Penyebab Tantrum pada Orang Dewasa dan Cara Mengatasinya
Penyebab tantrum pada orang dewasa sangat beragam dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi mental, pola asuh, dan kemampuan mengelola emosi.
Tantrum mungkin terdengar seperti fenomena yang hanya berlaku untuk anak-anak, namun kenyataannya, emosi intens ini juga bisa menyerang orang dewasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali melihat individu yang tampaknya berada di luar kendali—baik di tempat kerja, di rumah, atau dalam interaksi sosial—menunjukkan kemarahan atau frustrasi yang tidak terduga. Meskipun tampaknya tidak wajar, tantrum pada orang dewasa adalah reaksi emosional yang bisa dipahami dan ditangani dengan tepat.
-
Bagaimana cara mengatasi tantrum pada anak? Pola asuh dan arahan dari orangtua menjadi kunci penting untuk mengatasi tantrum agar tidak semakin parah.
-
Bagaimana cara mengatasi tantrum anak? Cara mengatasi tantrum tergantung dengan karakter masing-masing anak. Untuk balita, Anda bisa melakukan pendekatan diri kepada anak ketika sedang tantrum.
-
Bagaimana cara mengalihkan perhatian anak saat tantrum? Berikan time out, kasih dia waktu mengeluarkan energinya untuk tantrum,
-
Bagaimana mengatasi tantrum anak dengan kata perintah? Contohnya seperti perintah "jangan buang mainannya!" untuk menghindarkan anak merusak barang-barang saat tantrum. Jika balita Anda terjebak dalam suasana hati yang buruk, beri mereka ide atau gagasan yang jelas tentang suatu kegiatan yang dapat dilakukan dengan segera.
-
Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua jika tantrum anak berlangsung lama? Orang tua disarankan untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan jika tantrum anak berlangsung lebih dari 15 menit, lebih dari lima kali dalam sehari, atau jika tantrum tersebut melukai diri sendiri atau orang lain. Selain itu, jika suasana hati anak tidak segera pulih setelah tantrum, perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
-
Apa yang bisa dilakukan saat anak tantrum? Cobalah untuk mengidentifikasi penyebab tantrum. Apakah anak lelah, lapar, atau merasa tidak nyaman? Apakah mereka merasa frustrasi karena tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan?
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah suatu kondisi emosional yang terjadi ketika seseorang tidak mampu mengungkapkan kebutuhan atau keinginannya dengan kata-kata atau perilaku yang lebih terkontrol. Tantrum dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dan sering kali disertai dengan ledakan emosi yang kuat, seperti menangis, berteriak, atau melakukan tindakan agresif.
Pada orang dewasa, tantrum dapat memiliki ciri-ciri yang mirip dengan anak kecil, tetapi juga dapat memiliki bentuk yang lebih kompleks dan agresif. Berikut adalah beberapa ciri-ciri tantrum pada orang dewasa:
- Tidak Berbicara atau Diam: Beberapa orang dewasa mungkin akan menampik berbicara atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang marah.
- Mengomel: Mereka mungkin akan berteriak, membentak, atau menghina orang lain.
- Merengek: Tangisan amarah, gertakan, dan erangan juga dapat terjadi.
Penyebab Tantrum pada Orang Dewasa
Penyebab tantrum pada orang dewasa dapat bervariasi, tetapi beberapa penyebab umum yang sering disebutkan adalah:
Sulit Mengelola Emosi:
Orang dewasa yang sulit mengelola emosi mungkin akan meluapkan emosi secara berlebihan dan agresif. Hal ini sering terjadi pada orang yang sering memendam emosi atau perasaan.
- 5 Penyebab Anak Sering Tantrum dan Cara Bijak Menghadapinya, Orang Tua Wajib Tahu!
- Penyebab dan Tanda Tantrum Anak yang Memerlukan Perhatian Khusus
- Ketahui Arti Tantrum Beserta Penyebab dan Cara Penanganannya
- 6 Cara Mengatasi Anak Tantrum di Tempat Umum Secara Mudah & Efektif, Jangan Selalu Dimarahi
Depresi atau Stres:
Depresi dan stres berlebihan dapat menyebabkan kemarahan dan frustrasi yang berujung pada tantrum. Orang dewasa yang mengalami depresi mungkin sulit mengontrol emosinya dan mudah marah.
Gangguan Ledakan Intermiten (IED):
Gangguan ledakan intermiten (IED) adalah kondisi mental yang membuat seseorang meledak-ledak secara verbal pada situasi yang tidak seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan tantrum yang agresif.
