Dampak Mengerikan Bagi Tubuh Udara Jakarta yang Masuk Kategori Tidak Sehat
Polusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (17/9) pagi masuk dalam kategori tidak sehat bisa kelompok sensitif dan menduduki posisi ke-5 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.19 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 124 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 45 mikrogram per meter kubik.
-
Apa saja penyakit yang bisa ditimbulkan akibat paparan polusi udara? Dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan paparan terus-menerus terhadap polutan tersebut. Penyakit Akibat Polusi Udara 1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) : Ini adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja. Data WHO menyebutkan bahwa ISPA menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
-
Mengapa polusi udara menjadi masalah yang serius di kota-kota besar di Indonesia? Kendaraan bermotor, pabrik, dan pembakaran sampah menghasilkan emisi gas dan partikel yang mencemari udara, menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan dan penyakit pernapasan.
-
Bagaimana cara Jakarta menangani polusi udara? Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
-
Mengapa polusi udara berbahaya bagi warga Jakarta? Politikus Partai Nasdem ini menegaskan, pencemaran udara bisa membahayakan kesehatan penduduk di Jakarta.
-
Apa saja dampak utama polusi udara bagi kesehatan? Polusi udara memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan manusia. Paparan jangka panjang maupun jangka pendek terhadap polutan udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk: Gangguan Pernapasan, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Infeksi Respiratori, Kanker Paru-paru, Masalah Reproduksi dan Perkembangan, Masalah Kesehatan Mental.
-
Bagaimana cara melindungi diri dari polusi udara di Jakarta? Berdasarkan kualitas udara tidak sehat ini, IQAir memberikan sejumlah rekomendasi kesehatan untuk melindungi diri dari polusi udara di Jakarta. Di antaranya, masyarakat diminta menggunakan masker saat berada di luar ruangan.
Polusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat secara keseluruhan, karena terpapar terus-menerus terhadap polutan tersebut. Berikut dampak Kesehatan bagi tubuh:
1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja. Data WHO menyebutkan bahwa ISPA menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
2. Asma
Jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Bagi penderita asma, saluran pernapasannya akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak menderitanya.
3. Paru-paru basah atau pneumonia
Penyakit akibat infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara atau pada alveolus di salah satu atau bahkan kedua paru-paru. Paru-paru basah dapat disebabkan oleh serangan (infeksi) virus, jamur, atau bakteri yang menyerang sistem pernapasan. Gejalanya diawali dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas.
4. Bronkopneumonia
Jenis pneumonia yang menyerang saluran udara (bronkus) dan alveolus di paru-paru. Gejalanya mirip dengan pneumonia, namun lebih ringan dan tidak menyebar ke seluruh paru-paru.
5. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
Selanjutnya PPOK, penyakit paru-paru yang ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK dapat menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan produksi dahak berlebihan. PPOK juga meningkatkan risiko infeksi paru-paru dan gagal napas.
6. Kanker paru-paru
Jenis kanker yang berasal dari sel-sel paru-paru yang tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Kanker paru-paru dapat menyebar ke organ lain melalui darah atau getah bening. Gejala kanker paru-paru antara lain batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, penurunan berat badan, dan kelelahan.
7. Hipertensi pulmonal
Kondisi tekanan darah tinggi di pembuluh darah paru-paru. Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan gagal jantung kanan, pembengkakan kaki, pusing, dan pingsan. Penyebab hipertensi pulmonal antara lain penyakit jantung bawaan, penyakit hati kronis, dan gangguan tidur.
8. Tuberkulosis (TBC)
TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menginfeksi organ lain seperti tulang, ginjal, dan otak. Gejala TBC antara lain batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, berkeringat di malam hari, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan.
Ternyata, dampak polusi udara tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi memberikan tekanan besar pada kesehatan mental masyarakat. Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan polusi udara berdampak mendalam pada kesehatan mental manusia, meskipun hal ini sering diabaikan oleh publik.
Seorang ekonom kesehatan dari Universitas Yale, Xi Chen bersama rekan-rekannya melakukan penelitian tentang dampak polusi terhadap kesehatan mental di Cina, negara dengan kualitas udara yang sangat buruk.
Bikin Cemas hingga Depresi
Hasil penelitian menunjukkan tingkat polusi yang tinggi dapat mengurangi kebahagiaan dan meningkatkan gejala depresi. Analisis dari 39 penelitian tentang hubungan polusi udara dan depresi memperlihatkan bahwa paparan PM2,5, baik dalam jangka panjang maupun pendek berhubungan dengan depresi.
Polusi udara berpengaruh terhadap gangguan tidur, penurunan kognitif pada anak-anak dan lansia, serta gangguan kesehatan mental lainnya seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan kecemasan. Tidak hanya itu, peningkatan paparan polusi udara terkait dengan peningkatan kejadian bunuh diri.
Analisis di Amerika Serikat menunjukkan setiap peningkatan partikel polusi per mikrogram/m3 di kota-kota AS menyebabkan peningkatan kejadian bunuh diri hingga 0,5%.
Kondisi ini sulit dijelaskan secara sederhana. Namun secara biologis, polusi udara dapat menyebabkan peradangan otak, defisit serotonin, dan mengganggu respons stres. Selain aspek biologis, beban psikologis juga meningkat ketika udara sangat tercemar.