Menyusup masuk Balai Kota, 3 mahasiswa dipaksa keluar polisi
Mereka menuntut Ahok mau beraudiensi terkait persoalan penggusuran dan reklamasi.
Unjuk rasa dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia di Balai Kota, Jakarta diwarnai kericuhan. Peristiwa ini terjadi saat 3 orang mahasiswa memaksa masuk ke dalam kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk meminta adanya audiensi.
Sejak awal, mereka menuntut agar Ahok, sapaan Basuki, untuk menghentikan reklamasi Teluk Jakarta hingga jelas peruntukannya untuk kepentingan rakyat. Selain itu, mereka juga menuntut Ahok untuk turun ke lokasi penggusuran Pasar Ikan dan meminta maaf kepada warga.
Wakapolsek Gambir, Kompol M Nababan mengatakan 3 mahasiswa ini keluar dari barisan massa aksi dengan berpura-pura ingin salat. Namun yang terlihat ketiganya malah duduk di bangku yang ada di pendopo, Balai Kota.
Awalnya, pamdal mengira 3 mahasiswa ini adalah warga biasa karena tidak mengenakan almamater. Namun, ternyata ketiganya justru tengah menunggu Ahok agar bisa beraudiensi.
"Mereka izinnya mau saolat, aku juga lagi keluar, tapi tiba-tiba mereka sudah ke pendopo (Balai Kota). Tiga orang, mereka memaksakan kehendak untuk ketemu Ahok minta audiensi soal reklamasi dan penggusuran," kata Nababan di lokasi, Rabu (20/4).
Karena ulahnya, ketiga mahasiswa ini dipaksa keluar oleh polisi. Adu mulut antara mahasiswa dan polisi pun tak terhindarkan saat ketiganya enggan ditarik keluar Balai Kota. Mereka terus berteriak-teriak, saat polisi dan pamdal Balai Kota memintanya keluar.
Ichsan, mahasiswa yang menyusup masuk itu mengatakan aksinya itu adalah bentuk kekecewaannya karena Ahok tak mau menemui mereka. Selain itu, dia mengaku surat permohonan yang diajukan sejak Jumat minggu lalu juga tak kunjung ditindak lanjuti.
"Hari Jumat kita sudah datang ke Balai Kota, saya datang kemari, minta audiensi. Tapi apa? Kita tidak bisa ketemu. Kita tadi hanya ingin menunggu tapi kita malah diseret-seret seperti layaknya hewan," tegas Ichsan.