Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh seseorang lebih tinggi dari suhu normal tubuh manusia, yang biasanya berkisar antara 36-37 derajat Celsius.
Penyebab Hipertermia dan Gejalanya, Peningkatan Suhu Tubuh di Atas Normal
Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem yang mengatur pendinginan suhu tubuh. Akibatnya, muncul keluhan mulai dari kram otot, gangguan otak, hingga gangguan sistem saraf.
Hipertermia berbeda dengan demam. Demam merupakan bagian dari mekanisme sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi oleh kuman, seperti virus atau bakteri. Demam biasanya sembuh apabila infeksi sudah teratasi. Selain itu, obat penurun demam tidak efektif untuk mengatasi hipertermia.
-
Di mana hipotermia bisa terjadi? Hipotermia bisa terjadi akibat tubuh kehilangan panas lebih cepat dibandingkan tubuh memproduksi panas. Umumnya, hipotermia disebabkan akibat cuaca dingin atau tidak mengenakan pakaian lengkap untuk menahan kondisi dingin. Berikut beberapa penyebab hipotermia yang perlu diwaspadai, di antaranya: • Berada terlalu lama di tempat yang dingin. • Terlalu lama mengenakan pakaian basah • Mengenakan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca dingin • Suhu pendingin ruangan terlalu rendah • Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu yang lama.
-
Bagaimana cara mengatasi hipotermia berat? Seseorang yang mengalami gejala hipotermia berat, sebaiknya langsung dibawa ke dokter. Ada beberapa upaya yang biasa dokter lakukan saat mengatasi penderita hipotermia, di antaranya: 1. Memberikan infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan. 2. Menghangatkan saluran pernapasan pengidap dengan memberikan oksigen yang sudah dihangatkan melalui masker dan selang. 3. Mengeluarkan dan menghangatkan darah pengidap, kemudian kembali mengalirkannya ke tubuhnya dengan menggunakan mesin pintas jantung dan paru (CPB).
-
Apa saja gejala yang perlu diwaspadai saat bayi mengalami hipotermia? Hipotermia pada bayi sebaiknya tidak diabaikan karena dapat berpotensi serius bagi kesehatan dan kelangsungan hidup mereka. Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan jika bayi mengalami hipotermia:1. Suhu tubuh rendahSuhu tubuh bayi yang normal adalah sekitar 36,5-37,5 derajat Celsius. Jika suhu tubuh bayi turun di bawah 36 derajat Celsius, ini dapat menjadi tanda hipotermia. 2. Kulit pucatBayi yang mengalami hipotermia cenderung memiliki kulit pucat atau kebiruan akibat penurunan sirkulasi darah yang disebabkan oleh suhu tubuh yang rendah.3. KedinginanHipotermia pada bayi biasanya disertai dengan gejala menggigil ataugemetar. Bayi mungkin terlihat tidak nyaman dan berusaha untuk menghangatkan tubuh mereka dengan menggigil.4. Lelah dan lemasBayi yang mengalami hipotermia biasanya terlihat lelah dan lemas. Mereka mungkin tidak aktif atau responsif seperti biasanya 5. Nafsu makan menurunHipotermia dapat mempengaruhi nafsu makan bayi. Mereka mungkin tidak mau makan atau minum dengan baik.6. Napas cepat atau terengah-engahBayi dengan hipotermia mungkin mengalami napas cepat atau terengah-engah. Hal ini disebabkan oleh upaya tubuh untuk menghasilkan panas.
-
Kapan seseorang dianggap mengalami hipotermia sedang? Hipotermia sedang terjadi ketika suhu tubuhnya berkisar 32-28 derajat celsius. Seseorang yang mengalami hipotermia sedang detak jantungnya terus melambat, kulit tampak kebiruan, kesulitan bicara, inkontinensia urine, dan penurunan kesadaran.
-
Apa saja gejala yang dirasakan orang dengan hipotermia berat? Seseorang yang mengalami hipotermia berat akan merasakan kehilangan kesadaran karena suhu tubuh kurang dari 28 derajat celsius. Biasanya, detak jantung menjadi lebih lambat dan pupil mata tidak merespons cahaya. Selain itu, penderita juga mengalami tekanan darah rendah, terdapat cairan di paru-paru, dan otot kaku hingga menyebabkan kematian.
-
Mengapa bayi lebih rentan terkena hipotermia? Bayi, terutama yang baru lahir, sangat rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka belum mampu mengatur suhu dengan efektif seperti orang dewasa.
