Djarot: Birokrasi tak pernah tidur, pelayanan harus 24 jam
Selain soal birokrasi, Djarot menilai permasalahan banjir dan macet di Jakarta belum bisa selesai 2 tahun ke depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bertekad ingin serius menata ulang tatanan kehidupan di Jakarta. Penataan itu menurut Djarot harus diwujudkan mengingat potret Jakarta selama ini masih tidak beranjak dari hal-hal kumuh, seperti banjir, sampah yang menggunung serta hunian masyarakat yang kumuh.
"Saya sudah ke Penjaringan, Marunda, Cilincing, banyak sekali hunian yang tidak layak dan tidak manusiawi. Ini harus kita tata harus kita rubah," katanya dalam kunjungan kerja di kantor wali kota Jakarta Utara, Kamis (15/1).
Menurut Djarot, untuk merubah tatanan itu para pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta harus menjadi pelayan bagi masyarakat secara maksimal. Bahkan Djarot menegaskan, hakikatnya pelayanan terhadap masyarakat harus berjalan selama 24 jam.
"Birokrasi tidak pernah tidur, karena pelayanan terhadap masyarakat itu 24 jam. Jam 1 malam ada yang lahiran, ada yang kecelakaan, dan lain-lain," katanya.
Djarot menambahkan, semua upaya perbaikan itu tidak akan selesai hanya dalam tempo dua tahun ke depan. Namun menurutnya yang terpenting adalah keberanian untuk melangkah ke arah itu secara kontinyu. Ia membandingkan dengan pembangunan Singapura yang baru terlihat hasilnya setelah berjalan 15 tahun.
"2018 Bisa selesai? Tidak bisa, tapi kita harus melangkah secara kontinyu untuk menuntaskan banjir, macet, sampah, pemukiman kumuh yang itu jadi problem klasik," pungkasnya.