8 Ribu Orang Jalan Bergandengan Tangan Keliling Gunung Tidar, Ini Makna Filosofisnya
Pada Hari Selasa (15/3), sekitar 8.000 orang bergandengan tangan mengelilingi Gunung Tidar. Kepala Satpol PP Provinsi Jateng, Budi Santoso mengatakan, acara itu merupakan bentuk dari ekspresi dari sebuah filosofi “Dari Tidar Pakunya Tanah Jawa untuk Indonesia”.
Pada Hari Selasa (15/3), sekitar 8.000 orang bergandengan tangan mengelilingi Gunung Tidar. Acara itu digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Satpol PP, Satlinmas, dan Pemadam Kebakaran tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023.
Ribuan orang ikut mengelilingi Gunung Tidar sepanjang 7,8 kilometer. Tak hanya Satpol PP, berbagai elemen lain terlibat di antaranya Satlinmas, Damkar, TNI, Polri, pelajar, dan masyarakat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kepala Satpol PP Provinsi Jateng, Budi Santoso mengatakan, acara itu merupakan bentuk dari ekspresi dari sebuah filosofi “Dari Tidar Pakunya Tanah Jawa untuk Indonesia”. Filosofi itu mengandung arti bahwa Satpol PP, satlinmas, dan damkar bersama TNI/Polri serta masyarakat siap menjaga NKRI dan melayani masyarakat dengan hati.
Berikut selengkapnya:
Angkat Kembali Legenda Perjuangan
©Pegawaijalanan.com
Menurut Budi, acara itu berusaha mengangkat kembali sejarah dan legenda perjuangan yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal. Di dalamnya ada nilai-nilai yang harus dilestarikan seperti harmonisasi, ketertiban umum, ketenteraman masyarakat, dan perlindungan masyarakat antara laku spiritual.
“Monumentalnya ada di puncak Gunung Tidar. Di sana ada makom Semar dan makom Kiai Subakir. Simbolisasi tersebut kami kolaborasikan antara anggota Satpol PP, satlinmas, damkar, TNI, Polri, pelajar, dan masyarakat yang saling bergandengan tangan mengelilingi Gunung Tidar,” kata Budi.
Harus Kolaborasi
Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengatakan bahwa satpol PP, satlinmas, dan damkar adalah bagian yang penting dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kita harus kolaborasi. Jadi bergandengan tangan ini adalah bentuk kerja sama, guyub, dan gotong royong, yang ini merupakan sikap masyarakat Jateng,” kata Sumarno.
Ia menambahkan, kegiatan itu dilakukan di Gunung Tidar karena tempat itu dianggap sebagai pakunya tanah Jawa. Ia menjelaskan sifat dari paku tanah Jawa adalah penyeimbang, sehingga diharapkan Satpol PP, satlinmas, dan damkar mengambil peran sebagai penyeimbang di tengah masyarakat.