Autisme:
Orang dengan autisme mungkin akan mudah menangis kencang, berteriak, melempar, hingga menghancurkan barang karena gangguan fungsi otak dan saraf yang memengaruhi perilaku dan proses berpikir.
Sindrom Tourette:
Sindrom Tourette adalah kondisi neurologis yang menyebabkan tics motorik dan vocal. Orang dengan sindrom ini mungkin akan mengalami ledakan emosi yang berujung pada tantrum.
Pola Asuh yang Salah Saat Masa Kecil:
Pola asuh yang salah saat masa kecil dapat memengaruhi kemampuan seseorang mengelola emosi dalam masa dewasa. Hal ini dapat menyebabkan kemarahan dan frustrasi yang berujung pada tantrum.
Bipolar:
Bipolar adalah kondisi mental yang menyebabkan perubahan mood yang ekstrem. Orang dengan bipolar mungkin akan mengalami ledakan emosi yang berujung pada tantrum.
Cara Mengatasi Tantrum pada Orang Dewasa
Mengatasi tantrum pada orang dewasa bisa menjadi tantangan yang kompleks, karena biasanya melibatkan emosi yang mendalam dan sering kali dipicu oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa membantu mengatasi tantrum pada orang dewasa:
1. Pahami Penyebabnya
Tantrum pada orang dewasa sering kali berakar pada masalah emosional yang mendalam, seperti stres, kecemasan, atau frustrasi. Mengetahui apa yang memicu emosi ini dapat membantu dalam menemukan solusi. Kadang-kadang, kondisi lingkungan seperti beban kerja yang tinggi atau hubungan interpersonal yang tegang juga bisa menjadi pemicu tantrum.
2. Teknik Pengelolaan Stres
Latihan meditasi dan mindfulness dapat membantu individu mengelola stres dan meningkatkan kesadaran diri. Ini membantu mereka mengenali dan mengendalikan emosi mereka sebelum mereka mencapai titik ledakan. Aktivitas fisik juga dapat membantu melepaskan endorfin, yang dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi kecenderungan untuk mengalami tantrum.
3. Komunikasi yang Efektif
Saat berhadapan dengan seseorang yang sedang mengalami tantrum, penting untuk tetap tenang dan tidak terbawa emosi. Tanggapan yang tenang dapat membantu menenangkan situasi. Selain itu, tunjukkan pemahaman terhadap perasaan orang tersebut tanpa menghakimi. Kadang-kadang, hanya merasa dipahami sudah bisa meredakan ketegangan.
4. Penerapan Teknik Relaksasi
Mengajarkan teknik pernapasan dalam-dalam dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi intensitas emosi. Teknik relaksasi otot progresif juga dapat membantu mengurangi ketegangan fisik dan emosional.
5. Terapi dan Konseling
Terapi ini bisa membantu individu memahami pola pikir dan perilaku mereka yang menyebabkan tantrum, serta memberikan strategi untuk mengubahnya. Anda juga bisa mencoba terapi Psikodinamik, yaitu terapi yang berfokus untuk mengatasi konflik emosional yang mendalam yang mungkin berkontribusi pada tantrum.
6. Pengembangan Keterampilan Sosial
Mengajarkan keterampilan komunikasi yang baik, seperti cara menyampaikan kebutuhan dan perasaan dengan cara yang konstruktif, dapat membantu mengurangi konflik yang bisa memicu tantrum. Latihan dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat juga penting untuk mencegah munculnya tantrum.
7. Mengelola Ekspektasi
Terkadang, tantrum muncul karena ekspektasi yang tidak realistis atau tekanan dari lingkungan sekitar. Mengelola ekspektasi dan memberikan ruang untuk fleksibilitas dapat membantu mengurangi stres.
8. Mencari Dukungan
Memiliki jaringan dukungan sosial yang baik dapat memberikan rasa keterhubungan dan dukungan emosional, yang penting dalam mengelola emosi. Atau, Anda bisa bergabung dengan kelompok dukungan untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan perspektif baru bisa sangat membantu.
9. Perubahan Gaya Hidup
Kurang tidur bisa memengaruhi keseimbangan emosional. Pastikan mendapatkan tidur yang berkualitas. Nutrisi yang baik juga berperan dalam stabilitas emosional. Konsumsi makanan yang sehat dapat membantu menjaga mood yang stabil.