Pria Majalaya Ngaku Naik Everest Ternyata Pakai Foto Orang Lain, Ini Faktanya
Pria bernama Memet Isa Bahrudin itu berbohong dan mencomot foto milik pendaki Andika Kusuma Wardhana. Pendaki asli, Andika pun mengungkapkan fakta sebenernya bahwa Memet ikut mendaki namun tak sampai puncak.
Warga Majalaya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat baru-baru ini menuai sorotan publik usai mengaku menaklukkan Pegununan Everest di Lobuche Peak, Himalaya. Ternyata pria bernama Memet Isa Bahrudin itu berbohong dan mencomot foto milik pendaki asal Kota Salatiga, Jawa Tengah, bernama Andika Kusuma Wardhana (28).
Fakta ini terungkap lewat postingan dari salah seorang keluarga Andika, di akun @ igoen_anindya, (16/12) lalu. Dalam unggahan itu, pemilik akun bernama Gunawan Anindyamantri meluruskan bahwa foto yang diunggah dan diakui Memet di Puncak Everest merupakan sosok keponakannya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Sayangnya, mis informasi tentang Memet yang mengaku mendaki Puncak Everest ini sudah terlanjur menyebar melalui pemberitaan hingga viral di media sosial.
“Awal bulan Oktober lalu, keponakanku berangkat ke Nepal utk menjalankan misi pendakian ke Mount Everest. Singkat cerita medio Oktober berhasil mencapai Lobuche East Summit. Eh,ujug2 ada orang Majalaya yg make foto ponakanku & ngaku2 dialah yg sampe di puncak. Gelok bgt gak seh.” Tulis akun Twitter @igoen_anindya
Berikut fakta-faktanya.
Foto Pendaki Asli Dicomot Warga Majalaya
©2022 Merdeka.com/Dokumentasi Andika Kusuma Wardhana
Di unggahan twitter, Gunawan menceritakan bahwa awal terungkapnya pencomotan ini berawal dari notif yang diterima oleh keponakannya di pertengahan Desember lalu. Ketika itu, Andika dikirimi kabar bahwa fotonya digunakan oleh seorang pendaki asal Majalaya bernama Memet di akun Facebook pribadi.
Andika bersama dirinya lantas terkejut, lantaran foto tersebut digunakan tanpa izin, dan diakui secara sepihak oleh pendaki asal Majalaya itu.
“Tiba-tiba pertengahan Desember kemarin, ada notif yang diterima keponakan, dan setelah dia cek ternyata fotonya dipakai oleh orang Majalaya bernama Memet Issa Bachrudin di FB. Yang bersangkutan membuat klaim bahwa dia sampai ke puncak,” kata Gunawan, kepada Merdeka, Minggu (18/12)
Menyebar Lewat Pemberitaan
Unggahan Memet di akun Facebook pribadinya itu kemudian diberitakan oleh media massa, hingga viral. Di sana pihak Gunawan lantas mencoba meluruskan kabar yang selama ini beredar, bahwa foto yang diklaim Memet di Puncak Everest itu merupakan keponakannya.
Gunawan juga membuat postingan di Twitter, agar kesalahan informasi ini tidak terus beredar di masyarakat.
Dari pantauan Merdeka di akun Facebook Memet Issa Bachrudin, foto Andika sempat dijadikan sampul di berandanya.
“Setelah dengar kasus tersebut, dari keluarga, aku mutusin untuk menulis thread di twitter, agar yang bersangkutan & media yang sempat membuat press release, melakukan klarifikasi kejadian yang sesungguhnya serta mentakedown foto keponakan yang dipakai di FB” lanjut Gunawan
Keluarga Andika Kecewa
Setelah ramainya kasus ini, Gunawan dan keluarga merasa kecewa lantaran Memet menggunakan foto keponakannya dan mengklaim sudah menaklukan Puncak Everest.
“Ya sangat disayangkan adanya klaim sepihak, dan terutama aksi comot foto keponakan. Padahal seandainya ngomong baik-baik, pasti tidak harus sebesar ini,” kata Gunawan
Sayangnya, hingga saat ini pengunggah foto keponakannya itu masih belum memberi tanggapan apapun, termasuk belum meminta maaf kepada Andika maupun pihak keluarga. Walau demikian, dirinya mengaku sedikit lega, lantaran sudah ada pelurusan informasi di media sosial.
“Belum (meminta maaf/klarifikasi), tapi alhamdulillah, berkat teman-teman di Twitter, dan juga dari pihak Himalaya Master setidaknya sudah ada pelurusan berita.” Tandasnya.
Memet Tidak Sampai Puncak
Sementara itu, Merdeka juga berhasil menghubungi Andika Kusuma Wardhana (28), pendaki yang berhasil mengibarkan bendera di Puncak Everest. Saat dihubungi, dirinya mengaku kaget karena fotonya digunakan.
“Awal ketahuannya, ketika saya diberi tahu oleh seorang teman bahwa foto saya (di Everest) dimuat waktu itu oleh salah satu media, dengan isi yang tidak tepat” kata Andika
Andika lantas merasa kecewa lantaran itu merupakan fotonya yang tiba-tiba diakui sepihak. Kekecewaannya bertambah lantaran pendaki Majalaya bernama Memet Issa Bachrudin itu juga sempat dibantu Andika saat berkomunikasi dengan petugas di Everest lantaran kendala bahasa.
Andika Membantu Memet saat Alami AMS
Andika juga sempat membantu Memet saat mengalami AMS (Acute Mountain Sickness), sehingga Memet tidak sampai puncak dan harus dievakuasi.
“Selama pendakian saya membantu yang bersangkutan karena kendala bahasa dengan guide, sherpa & porter dari Himalayan Masters Adventure. Termasuk membantunya saat mengalami AMS (Acute Mountain Sickness) sehingga diharuskan dievakuasi turun ke ibukota Kathmandu” kata Andika
Jadi Pelajaran Berharga
©2022 Merdeka.com/Dokumentasi Himalayan Masters
Andika menambahkan bahwa kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki, agar bisa menghargai proses menjelajah pegunungan. Menurut dia, sampai ke puncak merupakan bonus.
“Untuk teman-teman yang suka mendaki mungkin bisa menghargai proses pendakian itu sendiri. Karena momen di puncak hanyalah bonus dari proses yang perlu dinikmati untuk menuju ke titik itu” katanya
Dirinya juga berharap jika kejadian serupa (mengklaim foto orang lain), tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Berhasil Mengibarkan Merah Putih
Sementara, Andika sendiri memulai ekspedisi ke pegunungan Everest pada 19 September 2022 lalu. Ketika itu dirinya melakukan perjalanan selama sepuluh hari, hingga tiba di puncak pada 29 September 2022.
“Jadi pendakian saya ke Lobuche Peak di Himalaya dimulai tanggal 19 Sept 2022 dan berhasil mencapai puncak tanggal 29 Sept 2022” katanya
Diceritakan, bahwa Ia dan Memet kebetulan diampu oleh satu agen yang sama yakni Himalaya Masters Adventure sehingga keduanya bertemu di lokasi. Dirinya kemudian berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak pegunungan Everest tersebut.
“Saya kebetulan menggunakan agen yang sama dengan Kang Memet, yaitu Himalayan Masters Adventure, jadi jadwal kami disamakan. Bendera yang saya bawa hanya bendera Indonesia untuk difoto saat mencapai puncak” tandasnya.