Hipertermia paling sering disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan dari luar tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan sistem pengaturan suhu tubuh tidak bisa menjaga suhu agar tetap normal. Akibatnya, suhu tubuh bisa naik drastis mencapai lebih dari 38,5°C. Peningkatan suhu tubuh bisa terjadi karena faktor-faktor berikut:
merdeka.com
Penyebab Hipertermia
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini, antara lain:
- Peningkatan suhu lingkungan, misalnya akibat gelombang panas
- Peningkatan produksi panas dari dalam tubuh, misalnya akibat aktivitas berlebihan, krisis tiroid, atau efek keracunan obat, seperti obat antikolinegik, obat MDMA, dan obat simpatomimetik
- Tubuh tidak mampu membuang panas, misalnya karena tubuh tidak bisa memproduksi keringat (anhidrosis)
Selain itu, ada juga beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertermia, seperti:
- Berusia di bawah 4 tahun atau di atas 65 tahun
- Melakukan aktivitas berat di luar rumah dan terpapar sinar matahari atau panas yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama
- Mengalami dehidrasi
- Mengenakan pakaian ketat di cuaca yang panas
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik, stimulan, obat penenang, obat antihipertensi, dan obat jantung
- Menderita penyakit tertentu yang menghambat pengeluaran keringat, seperti cystic fibrosis
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Mengalami gangguan elektrolit
- Menderita gangguan medis tertentu, seperti hipertensi, penyakit tiroid, penyakit jantung, dan diabetes insipidus
- Memiliki berat badan berlebih, obesitas, atau berat badan terlalu kurus
Gejala Hipertermia
Gejala hipertermia bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis hipertermia yang dialami. Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang bisa muncul pada penderita hipertermia:
- Suhu tubuh lebih dari 38,5°C
- Rasa gerah, haus, dan lelah
- Pusing
- Lemah
- Mual
- Sakit kepala
Selain gejala-gejala di atas, penderita hipertermia juga bisa mengalami gejala lain sesuai dengan jenis hipertermia yang dialami. Berikut ini adalah beberapa jenis hipertermia dan gejala yang menandainya:
- 3 Penyebab Tubuh Mudah Lemas dan Lelah, Salah Satunya Kekurangan Tidur
- 6 Cara Mengatasi Hipotermia pada Bayi, Waspadai Penyebabnya
- Bisa Sebabkan Masalah dan Penyakit, Ketahui 8 Bagian Tubuh yang Tak Boleh Disentuh Sembarangan
- Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri
- Heat stress: ditandai dengan badan lemas, haus, pusing, sakit kepala, dan mual.
- Heat exhaustion: ditandai dengan kulit pucat dan lembap, keringat berlebihan, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, muntah, dan pingsan.
- Heatstroke: ditandai dengan kulit kering dan merah, keringat berhenti, denyut jantung tidak teratur, kejang, kebingungan, halusinasi, koma, dan bahkan kematian.
Cara Mencegah Hipertermia
Bagaimana cara mencegah hipertermia adalah pertanyaan yang penting, terutama di cuaca yang panas. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Berikut ini adalah beberapa cara mencegah hipertermia yang bisa Anda lakukan:
- Menghindari paparan suhu panas yang berlebihan dari luar tubuh. Jika harus beraktivitas di bawah sinar matahari, usahakan untuk beristirahat sejenak di tempat yang sejuk dan teduh.
- Mengenakan pakaian yang longgar, tipis, dan berwarna terang saat berada di luar ruangan. Pakaian yang tebal dan ketat bisa meningkatkan produksi panas tubuh dan menghambat pengeluaran keringat.
- Menggunakan tabir surya, topi, atau payung saat berada di bawah sinar matahari. Hal ini bisa melindungi kulit dari paparan sinar UV matahari yang bisa menyebabkan luka bakar dan meningkatkan suhu tubuh.
- Mengonsumsi air putih yang cukup, terutama saat beraktivitas di cuaca panas. Air putih bisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang bisa hilang akibat keringat. Hindari minuman beralkohol, kafein, atau gula yang berlebihan karena bisa menyebabkan dehidrasi.
- Menghindari aktivitas fisik yang berat di cuaca panas. Aktivitas fisik yang berat bisa meningkatkan produksi panas tubuh dan membebani sistem pengatur suhu tubuh. Jika harus berolahraga, lakukan pada pagi atau sore hari, dan jangan lupa untuk minum air putih sebelum, selama, dan sesudah berolahraga.
- Menjaga kesehatan tubuh dan mengobati penyakit yang mendasari jika ada. Beberapa penyakit, seperti hipertensi, penyakit tiroid, penyakit jantung, dan diabetes insipidus bisa meningkatkan risiko hipertermia. Selain itu, beberapa obat-obatan, seperti obat diuretik, stimulan, obat penenang, obat antihipertensi, dan obat jantung juga bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk menurunkan suhu.
Komplikasi Hipertermia
Komplikasi hipertermia adalah akibat-akibat yang bisa terjadi jika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Komplikasi ini bisa berbahaya bagi kesehatan dan nyawa seseorang. Berikut ini adalah beberapa komplikasi hipertermia yang perlu diketahui:
- Kerusakan sel-sel otot (rhabdomyolisis). Suhu tubuh yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada sel-sel otot yang mengeluarkan protein mioglobin ke dalam darah. Mioglobin bisa menyumbat ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
- Gagal ginjal. Selain akibat mioglobin, gagal ginjal juga bisa terjadi karena dehidrasi, gangguan elektrolit, dan kerusakan jaringan tubuh akibat hipertermia.
- Perdarahan. Suhu tubuh yang tinggi bisa mengganggu fungsi trombosit, sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Akibatnya, penderita hipertermia bisa mengalami perdarahan di berbagai bagian tubuh.
- Koma. Suhu tubuh yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf. Akibatnya, penderita hipertermia bisa mengalami kebingungan, halusinasi, kejang, dan koma.
- Kematian. Suhu tubuh yang tinggi bisa menyebabkan kegagalan multiorgan, syok, dan kematian. Kematian akibat hipertermia biasanya terjadi pada penderita heatstroke, yaitu jenis hipertermia yang paling berat.