Pengerjaan Proyek Tanggul Laut NCICD Fase A di Jakut Terkendala Banyaknya Pemukiman Liar
Jumlah penduduk yang tinggal dan mendirikan bangunan liar di lokasi pengerjaan tanggul pantai rupanya tak sedikit.
keberlanjutan proyek terkendala banyaknya pemukiman liar warga yang memerlukan waktu untuk ditata.
Pengerjaan Proyek Tanggul Laut NCICD Fase A di Jakut Terkendala Banyaknya Pemukiman Liar
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI diketahui mengerjakan sisa 11 kilometer (km) proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A tanggul pantai.
Pengerjaan proyek dilakukan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Namun, diakui Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, keberlanjutan proyek terkendala banyaknya pemukiman liar warga yang memerlukan waktu untuk ditata.
- Jubir Anies Klaim Tanggul Pantai NCICD Berhasil Kurangi Banjir di Jakarta
- Embung di Karanganyar Ini Sudah Lima Bulan Kering Tanpa Air, Kini Ditumbuhi Rumput Liar dan Jadi Tempat Gembala Kambing
- Ini Jalanan Paling Banyak Pungli di Indonesia, Adanya di Bekasi Setiap 3 Meter Ada Preman Minta Setoran
- Sempat Dinyatakan Punah, Burung Prasejarah Ini Kembali Hidup Berkeliaran di Alam Bebas
"Benar yang 11 (kilometer) itu. Sisanya itu sedikit masih ada yang dari SDA (Dinas Sumber Daya Air), terutama yang masuk ke dalam muara-muara itu SDA, contoh yang di Kali adem,"
kata Ali kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).
Kawasan itu, masih memerlukan sejumlah penataan. Sebab, dia menyebut jumlah penduduk yang tinggal dan mendirikan bangunan liar di lokasi pengerjaan tanggul pantai rupanya tak sedikit.
"Memang harus ada sedikit penataan kawasan banyak penduduk liar di situ. Itu kita kendala di situ," ucap Ali.
Meski begitu, Ali menjelaskan penataan kawasan yang dimaksud bukan berarti melakukan pembebasan lahan. Namun, warga yang masih bertahan di sekitar lokasi proyek bakal direlokasi.
"Pembebasannya sih sudah enggak. Bukan pembebasan, mungkin nanti relokasi warga yang di pinggiran," katanya.
"Kalau pembebasan kan itu asetnya aset orang, dibebaskan lalu dibayar. Ini memang aset Pemda," sembung dia.
Diketahui, panjang total tanggul pantai yang dibangun di Jakarta ada 46 km. Dari 46 km itu, 13 km tanggul pantai sudah rampung dikerjakan. Sehingga, tersisa 33 km, yang 11 km bakal dikerjakan Kementerian PUPR.
Sementara itu, 22 km sisanya dibagi pengerjaannya antara Pelindo dan Pemprov DKI Jakarta. Ini disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada Faizal ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) membahas pengembangan tanggul NCICD di DKI Jakarta.
"Nah 22 km oleh DKI ini ada revisi yang kita mengeluarkan ada area Pelindo sama Tanjung Priok itu tersisa tinggal 11 km. Nah, 11 km ini lah yang kita akan bangun tiga tahun ke depan. Clear ya,"
kata Yusmada di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Yusmada menyampaikan, 11 km yang ditangani Pemprov DKI Jakarta berada di empat klaster, yakni di Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat, dan, klaster Kali Blencong. Pengerjaannya, kata Yusmada dilaksanakan multiyears atau tiga tahun dari 2023 hingga 2025.
Lebih lanjut, Yusmada menyebut untuk tiga tahun pembangunan sepanjang 11 km tanggul pantai itu sudah ada total sekitar Rp595 milyar anggaran.
"Untuk sementara ini yang sudah teranggarkan tiga tahun itu Rp595 miliar untuk yang klaster Ancol Barat, Muara Angke, sebagian sama Blencong,"
kata Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada Faizal.