Sosok Sultan Malikussaleh, Pemimpin Pertama Kesultanan Samudera Pasai
Sultan pertama Samudera Pasai ini konon menjadi raja pertama yang bisa membaca Al-Qur'an pada abad ke-13.
Sultan pertama Samudera Pasai ini konon menjadi raja pertama yang bisa membaca Al-Qur'an pada abad ke-13.
Sosok Sultan Malikussaleh, Pemimpin Pertama Kesultanan Samudera Pasai
Kesultanan Samudera Pasai merupakan salah satu kerajaan dengan corak Islam pertama di Indonesia yang terlatak di Provinsi Aceh. Dulunya kawasan ini cukup disegani dalam bidang pusat pengembangan Islam sekaligus sebagai tempat pusat perdagangan.
Kesultanan Samudera Pasai didirikan pada abad ke-13 yang dipimpin oleh seseorang yang saleh bernama Meurah Silu. Ia juga menjadi raja dari Kesultanan Samudera Pasai yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh atau Malikulsaleh.
-
Apa peran Kerajaan Lasem dalam Kerajaan Majapahit? Dalam Kitab Negarakertagama juga disebutkan bahwa Bhre Lasem pertama, yaitu Duhitendu Dewi merupakan salah satu penguasa dari 11 kerajaan di Jawa. Ia juga menjadi salah satu dari sembilan Dewan Pertimbangan Agung Kerajaan Majapahit.
-
Dimana Sultan Iskandar Muda memimpin Kesultanan Aceh? Sultan Iskandar Muda melakukan ekspedisi angkatan laut yang begitu efektif dan berhasil mendapatkan kontrol wilayah di bagian Barat Laut Nusantara. Bahkan, kontrol dan kekuasaannya pun melebar meliputi pelabuhan penting di Barat Sumatra, Pantai Timur, hingga ke Asahan.
-
Apa yang ditemukan di dalam guci besar dari masa Kerajaan Sulaiman? Arkeolog berhasil mengungkap isi tulisan yang ditemukan di bagian leher sebuah guci besar dari masa Kerajaan Sulaiman.
-
Mengapa Raja Aceh menyerang Kerajaan Deli? Keputusan ini membuat Raja Aceh marah besar dan kecewa. Dari situlah, Raja Aceh memutuskan untuk menyerang Kerajaan Deli.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
-
Dimana Kerajaan Samudra Pasai berada? Kerajaan Samudra Pasai merupakan salah satu kerajaan yang berada di wilayah Aceh. Secara geografis, kerajaan ini tepat berada di pesisir Utara Sumatra atau di sekitaran wilayah Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.
Tak hanya andal di bidang perdagangan, kerajaan ini juga pandai dan lihai dari menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Para Sultan yang menduduki takhta kerajaan sangatlah taat kepada agama.
Saat ini, Malikussaleh dijadikan sebuah nama di berbagai tempat, seperti bandara, institut agama Islam negeri hingga perguruan tinggi.
Kunjungan Ibnu Batutah
Mengutip dari beberapa sumber, Ibnu Batuah yang merupakn seorang pengembara itu sempat mengunjungi Samudera Pasai pada abad 14. Ia melihat kapal Sultan Pasai sedang berada di Cina. Memang, pada catatan Cina menyebutkan bahwa utusan dari Samudera Pasai kerap datang untuk menyerahkan upeti.
Tak hanya itu, Ibnu Batutah juga terkagum-kagum dengan Samudera Pasai, karena siklus perdagangannya yang maju dan ditandai dengan alat pembayaran berupa mata uang emas.
Kemudian, ia dibuat tercengang dengan penemuan kota besar yang indah yang dikelilingi dengan dinding dan menara kayu.
Malikussaleh sebagai pendiri dari Kesultanan Samudera Pasai tentunya memiliki tangan yang ajaib. Ia juga menjadi sosok ikon peradaban masyarakat yang adil, sejalan dengan konsep syariah.
Tak heran jika Kesultanan Samudera Pasai sangat kental dengan budaya dan tradisi Islam yang sudah mengakar di dalam diri mereka.
Menikah Dengan Putri Kerajaan Perlak
Sultan Malikussaleh pun menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak bernama Gangang Sari. Dari pernikahan itu mereka dikarunai seorang anak bernama Sultan Malik Az-Zahir I. Putranya inilah yang memegang peran penting untuk kelangsungan Kesultanan Samudera Pasai.
- Raja hingga Panglima di Perang Salib ini Dipercaya Sosok yang Pertama Kali Adakan Maulid Nabi di Dunia
- Berada di Tengah Permukiman Padat Penduduk, Ini Fakta Unik Kompleks Makam Raja Mataram di Tegal yang Sudah ada sejak Abad ke-17
- Kental dengan Nuansa Kerajaan Kuno, Intip Pemandian yang Dibangun oleh Sultan Pakubuwono X Suasananya Asri
- Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja
Ketika Sultan Malik Az-Zahir I memimpin kerajaan, Samudera Pasai mengalami masa keemasan. Ia menjadi pelopor yang mengenalkan pertama kali penggunaan emas di lingkungan kerajaan.
Warisan dari ayahnya itu terus berlanjut dan nama Samudera Pasai pun semakin terkenal di kalangan para pedagang. Wilayah ini menjadi salah satu pusat perdagangan dan peradaban di Nusantara.
Sosok Cendekiawan
Sultan Malikussaleh menjadi sosok yang berpengaruh dan cendekiawan karena beliaulah yang meletakkan nilai-nilai fundamental pada masa berdirinya Kerajaan Samudera Pasai. Bahkan sudah menjadi pusat penyebaran ajaran-ajaran agama Islam.
Tak hanya itu, Samudera Pasai juga memegang peranan penting dalam aktivitas perdagangan dari dan ke luar negeri. Pada saat itu, kerajaan ini terkenal dengan komoditas ladanya yang sekali ekspor hingga 10.000 bahara setiap tahunnya.
Selain itu, dengan tekad kuat Malikussaleh, kerajaan ini juga memberikan kedudukan istimewa kepada pedagang pulau Jawa, sehingga kedua belah pihak memiliki hubungan yang istimewa khususnya di bidang perdagangan.
Menyatukan Diri
Pada tahun 1511-1523, rantai warisan Kerajaan Samudera Pasai terhenti setelah diserang oleh tentara kolonial Portugis dan ditawan di Malaka.
Kemudian, putri Sultan Malikussaleh menikah dengan Sultan Kerajaan Aceh ke-13 bernama Sultan Alaidin Riyatsyah Al-Qahar. Atas pernikahan ini, Kesultanan Samudera Pasai akhirnya resmi menyatukan diri dengan Kerajaan Aceh Darussalam.