Misteri Kematian Seorang Tahanan Polres Jaksel
Kematian Freddy Nicolaus Siagian, tahanan Polres Metro Jaksel masih menjadi misteri. Polisi menegaskan, tahanan tersebut meninggal karena sakit. Namun, keluarga dan penasihat hukum tidak percaya. Sebab, kondisi jenazah yang tak wajar.
Kematian Freddy Nicolaus Siagian, tahanan Polres Metro Jaksel masih menjadi misteri. Polisi menegaskan, tahanan tersebut meninggal karena sakit. Namun, keluarga dan penasihat hukum tidak percaya. Sebab, kondisi jenazah yang tak wajar.
Penasihat hukum dan keluarga melihat kondisi jasad di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Di sekujur tubuh penuh luka. Belum lagi, pengakuan korban ke keluarga dan kerabat.
-
Apa itu Tekwan? Tekwan merupakan salah satu hidangan khas Sumatera Selatan yang menjadi bukti nyata kekayaan kuliner di daerah tersebut. Hidangan ini menggabungkan berbagai rasa dalam satu mangkuk, mulai dari bakso ikan, udang cincang, dan jamur sebagai bahan utamanya. Sementara bahan pelengkapnya adalah mie, tauge, dan irisan daun bawang. Ditambah lagi kuah kaldu ikan-nya secara langsung memperkaya cita rasa tekwan yang nikmat.
-
Kenapa para tentara salib ini tewas? Menurut sejarah Perang Salib, saat itu Sidon sedang dikepung dan dihancurkan pada tahun 1253 oleh tentara Mamluk dan tahun 1260 oleh bangsa Mongol. Kemungkinan besar para prajurit ini tewas dalam salah satu pertempuran ini.
-
Apa yang dimaksud dengan tawakal? Tawakal adalah merelakan sepenuhnya segala sesuatu yang kamu cintai, namun dengan keyakinan bahwa Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
-
Kapan tayamum menjadi batal? Tayamum akan langsung batal jika Anda telah menemukan air sebelum melakukan salat.
-
Apa yang dimaksud dengan tetelan sapi? Tetelan mengacu pada potongan daging yang masih melekat pada tulang sapi. Potongan daging tersebut biasanya terdiri dari kombinasi daging, lemak, dan urat.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
Freddy ditangkap Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja sejak Desember 2021 lalu.
Pengacara keluarga korban, Antonius Badar Karwayu menerangkan, ada beberapa bukti yang memperkuat dugaan penganiayaan kepada korban sebelum dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.
Pengamatannya, ada beberapa luka yang tidak wajar membekas pada beberapa bagian tubuh Freddy Nicolaus Siagian. Misalnya, bagian punggung dan sikut.
"Itu ada kulit seperti terkelupas," kata dia saat dihubungi, Selasa (18/1).
Antonius melanjutkan, luka-luka pada bagian kaki tak kalah mengerikan. Pada sekitar area betis sampai pada tulang kering berwarna hitam.
"Kaki sebelah kirinya di antara area hitam itu ke bawah ada bekas luka, entah itu kenapa tapi itu sudah agak mengering ya, mungkin itu luka agak lama ya itu seperti ditusuk benda tumpul atau disundut rokok. Jadi ada luka yang baru mulai mengering," terang dia.
Luka Parah di Kaki
Kemudian, Antonius menambahkan, luka pada bagian kaki ada bekas seperti diinjak benda. Seeprti meja atau benda sejenis.
"Di bawahnya di bagian kuku itu ada kulit yang mengelupas cukup lebar, mendekati kuku gitu ya. Jadi antara kuku di sebelah kiri jadi yang paling kelihatan lagi seperti ada bekas diinjak oleh sesuatu entah itu meja atau apa di bagian kakinya," terang dia.
Antonius menjelaskan, Freddy Nicolaus Siagian dengan kakak kandung terbilang dekat. Kakaknya tinggal di Medan.
Namun, beberapa kali menjalin komunikasi lewat sambungan telepon. Antonius mengatakan kakak kandung korban sempat menceritakan apa yang terjadi di dalam tahanan Polres Metro Jaksel.
"Sebelum meninggal dia telepon ke kakaknya memang ada kekerasan yang dialami di dalam, tapi kekerasan pemukulan itu dari siapa dia belum bisa pastikan," terang dia.
Hal yang sama juga diutarakan oleh kedua orang kerabat. Kala menjenguk korban di rumah sakit. Antonius mengatakan kedua orang itu termasuk saksi kunci.
"Kami belum bisa sebutkan identitasnya karena kami harus buat laporan dulu ke pihak terkait, karena mereka masih kami harapkan bisa menjadi saksi untuk perkara ini," terang dia.
Terkait temuan ini, pihak keluarga bersama kliennya tak tinggal diam. Mereka akan meperkarakan kasus ini. Apalagi, berdasar hasil autopsi sementara memperjelas bahwa ada luka-luka akibat kekerasan pada tubuh korban.
Kronologi Meninggal
Antonius mengatakan, jasad korban di autopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati pada Selasa 18 Januari 2022 sekira pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Saat itu, ia bertemu dengan dokter yang mengautopsi dan disampaikan hasil secara lisan.
"Kami akan membuat laporan pengaduan terkait ada dugaan penganiayaan di dalam, dengan bukti-bukti yang kami punya," terang dia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Antonius, Freddy Nicolaus Siagian tersandung kasus dugaan tindak pidana Narkoba jenis ganja. Korban dipersangkakan Pasal 114 subsider Pasal 112 Undang-Undang Nakotika No 35 Tahun 2009.
Korban ditangkap sejak 16 Desember 2020 di Bali. Kemudian karena pengembangan dibawa ke Jakarta. Kasusnya diproses di Polres Jaksel.
"Penangkapan 16 Desember 2020 kemudian ada lima hari di Bali setelah itu baru terbang ke Jakarta. Surat penahanan terhitungnya ya dari tanggal 16 Desember 2020," terang dia.
Antonius menerangkan, korban mendekam di Rutan Polres Metro Jaksel. Namun, pihak keluarga mendapatkan informasi Freddy Nicolaus Siagian menderita sakit dan sedang menjalani rawat jalan di RS Polri.
"Waktu itu korban mendapat perawatan di sana dan diperbolehkan kembali dalam tahanan. Pada 10 Januari 2022 kembali ke Rutan Jaksel," ujar dia.
Antonius mengatakan, kondisi Freddy Nicolaus Siagian kian memburuk. Korban kembali masuk rumah sakit pada 12 Januari 2022.
Keesokan harinya, Antonius menerangkan, ada dari pihak keluarga membesuk dan bertemu korban pada 13 Januari 2022 di Rumah Sakit. Terlihat bahwa kondisinya sudah lemas.
Benar saja, sepulang dari Rumah sakit, pada pukul 22.00 WIB korban dikabarkan meninggal dunia. "Itu dikabarkan malam antara jam 9 atau 10 malam," tandas dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan belum memberikan klarifikasi soal ini. Baik telepon maupun pesan WhatsApp belum mendapatkan respons.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)