24 Tahun Berlalu, Ini Kisah Pembunuhan Wartawan Udin yang Masih Jadi Misteri
Di Yogyakarta, ada seorang wartawan bernama Udin yang dibunuh pada Agustus 1996 silam. Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Udin itu memang dikenal kritis kepada pemerintah. Hingga saat ini, siapa pelaku pembunuhan terhadap pekerja pers itu dan motif pembunuhannya masih jadi misteri.
Setiap 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Seiring waktu, dunia pers Indonesia terus berkembang mengikuti zaman yang terus berubah. Meski begitu, tetap saja peristiwa kelam yang belum tertuntaskan hingga kini tak bisa dilupakan.
Dalam perkembangannya, dunia pers Indonesia pernah menorehkan tinta kelam di mana beberapa wartawan terbunuh dalam menjalankan tugas. Di Yogyakarta, ada seorang wartawan bernama Fuad Muhammad Syarifuddin yang dibunuh pada 16 Agustus 1996.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Melansir dari merdeka.com, semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Udin itu memang dikenal kritis dalam setiap tulisannya terkait kekuasaan Orde Baru dan militer. Tulisan yang dinilai cukup menyengat di antaranya berjudul “3 Kolonel Ramaikan Bursa Calon Bupati Bantul”, “Soal Pencalonan Bupati Bantul: banyak ‘Invisivle Hand’ Pengaruhi Pencalonan”, serta “Isak Tangis Warnai Pengosongan Parangtritis”.
Hingga puncaknya, pukul 16.50 WIB pada suatu hari bulan Agustus 1996 silam, ia dianiaya oleh orang tak dikenal di sekitar rumahnya. Hal inilah yang membuatnya menderita gegar otak dan mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bethesda.
Lalu bagaimana pihak kepolisian mengungkap kasus ini? Mengapa kasus pembunuhan ini tidak pernah terungkap hingga kini? Berikut selengkapnya:
Kejadian Janggal Sebelum Kematian Udin
©istimewa
Melansir dari merdeka.com, banyak kejadian aneh dan ganjil sebelum kematian Udin pada 16 Agustus 1996 silam. Pernah pada suatu malam, Udin menemui seorang tamu yang mengaku sebagai Kaur Pemerintahan Desa Wirokerten Bantul dan ingin menemui Udin untuk urusan tanah.
Dua tamu itu adalah Hatta Sunanto, anggota DPRD Bantul dan seorang calo tanah bernama Suwandi. Namun setelah pertemuan dengan kedua tamu itu, Udin jadi terlihat gelisah di kantor. Setiap selesai menulis berita, dia bergegas pulang ke Bantul dengan motor pribadinya.
Tak hanya itu, salah satu tetangga Udin yang berada di warung bakmi bernama Nyonya Ponikem sering melihat beberapa laki-laki yang dicurigai mendatangi rumah Udin.
Pengakuan Palsu
©2013 Merdeka.com
Selain itu, ada pihak-pihak tertentu yang berupaya mengalihkan kasus kematian Udin. Seorang perempuan bernama Tri Sumaryani mengaku ditawari sejumlah uang sebagai imbalan jika mau membuat pengakuan kalau Udin melakukan hubungan gelap dengannya. Lalu perempuan itu disuruh mengaku bahwa Udin dibunuh suaminya dengan alasan telah terjadi perselingkuhan.
Lalu ada pula Dwi Sumaji alias Iwik, seorang sopir perusahaan iklan, yang mengaku dikorbankan polisi untuk membuat pengakuan bahwa ia telah membunuh Udin. Namun di depan pengadilan pada 5 Agustus 1997, Iwik mengatakan bahwa dirinya dikorbankan untuk bisnis politik dan melindungi mafia politik.
Penyusutan Terhadap Kasus Udin
©2014 Merdeka.com
Udin meninggal dunia di RS Bethesda pada Jumat, 16 Agustus 1996 setelah tiga hari berjuang melawan maut tanpa pernah sadarkan diri. Setelah pemakamannya yang bertepatan dengan HUT RI ke-51, beberapa pejabat seperti Sri Sultan HB X, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng-DIY, dan sejumlah pejabat meminta kasus Udin diusut tuntas.
Namun pada 23 Agustus 1996, Kapolres Bantul saat itu, Letkol Pol Ade Subardan mengatakan bahwa tidak ada dalang dalam kasus kematian Udin meskipun belum tertangkap. Dia juga mengatakan akan menangkap pelaku pembunuhan Udin dalam waktu tiga hari dari tanggal tersebut.
Namun hingga kini, siapa dalang dan pelaku pembunuhan Udin belum juga terungkap. Bahkan lembaga peradilan pun juga tak mampu menjadikan kasus pembunuhan pekerja pers itu menjadi terang benderang.