Apakah Boleh Tidur Setelah Kerokan? Ini Penjelasannya
Penting untuk mengetahui penjelasan ilmiah tentang pertanyaan apakah boleh tidur setelah kerokan.
Apakah boleh tidur setelah kerokan? Pertanyaan in seringkali terlintas bagi beberapa orang. Kerokan menjadi cara tradisional yang sering dilakukan untuk mengatasi kondisi masuk angin. Dengan mengoleskan minyak angin di permukaan kulit, kemudian menggosoknya dengan uang logam atau alat lempeng sejenisnya, dipercaya dapat mengurangi gejala masuk angin.
Dalam praktik ini, sering kali muncul pertanyaan, apakah boleh tidur setelah kerokan. Di mana banyak anggapan yang menyebutkan untuk tidak tidur setelah kerokan karena bisa menyebabkan kondisi yang tidak baik.
-
Kapan tidur setelah sholat subuh dilarang? Seperti disebutkan, umat muslim dianjurkan untuk tidak tidur di waktu subuh, termasuk tidur setelah sholat subuh.
-
Kenapa tidur setelah sholat subuh dilarang? Dalam hal ini, tidur setelah sholat subuh hukumnya makhruh, karena subuh adalah waktu Allah membagikan rezeki pada hamba-Nya.
-
Kenapa tidur setelah sahur bisa ganggu siklus tidur? Tidur setelah sahur dapat mengganggu siklus tidur alami Anda. Tidur segera setelah makan dapat mempengaruhi kualitas tidur Anda secara keseluruhan. Anda mungkin akan merasa lebih lelah atau tidak segar saat bangun karena tubuh Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan secara optimal.
-
Kenapa susah tidur setelah begadang? Saat pekerjaan sudah selesai, kok malah jadi sulit untuk mengembalikan jam tidur normal lagi ya? Jam tidur yang berantakan jelas bukan hal yang baik karena bisa mempengaruhi tingkat fokus saat bekerja di pagi hari, gampang ngantuk, dan juga mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh karena jam tidur yang kurang.
-
Kapan sebaiknya tidak langsung tidur setelah sahur? Untuk mencegah penyakit asam lambung, disarankan untuk tidak tidur langsung setelah sahur dan memberi jeda waktu minimal 2-3 jam sebelum tidur.
-
Kenapa tidur setelah sahur bisa memicu masalah pencernaan? Dengan perut yang justru harus bekerja keras mencerna makanan setelah makan sahur, tubuh kita ditempatkan dalam posisi yang kurang ideal jika kita langsung memilih untuk tidur. Hal ini mengakibatkan metabolisme menjadi lamban, yang berpotensi meningkatkan berat badan, memicu sembelit, dan memperburuk kualitas tidur.
Berikut, kami rangkum apakah boleh tidur setelah kerokan dan penjelasan lainnya, perlu diketahui.
Apakah Boleh Tidur Setelah Kerokan?
Pertama, akan dijelaskan apakah boleh tidur setelah kerokan. Tidur setelah kerokan tidak dilarang secara langsung, namun perlu dipertimbangkan beberapa faktor kesehatan.
Kerokan adalah metode pengobatan tradisional yang melibatkan gosokan pada kulit menggunakan minyak atau balsem dengan benda tumpul, seperti koin, untuk meningkatkan sirkulasi darah.
Setelah kerokan, kulit menjadi lebih sensitif dan pembuluh darah melebar, yang menyebabkan aliran darah meningkat di area tersebut. Tidur setelah kerokan dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap perubahan suhu, terutama jika berada di ruangan ber-AC atau terkena angin. Hal ini bisa menyebabkan tubuh merasa kedinginan atau tidak nyaman.
Secara ilmiah, tidak ada bukti medis yang secara khusus melarang tidur setelah kerokan. Namun, karena kerokan menyebabkan peningkatan sirkulasi darah dan pelepasan histamin, beberapa orang mungkin merasa lebih baik beristirahat terlebih dahulu dalam kondisi hangat dan nyaman sebelum tidur.
- Ketahui Penyebab Mimpi Buruk dan Gangguan Tidur untuk Tidur yang Lebih Berkualitas
- Bahaya Tidur Miring ke Kiri bagi Kesehatan, Simak Penjelasan Medisnya
- Apakah Kerokan di Dada Aman Dilakukan, Ketahui Pandangan Medisnya
- 5 Kebiasaan Tidur yang Bisa Buat Awet Muda, Penting Dilakukan untuk Cegah Penuaan Dini
Tidur dalam keadaan tubuh sedang mengalami peningkatan sirkulasi bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi beberapa orang, terutama jika terdapat ketidakcocokan suhu lingkungan. Sebaiknya, jika ingin tidur setelah kerokan, pastikan kondisi lingkungan tetap hangat dan tubuh merasa nyaman.
Masuk Angin dalam Dunia Medis dan Penyebabnya
Setelah dijelaskan apakah boleh tidur setelah kerokan, berikutnya dijelaskan kondisi masuk angin dan penyebabnya. Masuk angin adalah istilah yang sering digunakan dalam budaya Indonesia untuk menggambarkan kondisi tubuh yang tidak nyaman, seperti meriang, pusing, kembung, mual, hingga pegal-pegal.
Meskipun tidak dikenal dalam istilah medis modern, masuk angin dianggap sebagai kumpulan gejala yang bisa muncul akibat perubahan suhu tubuh atau paparan angin, terutama angin dingin. Banyak orang percaya bahwa masuk angin terjadi ketika tubuh terkena angin dalam waktu lama, terutama saat kondisi tubuh sedang lemah atau sistem kekebalan tubuh menurun.
