Sejarah Serangan Umum 1 Maret: Upaya Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
1 Maret 1949 menjadi peristiwa pembuktian bagi Indonesia kepada dunia bahwa kekuatan yang dimiliki Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Peristiwa ini dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret.
Menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada Perang Dunia II tanggal 15 Agustus 1945 menyebabkan Indonesia berada pada situasi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia setelah ini memasuki tahap baru, yaitu perjuangan membela dan mempertahankan kemerdekaan terhadap ancaman penjajahan kembali di bumi Nusantara ini. Perpindahan ibukota ke Yogyakarta membuat Belanda menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran dalam agresi militernya yang kedua.
-
Kapan Malam 1 Suro diperingati? Tradisi ini memiliki latar belakang sejarah yang kaya, di mana masyarakat Jawa memperingati hari itu sebagai awal dari penanggalan baru dalam tradisi Jawa serta mengenang peristiwa penting dalam sejarah Jawa.
-
Kapan malam 1 Rajab tahun ini? Malam 1 Rajab 1445 H jatuh pada Jumat, 12 Januari 2024, setelah magrib sampai Sabtu, 13 Januari 2024 dini hari.
-
Kapan Malam 1 Suro dirayakan? Bulan Sakral Bagi orang Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa diyakini sebagai bulan yang sakral atau suci.
-
Kapan malam 1 Suro 2023? Tanggal 1 Suro atau 1 Muharram tahun 2023 jatuh pada 19 Juli 2023. Ini artinya malam 1 Suro 2023 terjadi satu hari sebelumnya, yaitu tanggal 18 Juli 2023.
-
Kapan 1 Muharram dirayakan? 1 Muharram merupakan awal tahun baru dalam kalender Islam, yang memiliki makna spiritual dan historis yang sangat dalam.
-
Mengapa banjir di Bandung pada Kamis (11/1) lalu ramai diperbincangkan? Bukan tanpa sebab genangan air di ibu kota Provinsi Jawa Barat itu ramai jadi perbincangan di media sosial. Hal ini karena debit air yang menggenang terbilang besar di sejumlah titik, bahkan hingga setinggi hampir dada orang dewasa.
Pasukan TNI tidak dapat mempertahankan Kota Yogyakarta yang mendapat gempuran dari pasukan Belanda. Ketidakberhasilan pasukan TNI dalam mempertahankan Yogyakarta membuat pihak Belanda merasa berhasil menghancurkan RI dan TNI.
Namun bangsa Indonesia tidak tinggal diam. 1 Maret 1949 menjadi peristiwa pembuktian bagi Indonesia kepada dunia bahwa kekuatan yang dimiliki Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Peristiwa ini dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret.
Berikut informasi lengkapnya telah dirangkum merdeka.com melalui jurnal.uns.ac.id pada Senin, (28/02/2022).
Belanda Menduduki Yogyakarta
Setelah Kota Yogyakarta diduduki, Belanda berturut -turut berusaha menduduki kabupaten-kabupaten sekitar Kota Yogyakarta yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan akhirnya Gunungkidul.
Pada akhir Januari, Sri Sultan HB IX menangkap berita radio bahwa permulaan Maret akan diadakan sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa -bangsa (PBB) yang juga akan membahas masalah Indonesia.
Pada awal Februari, Sri Sultan HB IX berkirim surat kepada Jenderal Sudirman untuk meminta izin agar diadakan suatu serangan umum tetapi pada siang hari. Jenderal Sudirman menyetujuinya dan Sri Sultan HB IX diminta berhubungan langsung dengan komandan yang bersangkutan yaitu Letkol Soeharto.
Serangan Umum 1 Maret 1949
Setelah mendapat persetujuan dari Jenderal Sudirman, pada waktu itu Soeharto menjadi komandan Brigade 10 di bawah Divisi II yang dipimpin oleh Kol. Bambang Soegeng. Salah seorang anggota staf komandan Brigade 10 adalah Lettu Marsudi. Kepala Staf Seksi I Bidang Intel ini memegang peranan penting dalam menjalin hubungan antara Komandan Brigade dan Sri Sultan.
Pada tanggal 14 Februari 1949 Letkol Soeharto masuk kota dan diterima oleh Sri Sultan HB IX di Dalem Prabuningratan. Tempat tersebut yang menjadi pertemuan empat mata antara Sri Sultan HB IX dengan Letkol Soeharto. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk mengadakan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk membuktikan ke pada dunia khususnya Dewan Keamanan PBB dan memulihkan kepercayaan rakyat Indonesia bahwa TNI masih ada dan masih kuat.
Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sementara itu, sektor Timur dipimpin oleh Ventje Sumual, sektor Selatan dan Timur oleh Mayor Sardjono, dan sektor Utara oleh Mayor Kusno. Indonesia pun berhasil menduduki Yogyakarta dan membuat Belanda akhirnya menurut untuk kembali berunding.
(mdk/nof)