Curhat penghuni Kalibata City dari bule bikin onar sampai prostitusi
Kebanyakan mereka yang berbuat onar adalah WN asal Timur Tengah seperti Iran dan Afganistan.
Dari data kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta, tercatat ada 11.000 WNA di Jakarta Selatan. Jumlah ini diprediksi bakal terus bertambah seiring program masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu lokasi yang kerap dijadikan tempat tinggal bagi WNA adalah apartemen Kalibata City. Dari semua penghuni apartemen Kalibata City yang jumlahnya lebih dari 2.600 jiwa, 20 persen di antaranya merupakan WNA.
Namun kehadiran mereka di apartemen Kalibata City tidak seluruhnya bisa diterima. Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City Musdalifah menceritakan, kebanyakan mereka yang berbuat onar adalah WN asal Timur Tengah seperti Iran dan Afganistan.
-
Siapa Kyra Wahab? Ariyo Wahab jadi sorotan netizen gara-gara anak sulungnya, Kyra Wahab, yang cantik banget dan udah tambah dewasa.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Mengapa Situs Candi Watu Pawon dinamai demikian? Karena yoni tersebut letaknya miring, bentuknya tampak seperti tungku, yang dalam Bahasa Jawa disebut pawon. Itulah kenapa situs tersebut dinamakan Watu Pawon.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
"Mereka itu enggak ada izinnya, izin mereka cuma kunjungan tapi di sini mereka malah jual-jual apa gitu saya enggak tahu. Makanya dengan adanya timpora disini sangat-sangat membantu kami sebagai warga," ujar Musdalifah.
Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta, Cucu Koswala membenarkan itu, kebanyakan WNA di Jakarta terganjal persoalan perizinan. Seharusnya kunjungan wisata tetapi dia bekerja over stay kunjungan yang telah diberikan.
Persoalan yang dikeluhkan penghuni apartemen Kalibata City bukan cuma WNA tapi juga persoalan prostitusi terselubung. Musdalifah menceritakan persoalan WNA bikin onar dan prostitusi. Berikut paparannya.
Tak kalah menarik:
Ini kata Ahok soal wacana PDIP-Gerindra usung Sjafrie & Djarot
5 Trik atur uang agar pensiunan tak jatuh miskin
5 Strategi punya rumah usia 20-an meski keterbatasan pendapatan
Kasus hukum Fahd A Rafiq, bikin kubu Akom dan Setnov kembali pecah
Blak-blakan model Jelly Jelo, diajak ngamar untuk popularitas
Tak bisa hentikan prostitusi online
Baru-baru ini jajaran Polres Jakarta Selatan menciduk muncikari prostitusi online di Apartemen Kalibata City. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City merasa kecolongan dengan maraknya prostitusi di apartemen itu.
"Penghuni Kalibata City ini kan lebih dari 2.600 jiwa dan kejadian itu kan masuknya wilayah privasi di dalam kamar, jadi kita tidak bisa menyentuh itu, mereka online, di dalam kamar," tutur ketua P3SRS, Musdalifah di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Prostitusi mencoreng citra penghuni apartemen
Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City Musdalifah menuturkan, praktik prostitusi yang telah berjalan selama 2,5 tahun itu membuat citra penghuni apartemen lainnya turut tercoreng. Hal ini karena kasus semacam ini memang banyak terjadi di Kalibata City. Padahal kata dia, banyak kegiatan positif yang sering dilakukan oleh para penghuni apartemen.
"Saya bingung kenapa hanya pemberitaan yang seperti ini saja. Padahal kami ini sering melakukan kegiatan sosial seperti donor darah secara rutin dan santunan anak yatim setiap bulan Ramadan," kata Musdalifah.
Kami lawan kalau prostitusi terang-terangan
Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City Musdalifah menuturkan, pihaknya tidak bisa melakukan penggerebekan prostitusi online selayaknya pihak kepolisian. Apalagi prostitusi yang dilakukan di Kalibata hanya eksekusi bukan berupa transaksi.
"Mereka itu legal, ada KTP, dalam kamar itu ada privasi kami tidak bisa menyentuh ke arah sana. Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana, yang tahu itu intel, kecuali mereka menjajakan diri secara terang-terang itu pasti kami lawan," tutur Musdalifah.
Seperti penggerebekan kemarin, kata Musdalifah, kasus tersebut terkuak lantaran ada intel polisi yang telah menyelidiki. Sementara pihak P3SRS ikut mendampingi penggerebekan tersebut.
"Seperti yang penangkapan kemarin itu kan tahunya dari internet, dan saat penangkapannya kami giring. Kami ada di sana untuk mendorong penggerebekan itu," kata Musdalifah.
Dibohongi bule
Penghuni Apartemen Kalibata City bosan dengan tingkah laku para Warga Negara Asing (WNA) karena kerap berbuat onar. Menurut Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City, Musdalifah, ulah para WNA itu mulai dari mabuk-mabukan, menipu hingga memperdaya penghuni lainnya.
"Rata-rata mereka itu cakep-cakep jadi orang kita itu diperdaya oleh mereka. Banyak orang kita yang dibohongi sama mereka. Maaf yah, mereka itu sampai menghamili orang kita, sama orang UNHCR," kata Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Kalibata City Musdalifah di Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Bule pembuat onar kami anggap sampah
Musdalidah menuturkan, WNA yang kerap membuat ulah Apartemen Kalibata City, itu terdaftar di United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Namun, sayangnya pihak UNHCR tidak melakukan pengawasan terhadap orang asing itu sehingga sering kali meresahkan penduduk setempat.
"Kami anggap mereka (WNA UNHCR) itu sampah. Sampah yang dibuang ke Kalibata City. Harusnya mereka itu pantau, mereka itu seperti apa. Jangan cuma mau buang sampah. Mereka itu sampah, saya bilang mereka itu sampah," ungkap Musdalifah penuh kekesalan.
Â
(mdk/noe)