Terungkap, Ini Motif Penusukan Imam Musala di Kedoya Jakarta Barat
Pelaku penusukan sebelumnya ditangkap polisi pada Kamis (23/5) malam.
Pelaku penusukan sebelumnya ditangkap polisi pada Kamis (23/5) malam.
- Sadis, Penusuk Imam Musala di Kedoya Jakbar hingga Tewas Sudah Dua Tahun Rencanakan Aksinya
- Begini Cara Pelaku Penusukan Imam Musala di Kedoya Hilangkan Jejak dari Kejaran Polisi
- Polisi Kantongi Pelaku Penusukan Imam Musala saat Wudu Salat Subuh di Kedoya Jakbar
- Seorang Imam di AS Ditembak Mati di Depan Masjid, Pelaku Masih Buron
Terungkap, Ini Motif Penusukan Imam Musala di Kedoya Jakarta Barat
Polisi menangkap Muhammad Galang Sadewa alias MGS (25), pelaku penusukan imam musala berinisial MS (71).
Pelaku penusukan ditangkap polisi pada Kamis (23/5) malam.
Motif Penusukan
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi mengatakan, motif pelaku melakukan aksi tersebut karena dendam dengan korban.
"Terkait dengan motif ini kita sudah melakukan serangkaian pendalaman terhadap pelaku. Jadi berdasarkan pengakuan pelaku, pelaku menaruh dendam terhadap korban MS, ketika pelaku menyukai salah satu cucu korban yang bernama A," kata Syahduddi kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (24/5).
Pelaku dan Cucu Korban Satu Tempat Kerja
Rasa suka ini timbul ketika terduga pelaku bekerja menjadi sebagai satpam di Pasar Kedoya, pada dua tahun lalu. Cucu korban juga bekerja sebagai pegawai toko emas di lokasi yang sama.
Pelaku Sakit Hati Disambut Tak Baik dengan Korban
Dari rasa sukanya itu, kemudian pelaku tersebut langsung memberanikam diri dan menyambangi rumah A yang memang tinggal bersama korban. Namun pengakuan Pelaku saat itu mendapat sambutan kurang berkenan dari korban.
"Dalam kegiatan bertamunya, pelaku mendapatkan sambutan atau perlakuan yang kurang baik menurut pelaku atau terkesan merendahkan pelaku. Sehingga, pelaku merasa sakit hati dan berencana melakukan aksi pembunuhan tersebut," ujar Syahduddi.
Penusukan Dirancang Dua Tahun
Rencana penusukan itu dilakukan sejak peristiwa tersebut atau dua tahun lalu. Alasannya, pelaku beranggapan orang sekitar rumah korban sudah tidak mengenali wajahnya.
"Dan perlu diketahui juga bahwa niat untuk melakukan pembunuhan sebenarnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, namun dilaksanakan pada saat ini dengan alasan supaya orang-orang sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku," kata Syahduddi.
Tidak Ada Unsur SARA
Syahduddi memastikan terungkapnya motif penusukan dilakukan pelaku sehingga tidak ada unur SARA atas kejadian tersebut.
"Dengan adanya motif ini dapat kita sampaikan bahwa terjawab bahwa motif pembunuhan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan unsur SARA. Murni kepada urusan pribadi itu dendam pelaku terhadap korban," pungkasnya.