Tak Banyak yang Tahu, Makanan Cepat Saji Ini Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Kesultanan Banten
Gerem Asem konon jadi makanan cepat saji sejak zaman Kesultanan Banten.
Gerem Asem konon jadi makanan cepat saji sejak zaman Kesultanan Banten.
Tak Banyak yang Tahu, Makanan Cepat Saji Ini Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Kesultanan Banten
Kota Serang memiliki kekayaan kuliner nenek moyang yang masih bertahan bernama Gerem Asem. Rasa rempah yang kuat dengan bumbu sederhana menjadikannya sebagai makanan cepat saji ala kerajaan Kesultanan Banten.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Apa menu andalan Gudeg Jogja Bu Iin? Kedai angkringan dengan menu andalan gudeg berserta masakan Jawa ini bernama Gudeg Jogja Bu Iin.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Apa yang menjadi ciri khas menu di warung angkringan? Menu yang khas yaitu nasi dengan tempe. Seiring berjalannya waktu, warung angkringan semakin modern dengan menu yang semakin bervariasi.
-
Mengapa Garang Asem dulunya menjadi makanan mewah? Konon, dulunya Garang Asem ini adalah makanan mewah yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas atau bangsawan. Hal tersebut dikarenakan dulunya daging ayam yang digunakan berasal dari ayam kampung yang harganya relatif mahal.
-
Dimana lokasi sentra kuliner PKL Sultan Agung? Kawasan Jalan Sultan Agung jadi salah satu spot kulineran yang menarik di Kota Bandung.
Kehadiran menu Gerem Asem selalu dinantikan oleh orang-orang di kerajaan, sehingga menjadi menu favorit yang selalu hadir dalam acara-acara kebudayaan.
Sajian ini juga fleksibel dan mudah diolah karena cocok menggunakan berbagai jenis daging-dagingan. Seperti apa kelezatannya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Sajian berkuah lezat
Mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Gerem Asem merupakan kuliner berkuah dengan isian daging.
Makanan ini bercita rasa dominan asam gurih, dengan sedikit rasa pedas, manis dan asin yang menggoyang lidah.
Gerem Asem sangat nikmat disantap menggunakan nasi putih hangat, dengan rasa kuah kaldu dari daging yang kuat. Rempah-rempah di kuahnya benar-benar terasa.
Bisa gunakan berbagai jenis daging
Dikatakan cepat saji karena proses memasaknya terbilang simpel dan tidak memerlukan bahan khusus.
Gerem Asem bisa memakai berbagai jenis daging mulai dari sapi, kerbau, ayam sampai bebek. Semakin lama direbus, semakin empuk daging yang dihasilkan. Yang menarik, menu ini hanya memakai 3 jenis rempah.
“Untuk bumbunya ini ada asam Jawa, lada dan garam. Ini yang murninya sejak zaman kesultanan dulu. Cuma sekarang banyak ditambahi bawang merah dan bawang putih,” kata Yadi Ayhadi dari Bantenologi.
Jadi hidangan khusus
Selain menu khas kerajaan, seiring berjalannya waktu Gerem Asem juga mulai disajikan untuk acara-acara yang bersifat keluarga.
Biasanya warga Serang menyajikannya saat acara pernikahan, khitanan dan acara yang menyangkut kehadiran seluruh anggota keluarga lainnya.
“Jadi keluarga besar yang berkunjung ke rumah kerabatnya itu pasti mengkonsumsi Gerem Asem,” katanya lagi.
Gerem Asem berbeda di tiap kecamatan
Ternyata, Gerem Asem berbeda cara memasak dan penyajiannya di tiap kecamatan wilayah Serang Banten.
Untuk di wilayah Pontang, Gerem Asem banyak menggunakan daging bebek. Sedangkan Kecamatan Bojonegara, Puloampel, Kramatwatu dan Cilegon menggunakan ayam kampung dan daging lainnya.
Penyebarannya lebih banyak di wilayah utara Serang karena memang awalnya muncul dari kawasan kerajaan Banten.
Asal-usul nama Gerem Asem
Menurut salah satu penjual Gerem Asem, Nadori, asal-usul pemberian nama Gerem Asem diduga berasal dari dua bahan utama menu yakni garam dan asam Jawa.
“Maksud dari nama Gerem Asem sendiri sebenarnya garem (garam) dengan asem (asam Jawa),” kata Nadori.
Selain nasi putih, biasanya masyarakat di Serang menyajikan Gerem Asem dengan nasi kuning yang ditaburi bawang merah.