Mengenal 6 Pamali di Sunda, dari Makanan sampai Aktivitas Sehari-Hari
Dalam sejarahnya, pamali sudah dipegang sebagai kebiasaan dari nenek moyang dalam menerapkan batasan di kehidupan. Banyak di antaranya pamali juga berangkat dari mitos agar yang melakoninya mendapatkan kebaikan.
Masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten masih memegang teguh tradisi leluhur bernama pamali. Ini merupakan bentuk larangan dari kegiatan sehari-hari, termasuk dalam memperlakukan makanan. Kebiasaan ini dipercaya akan membawa hal buruk jika dilanggar.
Dalam sejarahnya, pamali sudah dipegang sebagai kebiasaan dari nenek moyang dalam menerapkan batasan di kehidupan. Banyak di antaranya pamali juga berangkat dari mitos agar yang melakoninya mendapatkan kebaikan.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Selain itu, pamali juga merupakan bentuk nasihat kepada keturunannya agar tidak melanggar norma dan adab yang berlaku di kalangan masyarakat Sunda. Berikut informasi selengkapnya tentang 6 pamali yang ada di Jawa Barat dan Banten.
Dilarang Makan Menggunakan Cobek
©Shutterstock
Mengutip laman Budaya Kuring, Selasa (28/2), pamali pertama yang wajib dipatuhi oleh masyarakat Sunda adalah tidak diperkenankan makan beralaskan cobek. Dalam kondisi ini, cobek yang digunakan untuk mengulek bumbu dan sambal, tidak diperkenankan untuk dijadikan tempat makan atau piring.
Menurut sejarahnya, jika seorang remaja atau pemuda yang melanggar pantangan itu akan mendapatkan jodoh yang usianya jauh dari dirinya alias lebih tua. Bahkan tak jarang, jodohnya akan berupa kakek atau nenek.
Namun di balik itu, ada makna baik yang tersirat karena makan beralaskan cobek akan menyebabkan batu atau serpihan unsurnya ikut termakan sehingga tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Tak Boleh Makan Brutu Ayam
Brutu ayam ©2023 Merdeka.com
Kepercayaan berikutnya terkait pamali dalam makanan di Sunda adalah masyarakatnya dilarang makan brutu atau dalam bahasa Sunda tungir ayam. Tungir atau brutu adalah bagian belakang dari ayam, sebagai tempat untuk bertelur.
Menurut kepercayaan Sunda, jika seseorang memakan brutu atau tungir ayam akan berdampak usia yang menjadi pedek atau menjadi pelupa (pikun).
Namun berdasarkan ilmiahnya, ini terkait dengan banyaknya kandungan lemak dan kalori di bagian brutu atau tungir ayam, sehingga akan menimbulkan penyakit jika dikonsumsi dalam jumlah banyak seperti kolesterol hingga serangan jantung.
Dilarang Memakan Pisang di Bagian Pinggir
cybex.pertanian.go.id
Kemudian, masyarakat Sunda juga memercayai untuk tidak memakan buah pisang di paling sisi baik kanan maupun kiri. Orang tua akan mengarahkan anaknya untuk mengambil pisang pada bagian tengah karena dianggap memuliakan makanan.
Jika dilanggar, mengambil buah pisang dari paling pinggir kanan maupun kiri akan berakibat tersisihnya kehidupan di lingkup sosial. Atau mendapat perlakuan tidak enak sehingga dilupakan oleh lingkungannya.
Menurut nasihat logisnya, anak-anak secara tidak langsung diajarkan untuk mengambil pisang dari yang terkecil hingga yang terbesar sehingga dianggap menghilangkan kerakusan.
Menyapu Harus Bersih dan Tidak Boleh Dilompat
Foto: sayurbox ©2022 Merdeka.com
Selanjutnya ada kepercayaan masyarakat Sunda untuk kalangan perempuan agar menyapu dengan bersih, dan tidak meninggalkan debu atau kotoran. Para orang tua mengajarkan agar aktivitas membersihkan ruangan itu dilakukan dengan perlahan-lahan.
Dari kepercayaan yang beredar, menyapu dengan tidak bersih dan masih meninggalkan kotoran akan berakibat pada wanita-wanita yang masih lajang mendapatkan jodoh yang berkumis atau berjenggot lebat.
Walau demikian, perintah ini baik lantaran ketika kegiatan menyapu dilakukan secara berurutan maka seluruh sudut rumah akan bersih dan luput dari sisa debu atau kotoran yang terlewat.
Dilarang Memaku Benda saat Malam
©2023 Merdeka.com/Freepik
Selanjutnya, orang Sunda juga dilarang memukul palu untuk kegiatan apapun. Kegiatan tersebut akan dianggap tidak lazim oleh masyarakat.
Namun, makna dari tindakan ini adalah untuk melindungi diri karena saat malam kondisi tempat banyak yang gelap termasuk di sudut rumah, sehingga akan menyebabkan tangan terluka karena terkena palu.
Selain itu, memukul paku menggunakan palu saat malam akan menimbulkan suara yang keras sehingga mengganggu masyarakat untuk beristirahat.
Dilarang Bersiul saat Malam
Terakhir, orang Sunda juga dilarang untuk bersiul di malam hari di tempat apapun. Menurut warga setempat, bersiul akan mengundang makhluk lain untuk menirukannya.
Tetapi ini tidak sepenuhnya benar, lantaran orang tua zaman dahulu menyampaikan bahwa siulan merupakan tanda kebahagiaan dan orang yang melakukannya cenderung akan memamerkan kebahagiaan yang dekat dengan kesombongan.
Selain itu, dibanding melakukan tindakan bersiul, ada baiknya jika saat malam diisi dengan kegiatan beribadah salah satunya membaca Al Quran.
"Dan masih banyak lagi lainnya yang semuanya punya makna penuh dengan kehati-hatian, kewaspadaan, saling menghormati terhadap orang lain dan pesan moral lainnya," kata salah satu orang Sunda bernama Ufi, dilansir dari Merdeka.com/peristiwa