Mengunjungi Petilasan Warok Singobowo, Tokoh Penting dalam Sejarah Reog Ponorogo yang Tak Banyak Dikenal Orang
Ia adalah gurunya para warok terkenal di Ponorogo.
Ia adalah gurunya para warok terkenal di Ponorogo.
Mengunjungi Petilasan Warok Singobowo, Tokoh Penting dalam Sejarah Reog Ponorogo yang Tak Banyak Dikenal Orang
Esksistensi kesenian Reog Ponorogo tak bisa dilepaskan dari sosok Singowo, salah satu prajurit Kerajaan Demak sekaligus pengawal Raden Bathoro Katong yang menjadi guru bagi para warok. Salah satu muridnya yang terkenal adalah Warok Suromenggolo.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang ditemukan di Sungai Winongo? “Kalau kita lihat sedimen di Sungai Winongo kandungan logamnya lebih tinggi di sekitar Kota Yogya. Kita mengambil sampel sampel di sedimen air sungai yang dekat dengan buangan bengkel,” kata Lintang.
-
Bagaimana reaksi warganet terhadap sikap Prabowo? Aksi Prabowo yang memberikan kesempatan Polisi untuk selfie dengannya itu pun menuai pujian dari warganet.
-
Bagaimana cara penari Reog Ponorogo mengangkat Dhadhak Merak? Para penari bisa mengangkat topeng ini dengan mudah bukan karena hal mistik. Para penari Dhadhak Merak memang sudah terlatih dan kuat secara fisik untuk mengangkat topeng tersebut.
-
Kenapa warga Bogor menggelar Pawai Dongdang? Salah satu kegiatan yang dilakukan Balad Erick Thohir tersebut adalah Pawai Dongdang yang digelar di Kampung Garisul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagai bentuk syukur atas nikmat kemerdekaan.
Sosok Singobowo
Singobowo memiliki nama asli Singosari. Ia datang pertama kali ke daerah Ponorogo membersamai Bathoro Katong. Saat itu, Bathoro Katong bersama 40 prajurit Kerajaan Demak pergi menuju bekas Kerajaan Wengker dan menetap di sana.
Konon, nama desa Singosaren muncul berkat kejadian yang menimpa Ki Singosari. Pada suatu hari, Ki Singosari sedang tidur di bawah pohon asam, tiba-tiba jasadnya hilang. Desa ini kemudian diberi nama Singosaren. Artinya Ki Singo yang sedang tidur.
Hingga kini, pohon asam tempah Ki Singo tidur ini tidak bisa berbuah.
Pada masa tua setelah undur diri dari tugas di Kadipaten Ponorogo, Ki Singosari menyingkir ke wilayah pegunungan Wilis. Di sana, ia jadi sosok yang dituakan dan dihormati dengan gelar Ki Ajar Wilis atau Ki Ajar Singobowo.
Gurunya Para Warok
Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Ki Singobowo merupakan gurunya para warok Ponorogo yang fenomenal. Muridnya antara lain warok Surohandoko, warok Honggojoyo, dan warok Suromenggolo.
Singowo turun dari lokasi semedinya di pegunungan Wilis untuk mendamaikan dua muridnya yang tengah bertikai, yakni warok Surohandoko dan warok Suromenggolo. Sejak saat itu, ia menetap dan menjadi penasihat di Kadipaten Ponorogo.
Ziarah
Hingga kini, petilasan Warok Singobowo masih sering jadi tujuan ziarah. Mereka datang dari berbagai daerah di Ponorogo dengan beragam tujuan, mulai ngalap berkah hingga meminta turun hujan.
- Reog Ponorogo Akhirnya Resmi jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang Diakui UNESCO, Ini Filosofi Dibalik Reog Ponorogo
- Kabar Gembira, UNESCO Akui Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia
- 10 Tempat Wisata Ponorogo Paling Populer dan Wajib Dikunjungi Saat Libur Tiba
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini