Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
- Fakta Baru Ibu Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar di Jaktim, Pelaku Buang Handphone Digunakan untuk Merekam
- 4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
- 4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
- Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban
Fakta Baru Sekeluarga Tewas Bunuh Diri di Penjaringan, Ini Isi Handphone Korban
Teka-teki latar belakang kematian dari satu keluarga yang tewas bunuh diri di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara mulai terungkap.
Dari hasil keterangan sejumlah saksi, diakui keluarga itu memang tertutup dengan sosial sekitarnya.
Hal itu disampaikan Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dari hasil 12 saksi keluarga dan teman yang diperiksa selama proses penyelidikan.
"Memang ada ada handycapnya, ada ketertutupan atau bisa dikatakan introvet ya antara keluarga yang empat ini dengan keluarga besarnya. Tapi kita dapat informasi-informasi itu sifatnya sangat subjektif,"
kata Gidion kepada awak media, Senin (18/3).
merdeka.com
Karena masih subjektif, maka dari itu perlu kiranya penyidik memperkuat dan mengumpulkan berbagai bukti yang bisa membawa untuk terungkapnya motif dari kematian satu keluarga yang lompat dari apartemen tersebut.
"Handphone itu kondisi pecah rusak berat tidak bisa diekstrak. Hanya beberapa komunikasi dan dia menggunakan nomor yang apa berganti-ganti," tuturnya.
Bahkan, Polisi menemukan pengakuan fakta kalau ayah EA (50), ibunya, AIL dan dua anak remaja laki-laki berinisial JWA (13) dan remaja perempuan berinisial JL (16) telah dua tahun tidak berkomunikasi dengan keluarga besar.
"Ini sudah enggak komunikasi ya enggak komunikasi lama sudah ada 2 tahun enggak komunikasi dengan keluarganya," jelasnya.
Sedangkan, kalau dari hasil tracing riwayat kehidupan keluarga itu, didapat jika mereka sempat pindah ke Solo. Lalu, ditemukan jika JWA dan JL kedua anaknya sudah tidak sekolah sejak satu tahun lalu.
"Yang ada ada tracing lokasi ya dia ada di Solo tetapi tempatnya di mana kita juga nggak dapat informasi. Bahkan si anak kan sudah tidak terdaftar di sekolah dan juga sudah tidak melanjutkan satu tahun enggak sekolah. Dua duanya," terangnya.
Tunggu Hasil DNA
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara sampai saat ini masih fokus untuk mengungkap motif dari kasus kematian satu keluarga yang tewas bunuh diri di apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Dengan menunggu hasil DNA dari satu keluarga yang dicek oleh petugas lewat tali dipakai mengikat tangan satu keluarga ini sebelum melompat.
"DNA yang ada di tali ya, yang ditemukan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban. Itu yang kami lakukan pemeriksa intinya itu," ucapnya, Senin (18/3).
Sebab, sejauh ini diketahui hanya ada empat korban yakni pria EA (50), perempuan berinisial AIL dan dua anak remaja laki-laki berinisial JWA (13) dan remaja wanita berinisial JL (16) yang merupakan satu keluarga.
"Penggunaan tali menjadi kunci penyidikan. Siapa saja DNA yang ada di tali tersebut," jelasnya