Penyebab masuk angin sering dikaitkan dengan berbagai faktor seperti paparan udara dingin atau angin secara langsung, kurangnya istirahat, kelelahan, stres, atau gangguan pencernaan akibat pola makan yang tidak teratur. Dalam beberapa kasus, gejala yang disebut masuk angin bisa saja merupakan manifestasi dari kondisi medis yang lebih jelas, seperti infeksi saluran pernapasan atas (flu atau pilek), gangguan pencernaan, atau masalah peredaran darah.
Meskipun banyak orang merasakan perbaikan setelah melakukan pengobatan tradisional seperti kerokan, pijat, atau minum ramuan herbal, penting juga untuk memperhatikan kondisi kesehatan secara keseluruhan dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika gejala berlanjut atau memburuk.
Cara Mengobati Masuk Angin
Setelah mengetahui penjelasan apakah boleh tidur setelah kerokan, selanjutnya perlu diketahui bagaimana cara mengobati masuk angin yang efektif, sebagai berikut:
- Istirahat yang Cukup: Istirahat yang cukup sangat penting untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah akibat masuk angin. Dengan beristirahat, tubuh memiliki waktu untuk memulihkan diri, memperkuat sistem kekebalan, dan melawan infeksi yang mungkin menjadi penyebab masuk angin. Tidur yang cukup, yaitu sekitar 7-8 jam per malam, dapat membantu mempercepat proses pemulihan.
- Mengenakan Pakaian Hangat: Mengenakan pakaian hangat dapat membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil, terutama jika berada di lingkungan yang dingin atau berangin. Menghindari paparan langsung angin dan menjaga tubuh tetap hangat membantu mencegah kondisi semakin memburuk. Disarankan menggunakan jaket, syal, atau selimut tambahan saat merasa kedinginan.
- Mencukupi Asupan Cairan: Minum banyak cairan, seperti air putih, teh hangat, atau sup, membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan memperlancar metabolisme. Cairan juga membantu mengencerkan lendir jika ada gejala pilek atau batuk yang menyertai masuk angin, sehingga tubuh dapat membuang toksin dengan lebih efektif.
- Mengonsumsi Makanan dan Minuman Hangat: Mengonsumsi makanan dan minuman hangat seperti sup, teh jahe, atau air lemon hangat dapat membantu menghangatkan tubuh dari dalam dan meredakan gejala masuk angin. Makanan hangat juga membantu melancarkan peredaran darah dan membuat tubuh merasa lebih nyaman.
- Mengonsumsi Obat: Jika gejala masuk angin cukup parah atau mengganggu, mengonsumsi obat yang sesuai, seperti obat penghilang rasa sakit, dekongestan, atau obat anti-inflamasi, bisa membantu meredakan gejala. Namun, penting untuk mengonsultasikan kepada dokter atau apoteker terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat, terutama jika memiliki kondisi kesehatan lain atau sedang mengonsumsi obat lain.
- Menggunakan Minyak Aroma Terapi: Minyak aroma terapi seperti minyak kayu putih, minyak peppermint, atau minyak lavender dapat digunakan untuk membantu meredakan gejala masuk angin. Mengoleskan minyak tersebut pada bagian tubuh tertentu, seperti dada, leher, dan punggung, atau menggunakannya dalam diffuser dapat memberikan efek relaksasi, menghangatkan tubuh, dan membantu melancarkan pernapasan.
Posisi Tidur yang Dianjurkan Saat Masuk Angin
Setelah menyimak penjelasan apakah boleh tidur setelah kerokan, terakhir dijelaskan posisi tidur yang dianjurkan saat masuk angin, sebagai berikut:
- Memposisikan Kepala Lebih Tinggi:
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dapat membantu mengurangi rasa sesak atau hidung tersumbat yang sering menyertai masuk angin. Menggunakan bantal tambahan untuk menopang kepala akan membantu memperlancar pernapasan dan mencegah lendir terkumpul di saluran pernapasan.
Posisi ini juga bermanfaat untuk mengurangi tekanan pada perut, sehingga dapat membantu mengatasi gejala mual atau gangguan pencernaan yang mungkin terjadi.
2.Tidur Miring ke Kiri:
Tidur miring ke kiri bisa membantu memperlancar aliran darah dan memperbaiki fungsi organ pencernaan, terutama jika masuk angin disertai dengan gejala kembung atau perut tidak nyaman.
Posisi ini membantu gravitasi untuk memperlancar pergerakan gas dalam usus, sehingga mengurangi perasaan kembung atau begah. Selain itu, posisi tidur miring ke kiri juga dianggap baik untuk kesehatan jantung dan dapat membantu tubuh lebih rileks.
3.Tidur dengan Posisi Miring dan Kepala Lebih Tinggi:
Menggabungkan posisi tidur miring dengan kepala lebih tinggi dapat memberikan manfaat ganda, terutama bagi yang mengalami gejala masuk angin seperti sesak napas, batuk, atau masalah pencernaan.
Tidur dalam posisi ini membantu menjaga saluran napas tetap terbuka, melancarkan pernapasan, serta memperlancar pencernaan. Selain itu, posisi ini juga mengurangi risiko refluks asam lambung yang sering terjadi saat tubuh dalam posisi datar.