Mengunjungi Kampung Pandai Besi di Cisolok Sukabumi, Pompa Apinya Masih Pakai Tenaga Manusia
Sebanyak enam belas gubug produksi pandai besi menjadi pemandangan unik di kampung tersebut.
Sebanyak enam belas gubug produksi pandai besi menjadi pemandangan unik di kampung tersebut.
Mengunjungi Kampung Pandai Besi di Cisolok Sukabumi, Pompa Apinya Masih Pakai Tenaga Manusia
Suara "Tiiinggg…tiiinggg…tiiinggg..." terdengar cukup nyaring di sudut Kampung Cikuluwung, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Terlihat ayah dan anak tengah berbagi tugas untuk memompa api dan memipihkan besi panas menjadi sebuah golok. Kawasan ini memang kesohor sebagai sentra pandai besi di selatan Jawa Barat.
-
Apa yang unik dari Sedekah Bumi di Desa Surodadi? Gunungan di Desa Surodadi terbilang cukup unik. Hal ini dikarenakan di sana ada hasil tangkapan laut seperti kerang, ikan tengiri, kepiting, hingga ikan bandeng.
-
Dimana lokasi Kampung Sukamekar yang memiliki fenomena unik ini? Di Tasikmalaya, terdapat deretan permukiman warga yang memiliki pesona serupa yakni di Sukamekar, Mandalasari, Kecamatan Puspahiang.
-
Apa yang unik dari Desa Sinar Bandung di Lampung? Terdapat sebuah desa unik bernama Sinar Bandung di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penduduk di sana 90% merupakan warga Sunda dan pendukung setia klub sepak bola Persib Bandung.
-
Apa yang diproduksi di Kampung Bebek Banyuwangi? Tiap hari dari para peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Makmur Mandiri itu, mampu memproduksi sekitar 2.000 ekor bebek potong yang siap dipasarkan.
-
Di mana Desa Citengah, Sumedang yang mirip dengan Ubud Bali ini terletak? Desa Citengah yang terletak di Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menawarkan keindahan yang tersembunyi.
-
Apa yang istimewa dari Desa Adat Prai Ijing di Sumba Barat? Desa adat ini masih mempertahankan rumah tradisional. Macam rumah bambu dengan atap tinggi menjulang hingga 15 meter. Disebut juga Uma Bokulu.
Hari itu hujan cukup deras. Banyak di antara gubug para pekerja yang tidak beroperasi dan hanya ada satu sampai dua saja yang jalan. Sang anak terbiasa memegang kendali memompa api dan sang ayah menempa besi berkali-kali.
Besi itu tampak menyala saat dihantam palu godam baja. Api memercik ke segala penjuru gubug yang saat itu melindungi keduanya dari air hujan. Aktivitas demikian terekam apik di kanal Youtube Petualangan Alam Desaku yang dilansir Merdeka.com, Senin (25/3).
Dilakukan Secara Tradisional
Dalam tayangan tersebut, tampak seorang pria yang sumringah didatangi kreator video. Dia dengan penuh semangat memukul-mukul besi yang menyala panas di atas alas paron baja yang kokoh.
Tangan kirinya mencengkram dengan kuat tang pencapit besi, dan tangan kirinya memukul sekuat tenaga palu godam baja.
Katanya, usaha padai besi di kampung tersebut sudah berjalan selama puluhan tahun.
“Kalau usaha pandai besi ini dari zaman nenek moyang dulu,” terang perajin.
Ada 16 Perajin
Menurutnya, terdapat 16 perajin pandai besi yang masih aktif. Namun harinya beda-beda, tergantung ada atau tidaknya pesanan. Mereka rata-rata juga dibantu oleh sanak keluarga mereka, seperti istri dan anak.
Dirinya selama ini selalu dibantu oleh sang anak yang memegang kendali di pompa api. Tangannya bergantian mengayun kayu di sisi kiri dan kanan. Saat kayu dinaik-turunkan, api di bagian bawah menyala cukup besar dan mampu membakar besi hingga membara.
- Mengunjungi Pantai Boom yang Unik di Lampung Selatan, Bisa Terapi Air Panas di Pinggir Laut
- Penyelam Temukan Patung Berusia 3.000 Tahun di Dasar Danau, Ada Sidik Jari Manusia yang Masih Baru
- Upaya Pandai Besi Banyuwangi Bersaing dengan Produk Pabrikan, Jaga Kualitas Dikirim Luar Kota
- Mengunjungi Kampung Pandai Besi di Cipari, Ciptakan Golok Unggul secara Tradisional
Sebanyak 16 gubug ini memang tampak tidak biasa. Uniknya, para perajin masih mempertahankan gaya bangunan peninggalan generasi awal pembuatnya.
“Saya kurang tahu kenapa atapnya memakai bambu dan daun, karena dari dulunya memang sudah seperti ini,” kata perajin yang memakai topi itu.
Harga Golok yang Dijual
Perajin ramah itu mengatakan bahwa golok yang dijual oleh warga di Cikuluwung itu berbeda, antara pengecer dan tengkulak.
Untuk harga eceran, satu buah parang biasanya dijual seharga Rp40 ribu dengan motif khas perajin setempat.
Namun untuk pengepul harganya cenderung lebih murah, karena biasanya mereka membeli dalam skala besar atau borongan.
“Kalau eceran biasanya Rp40 ribu sih, kalau pengepul beda lagi,” terangnya.
Walau berhadapan dengan percikan api dan panasnya suhu di ruangan, namun mereka tampak terbiasa dan tidak mengeluh.
Pembeli menjadi penyemangat mereka untuk tetap mempertahankan warisan turun temurun nenek moyang.
Kampungnya Indah
Selain memiliki daya tarik pandai besinya yang legendaris. Kawasan tersebut juga menyimpan panorama alam yang mengagumkan. Secara topografis, Kampung Cikuluwung berada di dataran tinggi dengan sekelilingnya merupakan bukit dan area persawahan.
Wilayahnya juga masih asri dan belum banyak tersentuh pembangunan. Warga di sini rata-rata mempertahankan pola pembangunan rumah dengan gaya lawas, yakni berbentuk panggung dan berdinding gedek bambu.
Saat hujan, terlihat kabut memenuhi permukiman warga di lereng bukit. Suasananya syahdu dan bikin nyaman.
“Kalau di atas rumah-rumah warga itu leuit ya, atau lumbung padi,” kata Kang Jerry, yang merupakan kreator di kanal Petualangan Alam Desaku.
Kampung Cikuluwung, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi masih menjaga tradisi nenek moyang mereka.