Sandiaga minta proyek tanggul raksasa harus lihat dampaknya dahulu
Sandiaga menuturkan penolakan reklamasi ini kerap ditentang oleh para ahli.
Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tanggul raksasa dan reklamasi di Teluk Jakarta. Namun, swasta dilarang ikut terlibat dalam mega proyek tersebut. Untuk itu, Presiden Joko Widodo direncanakan bakal menerbitkan aturan main.
Menanggapi hal tersebut, Politisi Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno menilai sebaiknya dipertimbangkan kembali. Sebab dikhawatirkan proyek itu bakal menuai pro dan kontra.
"Menurut saya kita harus lihat dulu dampaknya apa, dampak hukumnya apa, itu kan dikasih ke pengembangan," kata Sandiaga saat ditemui merdeka.com di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Kamis (28/4).
Sandiaga menuturkan penolakan reklamasi ini kerap ditentang oleh para ahli. Mereka juga masih mempertanyakan soal teknis yang akan dibuat oleh pemerintah pasca pengambilalihan proyek tersebut. Namun Sandiaga menyarankan pemerintah untuk memberikan penjelasan terhadap pihak yang menolak dilanjutkannya reklamasi itu.
"Para ahli ini kan masih mempertanyakan. Jadi kalau misalnya secara teknis pemerintah pusat sudah mengambil posisi seperti itu dan sudah mengambil keputusan untuk melanjutkan proyek reklamasi, pasti mereka punya kajian teknisnya mendukung itu. Tinggal mereka (pemerintah) yakinkan aktivis lingkungan yang sampai saat ini masih menolak," jelas Sandiaga.
Sandiaga mengaku, sepanjang yang diketahuinya, kajian tentang reklamasi dari segi lingkungan belum selesai. Namun pemerintah telah memutuskan mengeluarkan moratorium
"Sampai mungkin minggu lalu saya masih dikasih tahu secara lingkungan reklamasi ini belum selesai kajian lingkungannya dan makanya ditunda dulu. Tapi ini moratoriumnya ini kan pemerintah pusat yang bikin keputusan," tandasnya.
Baca juga:
Memantau perkembangan proyek tanggul di Pantai Muara Baru
Ahok: Kalau Krakatau meletus, ada tsunami, airnya sampai Monas loh
Ahok klaim reklamasi pulau bisa ciptakan habitat baru bagi hewan
Pulang dari Rotterdam, Ahok ngiler ingin bangun Port of Jakarta
Pulang dari Rotterdam, Ahok pede Port of Jakarta buat Jokowi senang
Bertemu Ahok, Korsel tawarkan kerja sama bikin tanggul laut raksasa
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
-
Kapan Ganjar Pranowo mengomentari proyek Giant Sea Wall Prabowo? Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi santai keinginan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto untuk menggenjot proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa di kawasan Pantai Utara atau Pantura Jawa.
-
Kenapa Ganjar Pranowo mendukung proyek Giant Sea Wall Prabowo? Di satu sisi, Ganjar mengatakan, pembangunan tanggul raksasa itu penting menjaga ketahanan dari air laut.
-
Kapan Danau Tasikardi dibangun? Dibangun pada abad ke-16, Danau Tasikardi di Banten sudah memiliki teknologi pemurnian air yang mumpuni.
-
Bagaimana Ganjar Pranowo menanggapi proyek Giant Sea Wall Prabowo? "Oiya saya kira ide bagus ya, Pak Prabowo yang menyampaikan? Kayak memang dia satu guru dengan saya," kata Ganjar usai menginap di rumah warga Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1).
-
Siapa yang terlibat dalam mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023).