Mengenang Peristiwa 21 Januari 1985, Pengeboman Candi Borobudur yang Misterius
21 Januari 1985 silam telah terjadi peristiwa pemboman di Candi Borobudur. Peristiwa ini menjadi catatan kelam sejarah Indonesia. Terjadi pada pagi buta selepas pergantian petugas keamanan Candi Borobudur pada pukul 01.20 WIB.
21 Januari 1985 silam telah terjadi peristiwa pengeboman di Candi Borobudur. Peristiwa ini menjadi catatan kelam sejarah Indonesia. Terjadi pada pagi buta selepas pergantian petugas keamanan Candi Borobudur pada pukul 01.20 WIB.
Setelah 10 menit berpatroli, kedua petugas keamanan yang sedang berjaga dikejutkan dengan bunyi menggelegar. Ketika keduanya berlari untuk memastikan sumber bunyi tersebut, justru bunyi lain terdengar tak kalah menggelegar.
-
Apa yang digambarkan oleh AI di Candi Borobudur? Relief Candi Borobudur Digambarkan AI: Rajanya Ganteng, Ratunya Cantik Banget Ini merupakan hasil imajinasi AI karya AINusantara yang dikemas secara menarik.
-
Di mana Candi Borobudur terletak? Candi Borobudur merupakan salah satu bangunan kuno nan ikonik di Indonesia. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
-
Apa yang tampak memprihatinkan dari Candi Borobudur pada tahun 1968? Pada tahun 1968, kondisi Candi Borobudur tampak memprihatinkan.
-
Kapan Candi Borobudur dibangun? Dibangun pada abad ke-9, Borobudur dikenal sebagai salah satu situs bersejarah terbesar dan paling indah di dunia.
Belakangan diketahui bahwa bunyi tersebut merupakan bunyi bom yang sengaja ditujukan untuk menghancurkan situs tersebut. Rupanya pengeboman dilakukan oleh sekelompok orang. Hasil penyelidikan polisi menyatakan bahwa dalang dari peristiwa tersebut bernama Ibrahim alias Mohammad Jawad.
Meskipun telah diketahui, sosok Mohammad Jawad hingga kini belum pernah ditemukan polisi. Dalam peristiwa tersebut ada 9 ledakan, di mana ledakkan terakhir terdengar pada pukul 03.40 WIB.
Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa 21 Januari 1985, pengeboman Candi Borobudur yang misterius telah dirangkum Liputan6.com:
Peristiwa Pemboman Candi Borobudur
Pengeboman yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap bangunan peninggalan zaman Dinasti Syailendra ini merupakan peristiwa terorisme kedua yang menimpa Indonesia setelah pembajakan perawat Garuda DC 9 Woyla oleh anggota Komando Jihad pada 1981.
Sebenarnya peristiwa penyerangan terhadap Borobudur sudah tercium jauh-jauh hari sebelum peristiwa pengeboman yang terjadi pada 21 Januari 1985. Daoed Joesoef yang menjadi tokoh di balik pemugaran Borobudur pada 10 Agustus 1973 hingga diresmikan 23 Februari 1983 mengaku kerap menerima surat kaleng dan selebaran gelap, yang mana surat tersebut beiris makian, hujatan hingga kutukan.
"Isinya berupa makian, hujatan dan kutukan bahwa saya orang kafir. Karena bertanggung jawab atas pembangunan berhala terbesar di Tanah Air," ujar Daoed dikutip dari Liputan6.com (21/1/2019).
Pasca terjadi peristiwa pengeboman, spekulasi terharap pelaku bermunculan. Pemerintah menaruh curiga pada kelompok Islam radikal. Ketegangan antara pemerintah dan kelompok Islam memang meningkat sejak peristiwa Tanjung Priok pada September 1984 dan penolakan asas tunggal Pancasila.
Misteri Pelaku di Balik Peristiwa Pemboman Candi Borobudur
Tiga bulan berlalu, sosok di balik pengeboman Candi Borobudur masih dalam penyelidikan intensif. Sampai akhirnya muncul kejadian meledaknya sebuah bus bernama Pemudi Express di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari peristiwa itu akhirnya mulai terbongkar, jika salah satu penumpang bus tersebut membawa bom. Peristiwa bus meledak itu menjadi titik masuk untuk memburu pelaku bon Candi Borobudur, yang kemudian merujuk pada Abdul Kadir Al-Habsy dan Husein bin Ali Alhabsyi. Keduanya merupakan dua bersaudara.
Dalam persidangan keduanya, jaksa menuduh tindakan pengeboman Candi Borobudur sebagai aksi balas dendam terhadap peristiwa Tanjung Priok pada 12 September 1984, yang menewaskan puluhan orang. Menurut pengakuan Abdul Kadir, Mohammad Jawad adalah orang yang merakit bom yang diledakkan di Borobudur itu.
Di mana bahan bom terbuat dari trinitrotoluena (TNT) tipe batangan PE 808/ tipe produksi Dahana. Tiap rakitan terdiri dari dua batang dinamit yang dipilin selotip.
Selain menceritakan tentang Mohammad Jawad yang merakit bom, Abdul Kadir juga membenarkan bahwa motivasi peledakan bom di Candi Borobudur dilatarbelakangi oleh peristiwa tragedi Tanjung Priok. Namun belakangan, keterangan tersebut diragukan, karena sosok Mohammad Jawad tak pernah ditemukan polisi.
Berdasarkan pengakuan Abdul Kadir, dirinya tak mengetahui rencana pengeboman tersebut, ia dan ketiga kawannya hanya diajak oleh Jawad untuk berkunjung ke Candi Borobudur sebelum dibujuk untuk mengebom candi terbesar di Indonesia tersebut.
Pada akhir persidangan, Abdul Kadir divonis oleh Pengadilan Negeri Malang dengan hukuman 20 tahun penjara. Sementara saudaranya Husein bin Ali Alhabsyi dihukum penjara seumur hidup di Lembaga Permasyarakatan Kelas I Lowokwaru, Malang. Namun, setelah menjalani 10 tahun penjara Abdul Kadir memperoleh remisi dari Presiden BJ Habibie pada 23 Maret 1999.
Meskipun begitu, Abdul Kadir tetap menolak tuduhan atas keterlibatan dirinya dalam peristiwa peladakan Bodorbudur. Ia Bersikukuh bahwa pelakunya adalah Mohammad Jawad yang hingga kini tak pernah ditemukan dan ditangkap oleh pihak Kepolisian Rebuplik Indonesia.