dan penggorengan yakni “sreeng…sreeng…sreeng”.
Namun salah satu penjual di lapak toge goreng legendaris Haji Gebro punya jawaban tersendiri mengapa disebut toge goreng.
“Jadi namanya toge goreng karena bumbunya (tauco dan oncom) yang digoreng, bukan togenya karena dia direbus,” kata Haji Mamad, penjual toge goreng di Pasar Anyar, Dewi Sartika, Kota Bogor mengutip YouTube Kubiler.
Untuk harganya, rata-rata satu porsi Rp15 ribu, sudah termasuk tambahan kerupuk di atasnya. Bagaimana, tertarik mencoba?