Momen Langka Tentara Belanda Berbaur dengan Warga Sukabumi Nonton Layar Tancap Tahun 1948, Rukun Walau Situasi Politik Tegang
Momen ini jadi yang langka di msasa penjajahan Belanda. Terlebih saat itu situasi politik tengah memanas
Momen ini jadi yang langka di msasa penjajahan Belanda. Terlebih saat itu situasi politik tengah memanas
Momen Langka Tentara Belanda Berbaur dengan Warga Sukabumi Nonton Layar Tancap Tahun 1948, Rukun Walau Situasi Politik Tegang
Zaman penjajahan di Indonesia tidak selalu diwarnai oleh upaya kekerasan dari pihak kolonial.
Sejumlah momen tak terduga banyak terjadi di kala itu. Salah satu yang mencuri perhatian adalah munculnya dokumentasi lawas ketika tentara Belanda duduk bersama warga untuk menyaksikan hiburan layar tancap.
-
Siapa yang berjuang di Surabaya melawan tentara Belanda? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Kapan pasukan Belanda mendarat di Tuban? Pendaratan Sehari sebelum agresi militer belangsung, pada 18 Desember 1948, warga Desa Glondonggede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban digemparkan dengan kedatangan kapal perang di desanya.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Bagaimana warga Baduy mengelabui Belanda? “Dulu waktu ada Belanda, kata orang tua bilang ke Belanda kalau di Baduy hanya ada 40 orang, jadi disembunyikan,” katanya.
-
Apa yang dilakukan para tentara Belanda saat pelarian dari Jepang? Pada akhir Februari 1942, Cilacap penuh sesak oleh pengungsi yang berdatangan dalam jumlah besar dari berbagai kota di Pulau Jawa. Mereka hendak melarikan diri dari serbuan Jepang menuju kota kecil bernama Broome yang terletak di bagian barat Australia.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
Di masa itu, hiburan masih terbatas. Regulasi Gubernur Jenderal di Batavia membuat akses pertunjukan terutama oleh rakyat dibatasi. Tujuannya agar tidak terjadi perlawanan yang ditujukan kepada pihak penjajah.
Namun layar tancap biasanya diadakan oleh orang terkemuka di masanya. Penampilan ini juga cenderung netral, dan tak jarang juga memutar film-film dari negeri kincir angin.
Yuk intip momen duduk bersama pasukan Belanda dengan warga berikut ini.
Duduk Bareng Warga
Dalam foto dokumentasi yang diunggah di Instagram @sejarahjampang, terlihat dua orang tentara Belanda tengah duduk santai sembari berinteraksi.
Mereka tengah menyaksikan pertunjukan layar tancap di tengah sebuah lapangan.
Terlihat salah satu dari mereka masih memakai seragam, dan tengah bercakap-cakap dengan rekannya sesama tentara Belanda.
Disebutkan kejadian ini berlangsung di Lapangan Tegal Legok, Surade, Jampang Kulon, Sukabumi, Jawa Barat pada 1948.
“Di tengah suasana riang dan meriah, tentara Belanda bersama masyarakat Surade berkumpul di lapang tegal Legok pada tahun 1948,” tulis keterangan di unggahan.
Tidak Ada Ketegangan
Tampak jika keduanya tengah menyaksikan sebuah film di pertunjukan layar tancap. Dari raut para wajah warga sekitar, tampak tidak ada ketegangan antar mereka.
Warga juga seperti terhipnotis akan hadirnya pertujukan gambar bergerak di masa itu.
- Sisi Lain Pangeran Trunojoyo, Anak Bangsawan yang Menentang Kekuasaan Mataram dan Belanda tapi Berujung Mati Muda
- Jadi Hari Bersejarah Penyerahan Wilayah dari Pihak Belanda ke Tangan Indonesia, Begini Momen Haru Perundingan Wonosobo Tahun 1949
- Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
- Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Di sana diduga dihadiri oleh ratusan warga dari beberapa desa, karena biasanya layar tancap difokuskan di sebuah lapangan.
“Dalam foto tersebut, para tentara Belanda terlihat duduk bersama dengan warga setempat sambil menonton layar tancap yang dipasang di lapangan,” tulisnya lagi
Persiapan layar tancap di masa penjajahn Belanda.
Situasi Politik Tak Pengaruhi Cairnya Suasana
Pada tahun-tahun paska kemerdekaan, kondisi politik di Indonesia disebut tengah kacau. Kala itu negara baru seumur jagung, dan masih ingin dikuasai Belanda usai Jepang diusir.
Di masa ini juga terjadi ketegangan antar kelompok militer masyarakat, karena perbedaan ideologi dan kekosongan kekuasaan. Namun tegangnya politik antara Belanda dan Indonesia, tidak menyurutkan warga Indonesia dan Belanda duduk bersama untuk menyaksikan pertunjukan layar tancep.
Ini menjadi salah satu momen langka dan sulit didapatkan di masa-masa vacuum of power itu.
“Meskipun suasana politik pada waktu itu mungkin tegang, momen ini mencerminkan momen langka ketika perbedaan politik sementara dilupakan” tutup narasi.
Gambar Bergerak dan Hiburan Warga Jawa Barat
Sementara itu, layar tancap sudah berkembang di Jawa Barat sejak 1930-an. Ini menyusul mulai diproduksinya berbagai film, dan hadirnya sinema asal barat yang dibawa Belanda.
Film pertama yang dibuat di Indonesia sendiri diketahui berjudul “Loetoeng Kasaroeng” yang diproduksi pada 1925.
Film ini diproduseri oleh L Heuverdop yang juga merangkap sebagai sutradara. Lalu teknis produksinya dieksekusi oleh G. Krugers.
Loetoeng Kasaroeng jadi tonggak sejarah film nasional pertama, dengan adegan natural dari para pemainnya. Film ini diproduksi di sebuah bukit karang yang digali sebagai propert dan diperankan oleh kalangan priyayi Sunda.
Film Loetoeng Kasaroeng menjadi karya film yang pernah mewarnai layar lebar di seantero tanah priangan.