Hutan Kota UKI Cawang Diduga jadi Tempat LGBT, Ini Tindakan Pemprov DKI
Hutan Kota UKI Cawang Diduga jadi Tempat LGBT, Ini Tindakan Pemprov DKI
Pemprov DKI telah menyiapkan tindakan jika menangkap kaum LGBT melakukan aktivitas tidak wajar
Hutan Kota UKI Cawang Diduga jadi Tempat LGBT, Ini Tindakan Pemprov DKI
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar mengerahkan Satpol PP untuk menjaga hutan-hutan kota yang ada di wilayahnya.
Hal ini dilakukan usai Hutan Kota UKI Cawang diduga sebagai tempat perkumpulan LGBT.
- Perwira TNI Terduga Pelaku LGBT Ditahan, Ini Inisial Tujuh Prajurit yang Jadi Korban
- Fakta Baru Kasus Mutilasi di Sleman: Korban Sedang Meneliti Kelompok LGBT
- Hutan Kota Cawang jadi Tempat Kumpul LGBT Bukan Milik Pemprov DKI, Ternyata Ini Pemiliknya
- Hutan Kota UKI Bakal Ditertibkan Usai Jadi Sarang LGBT
"Pertama kan rawan hal yang tak diinginkan terjadi tapi kalau petugas enggak ada. Kan saya kira ya pasti akan terjadi kalau kita enggak jaga. Hari ini mulai dijaga, mulai diawasi selama 24 jam terutama malam hari,”
kata Anwar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (25/).
Merdeka.com
Selain itu, Pemkot Jakarta Timur berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Kota (Forkopimko) untuk membantu mengawasi Hutan Kota UKI Cawang. Pasalnya, pemkot tidak bisa menindaklanjuti jika mendapati LGBT di lokasi.
“Makanya saya bilang kita koordinasi dengan Forkopimko dan Pak Kapolres, Pak Dandim sama-sama mengawasi karena kan tugas eksekusi kan bukan kita ya, kepolisian kalau ada perbuatan-perbuatan yang asusila perbuatan yang tidak sewajarnya,”
tambah Anwar.
Anwar menyebut bahwa pagar di Hutan Kota UKI Cawang akan diperbaiki. Dia meminta jajarannya untuk menegaskan apakah hutan kota tersebut diperuntukkan sebagai tempat olahraga atau miniatur yang hanya dapat dilihat.
“Pagar taman kan rusak, sekarang diperbaiki, dibangun. Saya bilang, kita mau park atau garden, taman itu miniatur mau dilihat atau mau dimanfaatkan oleh warga. Mau dimanfaatkan oleh warga harus dijaga konsekuensinya. Tapi kalau enggak dimanfaatkan ya harus dipagar," ujar dia. "Artinya dimanfaatkan hanya pagi seperti olahraga dan sebagainya,” jelas Anwar.
Lebih lanjut, jika ada kaum LGBT yang terjaring dalam operasi Satpol PP, maka mereka akan dibina di Dinas Sosial.
“Ya penjaringan pembinaan ya bukan berarti dia bersalah kita tangkap. Pembinaan kan kita ada Dinas Sosial sampai sejauh mana, mungkin dia coba-coba kita kan enggak tahu. Gimana kta mengurangi penyakit masyarakat,”
kata Anwar menjelaskan.
Merdeka.com