Balas Dendam pada Dukun Palsu, Pria Kulon Progo Ini Nekat Cetak Uang Palsu
Banyak hal di dunia ini yang bisa dipalsukan. Itulah yang diyakini betul oleh pria asal Kapanewonan Samigaluh, Kulonprogo berinisial A (30). Merasa dirugikan karena ditipu oleh seorang dukun palsu, maka ia kemudian mencetak uang palsu untuk membalas dendamnya.
Pepatah bijak mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan kepalsuan. Banyak hal di dunia ini yang bisa dipalsukan.
Itulah yang kiranya diyakini oleh pria asal Kapanewonan Samigaluh, Kulonprogo berinisial A (30). Merasa dirugikan karena ditipu oleh seorang dukun palsu, maka ia kemudian mencetak uang palsu untuk membalas dendam.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Cerita itu berawal pada tanggal 20 Oktober 2020 saat A ditipu oleh seorang pria asal Padang yang tinggal di Klaten bernama Erwin (30). Lelaki yang ia kenal di sebuah warung soto miliknya itu berjanji akan menggandakan uang yang ia punya.
Atas iming-iming itulah A mentransfer uang kepada Erwin sebanyak Rp14 juta. Namun sayangnya, iming-iming itu hanya tipu daya Erwin belaka. Apa yang kemudian terjadi? Berikut selengkapnya:
Balas Dendam
merdeka.com/arie basuki
Tak butuh waktu lama setelah A mentransfer uang, Erwin langsung memberinya uang sebesar Rp 30 juta. Usai menyerahkan bingkisan uang tersebut, Erwin langsung menghilang dan tak tahu rimbanya. Bahkan A tidak bisa menghubungi Erwin lagi karena nomornya telah diblokir.
Merasa curiga, A lantas membuka bungkusan plastik berisi uang itu. Ternyata, bungkusan itu hanya berisi uang mainan. Dari peristiwa itu, timbul dendam ingin membalas aksi yang dilakukan Erwin. Oleh karena itu, A melakukan hal serupa yaitu mencetak uang palsu.
Setelah itu, A berusaha mencari keberadaan Erwin di Klaten. Agar leluasa, A mengontrak sebuah rumah di Kapanewonan Semin. Sembari mencari Erwin, A belajar membuat uang palsu dari tayangan YouTube.
“Saya cetak uang palsu untuk menutupi tumpukan uang mainan yang mau saya serahkan ke Erwin. Uang palsu itu saya taruh di pinggir atau tumpukan paling atas sehingga kelihatan seperti uang asli,” kata A dikutip dari Liputan6.com pada Jum’at (15/1).
Digrebek Polisi
©2013 Merdeka.com/M. Luthfi Rahman
Namun sebelum bertemu Erwin, A sudah terlanjur digrebek polisi. Polisi berhasil mengamankan A karena mendapat laporan dari tetangga tempat A tinggal. Para tetangga curiga dengan aktivitas A yang sudah tinggal di rumah kontrakannya selama dua bulan.
Polisi menjelaskan, para tetangga itu curiga karena A tidak pernah terlihat bekerja dan jarang berkumpul pula dengan warga lain. Namun setiap malam tetangganya mendengar ada bunyi printer dari kamar A.
Dari penggrebekan itu, polisi berhasil mengamankan SIM A palsu, KTP palsu, uang mainan sebanyak 300 lembar, 44 lembar uang palsu, dan sebuah printer. Dari pemeriksaan sementara, Erwin mengaku uang palsu itu akan diberikan ke Erwin karena telah menipunya. A membantah uang itu akan digunakan sebagai alat pembayaran atau diedarkan.
Masih dalam Penyelidikan
©2021 Liputan6.com
Polisi sendiri hingga kini masih melakukan penyelidikan termasuk motif mengontrak rumah di Semin. Untuk sementara, pelaku memang melakukan aksinya sendiri dan uang itu belum pernah digunakan untuk bertransaksi.
Tak hanya itu, motif pelaku untuk memalsukan identitas baik SIM maupun KTP masih pula diselidiki. Walau begitu, pihak kepolisian masih fokus dengan kasus uang palsu dari tersangka.
“Kalau tinggal di Semin itu alasannya ingin belajar ngaji. Tetapi di sana bukan lingkungan pondok pesantren,” jelas Kapolsek Semin, AKP Arif Heriyanto dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (15/1).