'Anak korban eksploitasi berpotensi jadi pelaku kriminal'
Anak korban eksploitasi yang dijadikan pengamen dan pengemis ini seharusnya direhabilitasi untuk menghilangkan trauma.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, anak-anak korban kasus eksploitasi dan perdagangan anak bisa memiliki trauma mendalam. Itu akibat kekerasan yang dialami selama eksploitasi sehingga menumbuhkan sifat kriminal saat dewasa nanti.
"Anak-anak akan terganggu psikologisnya. Kemudian akan memunculkan sifat-sifat keras dan berpotensi menjadi pelaku-pelaku kriminalitas," kata pria akrab disapa Kak Seto di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (24/3).
Kak Seto menjelaskan, anak-anak korban eksploitasi yang dijadikan pengamen dan pengemis ini seharusnya direhabilitasi untuk menghilangkan trauma. Sebab, di antara anak-anak itu ada yang memiliki kecerdasan yang luar biasa.
Dia percaya bahwa kemiskinan menjadi salah satu akar permasalahan adanya eksploitasi anak-anak. Itu juga ditambah adanya kekeliruan dalam pengasuhan anak oleh orang tua.
"Kasus ini selalu terjadi dari tahun ke tahun. Ini seperti gunung es karena banyak terjadi di masyarakat. Masyarakat pun kurang peduli. Seharusnya melaporkan jika melihat yang seperti ini di sekitarnya," papar Kak Seto.
"Jika ini dibiarkan, Kita bisa kehilngan generasi emas," tambahnya.
Dia juga mengapresiasi jajaran Polres Jakarta Selatan yang berhasil mengungkap kasus eksploitasi anak-anak dan perdagangan orang di sekitaran Blok M, Jakarta Selatan.
"Sudah jadi rahasia umum hal ini terjadi. Anak-anak dilibatkan untuk dibawa untuk mendapatkan belas kasihan," ujarnya.
Kak Seto menjelaskan, pelibatan anak-anak kecil sengaja dilakukan untuk menarik simpati agar orang memberikan sejumlah uang. Padahal anak tersebut merupakan korban perdagangan orang yang sengaja disewa untuk mendapatkan uang.
"Memang kita dibuat simpati sampai kepada bayi yang dibawa dan ternyata ada anak itu sengaja disewa untuk dipergunakan seperti itu," terang Kak Seto.
Untuk itu dia meminta kepada masyarakat untuk tidak sembarangan memberikan uang kepada mereka. Tak hanya itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan apabila melihat praktik yang sama.
"Kepada masyarkat untuk melapor jika melihat hal-hal yang seperti demikian. Stop kekerasan dan kekejaman untuk anak-anak," terangnya.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
Baca juga:
Bila tak mau kerja, anak jalanan sewaan harus siap kena pukulan
Sewakan anak jalanan Rp 200.000, pelaku perdagangan orang diciduk
Diiming-imingi gaji Rp 30 juta, WNI telantar di Belanda