9 Februari: Peringati Hari Pers Nasional, Ketahui Sejarah dan Tantangan Masa Kini
Baru pada tahun 1990, tepatnya pada 9 Februari, pertama kali dirayakan peringatan pentingnya wartawan dan pers dalam menjaga kebebasan berpendapat di Indonesia. Peringatan ini semakin diperkuat setelah dibentuk Undang-Undang Pers pada tahun 1999.
Pers atau jurnalisme memang memiliki peranan penting di masyarakat. Dengan pers, masyarakat bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Bukan hanya itu, pers juga berperan penting sebagai wakil rakyat dalam mengawasi setiap kinerja dan kebijakan pemerintah.
Meski begitu, perjalanan pers di Indonesia menemui banyak kendala, terutama saat masa orde baru. Di mana kebebasan pers di bawah kendali pemerintah. Di mana, informasi-informasi yang diberikan seragam dan tidak transparan. Bahkan, beberapa media mengalami pemberedelan karena kendali tersebut.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Baru pada tahun 1990, tepatnya pada 9 Februari, pertama kali dirayakan peringatan pentingnya wartawan dan pers dalam menjaga kebebasan berpendapat di Indonesia. Peringatan ini semakin diperkuat setelah dibentuk Undang-Undang Pers pada tahun 1999.
Hingga kini, 9 Februari menjadi Hari Pers Nasional yang diperingati setiap tahun. Tepat pada perayaan ini, maka penting bagi masyarakat Indonesia untuk memahami bagaimana sejarah Hari Pers Nasional, apa saja tujuannya, berbagai fakta menarik tentang pers di Indonesia.
Bukan hanya itu, terdapat pula beberapa tantangan masa kini yang dihadapi oleh wartawan dalam menegakkan kebebasan pers di era modern. Berikut kami merangkum informasi lengkapnya, bisa Anda simak.
Sejarah dan Tujuan Hari Pers Nasional
Hari Pers Nasional di Indonesia pertama kali dirayakan pada 9 Februari 1990. Peringatan ini dimaksudkan untuk memperingati pentingnya wartawan dan pers dalam menjaga kebebasan berpendapat dan memastikan informasi yang akurat dan objektif disampaikan ke masyarakat.
Peringatan ini semakin dikukuhkan dengan dibentuknya Undang-Undang Pers Tahun 1999 yang menjamin hak-hak dan kebebasan pers di Indonesia. Hingga kini, Hari Pers Nasional 9 Februari masih menjadi peringatan rutin setiap tahun.
Tujuan peringatan Hari Pers Nasional untuk mengenang perjuangan jurnalistik selama masa Revolusi Nasional dan memperingati peran penting pers dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membentuk opini publik di Indonesia.
Bukan hanya itu, terdapat beberapa tujuan lain dari peringatan Hari Pers Nasional yang tak kalah penting, meliputi:
- Menghormati dan mengapresiasi jasa wartawan dan pers dalam memenuhi tugasnya sebagai pelayan masyarakat dan pemantau pemerintah.
- Meneguhkan komitmen terhadap kebebasan pers dan hak-hak wartawan untuk bekerja tanpa tekanan dan intervensi.
- Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya informasi yang akurat dan objektif bagi pembangunan dan pembuatan kebijakan publik.
- Mempromosikan profesionalisme dan etika dalam praktik jurnalistik.
- Memperkuat kerjasama antar media dan organisasi pers dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
- Mengingatkan pemerintah dan aparat keamanan agar menghormati hak-hak dan kebebasan pers sesuai dengan Undang-Undang Pers dan konstitusi negara.
- Mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas media dan jurnalis dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Fakta Menarik Pers di Indonesia
Setelah mengetahui sejarah 9 Februari yang ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional, berikutnya akan dijelaskan berbagai fakta menarik tentang pers di Indonesia. Seperti disebutkan, perjalanan kebebasan pers di Indonesia cukup panjang dan melewati berbagai intervensi dan tekanan.
Berikut beberapa fakta menarik tentang pers di Indonesia yang perlu Anda ketahui:
- Sejarah pers di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda dengan terbitnya surat kabar pertama "De Indische Courant" pada tahun 1744.
- Pers di Indonesia memainkan peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membentuk opini publik sejak masa Revolusi Nasional.
- Indonesia memiliki jumlah media dan jurnalis yang cukup besar, tetapi masih terdapat tantangan dalam hal kebebasan pers dan profesionalisme jurnalistik.
- Pembentukan Undang-Undang Pers pada tahun 1999 memberikan dasar hukum bagi perlindungan hak-hak dan kebebasan pers di Indonesia.
- Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi dan media sosial mempengaruhi cara masyarakat mengakses dan berbagi informasi.
- Indonesia memiliki beberapa media massa terkemuka seperti Kompas, Tempo, dan Detik.com yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi kebijakan publik.
- Organisasi pers seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Alliance of Independent Journalists (AJI) berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak dan kebebasan pers serta meningkatkan profesionalisme jurnalistik.
Tantangan Pers Indonesia di Masa Kini
Meskipun kebebasan pers di Indonesia telah dijamin oleh Undang-Undang Pers Tahun 1999, namun bukan berarti tidak ada lagi masalah yang dihadapi oleh para wartawan masa kini. Bahkan terdapat berbagai tantangan yang masih menjadi masalah dalam kerja pers di Indonesia.
Tentu, tantangan ini bukan hanya tanggung jawab media dan wartawan, namun juga perlu dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan pers yang merdeka, adil, dan transparan. Berikut beberapa tantangan kerja bagi pers di Indonesia saat ini:
- Intimidasi dan ancaman terhadap wartawan dan media: Beberapa kasus intimidasi, penyerangan, dan pembatasan terhadap wartawan dan media telah terjadi, membatasi kebebasan pers dan membahayakan keselamatan para jurnalis.
- Kebebasan pers yang terbatas: Meskipun ada undang-undang yang melindungi kebebasan pers, praktiknya masih terdapat pembatasan dan intervensi dari pemerintah dan aparat keamanan.
- Profesionalisme jurnalistik yang rendah: Terdapat kritik tentang kualitas jurnalistik dan etika media, termasuk berita yang tidak objektif dan tidak memenuhi standar profesional.
- Pendanaan media yang terbatas: Banyak media di Indonesia bergantung pada sumber pendanaan dari pemerintah dan sponsor, yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas media.
- Keberlanjutan industri media: Ada perubahan besar dalam industri media, termasuk munculnya media baru dan pengaruh media sosial, yang mempengaruhi model bisnis dan keberlanjutan media tradisional.
- Politisasi berita: Berita dan informasi sering dipolitisasi dan tidak objektif, yang mempengaruhi integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap media.
- Diskriminasi gender dan rasial: Beberapa jurnalis perempuan dan minoritas etnis masih mengalami diskriminasi dan kurangnya kesempatan dalam kerja jurnalistik.