Aksi Daeng Aziz intimidasi warga Kalijodo bikin wali kota berang
Daeng Aziz tak ingin dua kafe dan 8 bidang tanah miliknya tergusur di Kalijodo.
Pemprov DKI Jakarta kemarin, Kamis (18/2) resmi mengeluarkan surat peringatan pertama (SP1) kepada ratusan warga Kalijodo, Jakarta Utara, untuk membongkar bangunannya. Sebagian warga menerima dengan mendaftarkan diri untuk direlokasi ke rumah susun, namun sebagian menolak dan berniat bertahan.
Bahkan, dari sebagian warga yang mendaftarkan diri untuk relokasi, ada yang menarik diri. Rupanya, ada intimidasi yang diterima warga dari tokoh Kalijodo Abdul Aziz alias Daeng Aziz dan anak buahnya. Hal ini diungkapkan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi.
Rustam Effendi mengatakan intimidasi yang dilakukan Daeng Aziz adalah dengan melarang RT/RW serta warga setempat untuk memberikan informasi kepada Pemprov DKI.
"Mereka diintimidasi oleh Daeng Aziz, bahkan RT kita saja di lokasi sudah tidak berani menyampaikan informasi karena ketakutan," kata Rustam di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (18/2).
Daeng Aziz, kata Rustam, juga meminta kepada warga setempat untuk terus melakukan perlawanan kepada pihak yang ingin melakukan penertiban. Tak hanya itu, warga yang bersedia direlokasi ke rusun juga tak luput dari ancaman.
Dari data yang dihimpun hingga kemarin, sudah ada 24 warga yang mau mendaftar, namun karena mendapat ancaman, 14 orang mencabut pendaftarannya. "Malahan kemarin yang daftar ke kita untuk relokasi rusun mencabut kembali pendaftarannya karena takut oleh Daeng Aziz. Sampai kemarin sudah ada 24 orang, sekarang tinggal 10 orang. 14 Orang mencabut pendaftarannya," tandasnya.
Meski begitu, Rustam mengatakan sejak dikeluarkan surat peringatan 1, hari ini sudah banyak warga yang melakukan pembongkaran permukiman mereka sendiri."Tapi banyak yang mulai mau direlokasi karena mereka tahu sekarang kita serius bongkar. Awalnya mereka pikir kemarin kan kita cuma imbauan. Begitu SP 1 baru mikir mereka," ujarnya.
Berang dengan aksi intimidasi Daeng Aziz terhadap warga, Rustam meminta kepada Daeng Aziz untuk bertobat dan tidak memprovokasi warga.
"Daeng Aziz tahu enggak siapa? Dia ini preman. Dan preman-preman itu anak buahnya Daeng Aziz. Harusnya Daeng Aziz tobat. Dia kan udah kaya raya. Kalau bisa ajak anak buahnya (bertobat)," ujar Rustam di Jakarta, Kamis (18/2).
Rustam mengungkapkan, Daeng Aziz memiliki 2 kafe lengkap dengan praktik prostitusi di lokalisasi Kalijodo itu. "Cafe itu merangkap tempat gituan," jelasnya.
Dilanjutkannya, Daeng Aziz selama ini selalu menghindar dan sangat sulit ditemui saat pihak kepolisian maupun Pemprov DKI mengajaknya berdialog. Meski begitu, dia menegaskan masalah intimidasi itu harus diselesaikan.
"Daeng Aziz belum busa ditemuin, Kapolres Jakarta Utara (Daniel Bolly Tifaona) saja susah nemuinnya. Tapi sekarang gini intimidasi harus diatasi," terang Rustam.
Selain itu, katanya, bila dalam penertiban yang akan dilakukan Pemprov DKI mendapat perlawanan dari Daeng Aziz dan anak buahnya, maka yang bersangkutan akan diamankan.
"Informasi yang saya dapat begitu, Daeng Aziz yang intimidasi. Kemarin sudah dirapatkan dengan kepolisian. Kalau dia melawan ya akan kami amankan," pungkas Rustam.
Soal aset yang dimiliki Daeng Aziz di Kalijodo, Lurah Pejagalan Maskur menjelaskan ada dua kafe besar yang dimiliki Daeng Aziz. Dia juga memiliki delapan bidang tanah berdasarkan dokumen Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
"Dia ada banyak (bangunan). Kalau data dari kelurahan sendiri yang tercatat PBB-nya ada 8 bidang," kata Maskur saat ditemui di Kalijodo, Jakarta Utara, Kamis (18/2).
Dari pantauan merdeka.com di lokasi, salah satu kafe milik Daeng Aziz bernama, Kafe Intan, terletak di Jalan Kepanduan II. Terlihat beberapa orang berjaga di depannya. Selain itu, bangunan kafe tersebut juga terlihat lebih besar dibanding kafe-kafe lain.
Selain Kafe Intan, Daeng juga memiliki Kafe Anggrek. Lokasinya tidak jauh dari Kafe Intan. Terlihat di depannya tiga orang wanita sedang duduk manis.
"Banyak (kafe) dia, bukan itu aja," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga:
Razia di Kalijodo, Kombes Krishna sambangi kafe milik Daeng Aziz
Daeng Aziz memiliki 2 kafe besar dan 8 bidang tanah di Kalijodo
Wali Kota Jakut minta tokoh Kalijodo Daeng Aziz bertobat
Wali kota Jakut sebut Daeng Aziz intimidasi warga agar bertahan
Cerita Daeng Aziz, mantan bandar judi yang disegani di Kalijodo
Perang urat syaraf Ahok dan Daeng Aziz soal Kalijodo
Kombes Krishna: Aziz bukan daeng, daeng kan gelar
-
Di mana RPTRA Kalijodo berada? Kawasan Kalijodo sebelumnya dikenal sebagai sarang judi dan prostitusi.
-
Di mana saja di Jakarta yang terlihat dipenuhi salju dalam foto ilustrasi? Dalam foto-foto tersebut nampak Monas dipenuhi salju. Bahkan puncak Monas yang terbuat dari emas tertutup warna putih dari salju. Sementara itu, Bundaran Hotel Indonesia juga nampak dipenuhi salju. Stasiun KRL juga begitu sejuk dilihat karena dipenuhi salju. Bak stasiun kereta di luar negeri. Hal yang sama juga terjadi pada Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion sepakbola nampak dipenuhi salju.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.