Pertunjukan Landung di Ciamis, Wayang Raksasa Tingginya Dua Kali Orang Dewasa
Wayang Landung menjadi wayang raksasa yang terlahir di Ciamis. Ukurannya benar raksasa, tingginya mencapai 2 kali lipat tingginya orang dewasa. Beratnya tak tanggung-tanggung, cukup menjadikan pemainnya kewalahan. Kemeriahannya tergambar dari keseruan pementasan dan antusias warganya yang menonton.
Wayang telah menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia berkat keunikannya. Sampai-sampai wayang diakui dunia melalui UNESCO. Tak hanya satu, ada banyak jenis wayang di beberapa daerah di Indonesia. Mulai dari wayang kulit, wayang beber, wayang golek, hingga wayang suket. Namun kini ada jenis wayang baru yang memiliki keunikan tersendiri. Cikal bakalnya berasal dari wayang golek. Namun ukurannya raksasa.
Ialah Wayang Landung yang tingginya mencapai 2 meter, 4 kali lipat tinggi wayang golek pada umumnya. Saat dimainkan, Wayang Landung tingginya mencapai 2 kali tinggi orang dewasa. Selayaknya wayang, Wayang Landung dapat digerakkan disetiap pertunjukkan. Namun Wayang Landung tidak dimainkan di atas panggung, melainkan di tanah lapang, maupun jalanan. Mirip ondel-ondel Jakarta dan Ogoh-ogoh Pulau Bali.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Biasanya, tradisi ini digelar pada Hari Jumat Kliwon di bulan Agustus.
-
Bagaimana cara melakukan Tradisi Ujungan? Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
-
Di mana tradisi umbah-umbah kloso dilakukan? Di Pandak, Bantul, ada tradisi unik dalam menyambut Bulan Suci Ramadan. Tradisi itu bernama umbah-umbah kloso.
-
Dimana Tradisi Ujungan dilakukan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
Tak tanggung-tanggung, Wayang Landung memiliki berat hingga 20 kilogram. Tak heran dalangnya dipastikan harus memiliki stamina yang kuat.
©2021 Merdeka.com/Fiat Bagus Purnama
Wayang Landung dikembangkan di Kampung Pabuaran, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Kreatornya ialah Pandu Radea yang juga seorang seniman kontemporer. Tepatnya di tahun 2003, Wayang Landung dilahirkan. Tiap tahunnya Wayang Landung selalu dipentaskan. Selain itu, beragam perayaan besar juga tak ketinggalan membawakan Wayang Landung sebagai hiburannya.
Berbeda dengan wayang pada umumnya, dalang Wayang Landung lebih sering dipentaskan untuk arak-arakan. Diiringi musik tradisinal khas Sunda sesekali wayang digerakkan mengiringi irama. Dimainkan dengan koreografi berlaga dalam pertempuran. Namun terkadang juga dibawakan dengan seni jugalan jogiol atau kisah peperangan dan cerita bermakna layaknya wayang pada umumnya.
©2021 Merdeka.com/Fiat Bagus Purnama
Wayang Landung sekilas mirip dengan wayang golek khas Sunda. Terdisi dari kepala dan tubuhnya yang unik. Kepalanya terbuat dari ukiran kayu seperti pada umumnya. Ada dua jenis watak Wayang Landung, wajah berwarna merah melambangkan tokoh antagonis. Sedangkan raut putih melambangkan sifat protagonis.
Rangkanya terbuat dari kayu, kostumnya terdiri dari batang padi kering dan kararas atau daun pisang kering. Kararas dijadikan sebagai bawahan wayang, sedangkan batang padi kering dijadikan tangannya. Dedaunan hijau juga turut menghias mahkota dari sang wayang.
©2021 Merdeka.com/Fiat Bagus Purnama
Bobotnya yang berat membuat para pemainnya kewalahan. Tak jarang, selama pagelaran Wayang Landung harus ada pemain penggantinya. Saat arak-arakan warga yang menonton juga diperkenankan mencoba sensasi memainkan Wayang Landung. Pastinya harus memiliki tubuh yang sehat dan stamina yang kuat.
Wayang Landung dimainkan di tanah lapang saat siang hari. Bisa dibayangkan betapa berat dan panasnya saat mengangkat beratnya Wayang Landung. Tak berhenti menggerakkan tangan wayang, mengikuti irama musik bernada semakin tinggi.
©2021 Merdeka.com/Fiat Bagus Purnama
Jika berduel pentas Wayang Landung akan berhenti jika salah satu wayang hancur dalam pertempuran. Sebelum itu, Wayang Landung akan saling pukul satu sama lain. Berbeda dari wayang umumnya yang digelar semalam suntuk, Wayang Landung hanya dibawakan dari pagi hingga siang saja.
Lahir dan besar di Ciamis, Wayang Landung kini menjadi ikon kebanggan warganya. Wayang Landung juga diikutsertakan di berbagai ajang perlombaan di tingkat nasional. Berbagai perayaan selalu menampilkan Wayang Landung, harapannya Wayang Landung agar selalu dilestarikan keberadaannya hingga ratusan tahun ke depan.
(mdk/Ibr)